Inti dari cara disukai orang dan memiliki banyak teman sebenarnya simpel: always behave. Mau punya tampang oke atau segudang prestasi, kalau kamu gak bisa menjaga perilaku di hadapan orang lain, itu semua percuma.
Kalau selama ini kamu sulit membangun hubungan sehat di tempat kerja, kampus, atau sekolahmu; kalau kamu susah akur sama saudara di rumah dan bahkan sering bikin ribut di luar rumah, tanya deh ke dirimu sendiri: kira-kira apa biang masalahnya?
Jangan-jangan selama ini masalahnya adalah dirimu sendiri. Sadar atau nggak, jangan-jangan kamu lah yang suka bikin orang lain kesal. Komentarmu selalu annoying bagi yang dengerin. Tapi tenang, seperti titah bahwa sesudah kesulitan selalu ada kemudahan — selalu ada kesempatan untuk memperbaiki keadaan!
ADVERTISEMENTS
1. Sesekali cobalah untuk diam dalam berbagai kesempatan. Hidup bukan cuma tentang kamu, orang-orang pun tak begitu peduli pada ceritamu
Daripada sibuk berkomentar, sesekali cobalah untuk diam. Jagalah kata-kata dan ucapan yang keluar dari mulutmu. Walau lidah terasa gatal, jangan sebutkan semua hal yang melintas di kepala. Sesungguhnya ada fakta nyata yang harus kamu terima: Gak semua orang di sekitarmu pengen dengar semua hal yang kamu pikirkan.
Berusahalah menyensor perkataanmu. Ini berlaku tidak cuma di dunia nyata, tapi juga di dunia maya: seperti Facebook, Twitter, Path, dan media-media sosial lainnya. .
Keberadaan media sosial dan kebebasan berpendapat macam ini sering jadi blunder. Tidak jarang kamu merasa seluruh sisi hidupmu bisa dibagikan, bisa juga menciptakan stigma bahwa segala hal yang terjadi di sekeliling dan masalahmu perlu dikaitkan. Dampaknya kamu jadi mudah mengeluh, mudah menghubungkan segala hal yang terjadi di sekeliling dengan masalahmu, sampai membuatmu jadi orang yang haus perhatian.
Dengan lebih banyak diam kamu akan sadar bahwa hidup tidak hanya berputar pada poros masalahmu. Ada hal-hal lain yang jauh lebih penting dari itu.
ADVERTISEMENTS
2. Karena tidak ada orang yang sempurna, sebenarnya kamu pun tak punya hak untuk mengomentari mereka
Sebelum kamu mencari-cari kekurangan dan kesalahan orang lain kayak juri kontes bakat, mending kamu ambil kaca yang besar buat lihat diri kamu dulu. Persis seperti kamu, gak ada di dunia ini orang yang sempurna. Kalau kamu masih suka lupa taruh kunci di mana, masih belum secantik Dian Sastro, dan belum sepintar Maudy Ayunda yang bisa kuliah di Oxford — tutup mulutmu rapat-rapat. Kamu tidak (akan) punya hak untuk mengomentari orang lain.
ADVERTISEMENTS
3. Jadilah orang yang apa adanya. Rasa suka dan tidak suka harus langsung kamu ungkapkan di depan orangnya
Nggak usah nyindir atau nyinyir, please. Kalau kamu memang nggak suka sama sesuatu, bilang dengan sopan dan terus terang. Ini adalah cara yang paling adil karena dengan begitu, kamu bisa memberikan kesempatan ke orang yang kamu kritik untuk mengutarakan permasalahan dari sisinya. Jangan menyindir karena itu bisa bikin orang yang kamu sindir sakit hati. Dia juga bisa kok, cukup dewasa untuk mendengarkan unek-unekmu.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau memang sedang tidak bisa memberikan senyuman manis ya jangan dipaksa. Be real.
Senyum yang dipaksakan gak akan membuat kamu terlihat manis. Suara yang dibikin-bikin sok halus gak akan bikin orang lain terpesona. Be real. Gak ada yang suka sama orang yang berpura-pura, apalagi kalau pura-puranya kelihatan banget. Jadi aja dirimu yang sebenarnya. Jangan dibuat-buat.
ADVERTISEMENTS
5. Semua perlakuan tidak menyenangkanmu pasti punya motivasi. Temukan itu agar kamu bisa segera berbenah diri
Kenapa sih kamu begitu mudah bersikap nggak toleran? Apa motivasi kamu untuk selalu mempertanyakan hal-hal remeh, atau sedikit-sedikit mengkritik orang lain di depan umum? Memangnya perlu banget ya mencak-mencak di restoran hanya karena pelayannya lupa mengucapkan selamat datang? Perlu banget bilang kalau baju teman kerja kamu bikin badannya terlihat tambah besar?
Tanyakan dirimu sendiri:Â motivasi kamu berbuat begitu sebenarnya apa?
Kamu ingin merasa dihormati? Kamu ingin diakui sebagai orang yang lebih pintar? Kalau iya, berarti masalahnya ada di kamu yang kurang pede, bukan di orang-orang sekitar kamu!
ADVERTISEMENTS
6. Minta orang-orang terdekatmu mendampingi. Dengan begini selalu ada orang yang mengingatkan saat kamu hendak keluar jalur
Jika kamu sudah mengakui bahwa kamu sedikit brengsek dan punya kesulitan besar memelihara sebuah hubungan, itu sendiri adalah hal yang bagus. Selanjutnya, kamu harus minta bantuan. Bicara pada teman dan keluarga minta pendapat mereka tentang dirimu. Tanya bagaimana bisa mereka mau berteman denganmu Minta saran agar kamu bisa menjadi lebih baik dihadapan mereka.
7. Carilah orang yang bisa jadi panutan dan dimintai masukan
Cari orang kamu kagumi kepribadiannya lalu jadikan dia panutan. Panutan bisa jadi orang yang kamu kenal, tokoh, seleb atau super-hero favorit kamu. Sudah saatnya kamu ganti attitude.
8. Bahagiakan hatimu lewat berbagai kegiatan positif. Jika dirimu sudah bahagia, perlakuanmu ke orang lain juga akan menyenangkan
Rasa frustasi, kekecewaan dan ketidakpuasan menyebabkan kamu jadi brengsek. Buang jauh-jauh hal negatif itu dengan melakukan hal yang bikin kamu senyum, senang dan positif. Ketika kamu menjadi postiif, ‘si brengsek’ tadi makin jauh dari kamu.
9. Langkah selanjutnya, coba jadi orang yang tidak cepat puas diri dan tahu malu
Bukan hanya malu kalau berbuat salah, tapi juga malu ketika kamu menerima pujian. Prestasi memang harus dibanggakan, namun jika kamu keterusan dan sok pamer, orang yang melihatmu bakal kehilangan simpati. Terima pujian dengan rendah hati, dan berusahalah melakukan yang lebih baik lagi esok.
10. Jangan takut meminta maaf pada mereka yang sudah kamu sakiti. Tunjukkan kalau kamu memang ingin berubah mulai hari ini.
Langkah kesepuluh ini baru kamu jalankan ketika benar-benar siap. Temui teman dan keluargamu, berbagi sepatah dua patah kata dengan orang-orang yang pernah kamu bikin kesal. Akui kalau kamu memang pernah jadi orang yang brengsek, tapi kini gak lagi. Tunjukkan kalau kamu sudah berubah sekarang.
Menyadari bahwa kita punya sifat yang jelek itu aja sulit, apalagi kalau mau mengubahnya. Tapi langkah-langkah ini sangat bisa dilakukan, kok. Yuk, sama-sama kita belajar menjadi pribadi yang lebih baik!