Kamu masih ingat, awal-awal berkenalan dengan dia? Dua orang asing yang bukan tak sengaja dipertemukan, sebab Tuhan pasti merencanakannya diam-diam. Dari awal perkenalan sampai mulai PDKT, kamu dan dia masih sama-sama malu dan canggung. Sampai akhirnya kalian memutuskan untuk menjalin hubungan bersama, bahagia udah nggak usah ditanya. Nah kalau nyaman bagaimana?
Bahagia itu nggak perlu waktu lama, saat awal jumpa dan berkenalan kalian sudah pasti bisa segera merasakan hal ini. Tapi sayangnya, kehadiran nyaman tak semudah dan secepat bahagia. Kamu perlu melalui proses pengenalan pribadi masing-masing, mencari persamaan sekaligus menyepakati perbedaan, sampai merasakan bagaimana rasanya menghabiskan waktu berdua.
Kalau sudah sejauh itu proses perjalanan kalian, kira-kira bagaimana juga ya tahu kenyamanan sudah hadir atau belum? Yuk, coba perhatiin 9 tanda ini, semoga aja ada ya!
ADVERTISEMENTS
1. Kalau dia salah atau melakukan hal yang tak kamu suka, mengkritik atau menegurnya langsung sudah biasa, begitu juga sebaliknya
Sayang, kamu tuh kalau kerja tahu waktu, jangan sampai dibelain larut-larut malam. Emangnya kantor bayar kamu kerja lebih dari 8 jam? Nggak kan?!
Kamu kok pakai baju itu lagi sih, kan aku udah bilang warnanya nggak cocok di kulit kamu! Hmmm
Tuh kan, kamu tuh sering banget motong omongan orang, dengerin dulu sebentar emangnya nggak bisa? nggak sopan, sayang….
Saking udah nyamannya, kamu sama dia nggak lagi memendam-mendam sesuatu atau bohong untuk sekadar menyenangkannya. Kalian akan sama-sama mengkritik dan menegur, kalau salah satu di antara kalian ada yang melakukan salah, dan melakukan hal-hal yang kurang baik.
ADVERTISEMENTS
2. Obrolan kalian lebih bervariasi, mulai dari yang penting sampai yang receh, kadang hanya diam-diaman pun tak masalah
Kalian nggak lagi memikirkan mau ngomong apa saat berbincang bersama. Sebab percakapan pasti akan mengalir dengan sendirinya, entah itu urusan pekerjaan, kabar tentang keluarga atau teman, film, musik, buku yang kalian baca, sampai obrolan receh saat mengomentari sesuatu yang kamu atau dia lihat.
Kadang saat sedang ngopi di sebuah kedai, kalian bisa saling diam-diaman. Saling sibuk menikmati suasana, entah alunan musik, segarnya kopi, atau camilan yang kalian pesan. Saat sudah nyaman, kebersamaan memang jadi lebih sederhana.
ADVERTISEMENTS
3. Saking nyamannya kamu atau dia tak lagi jaim untuk meluapkan perasaan, bad mood ya bad mood aja
Udah aku bela-belain ke sini, kamu sekarang malah ngomong nggak karuan…. Capek tahu, Yang! -_-
Sebenarnya nggak bertengkar hebat sih, kalian cuma saling terbuka dengan perasaan masing-masing. Kalau memang kesal, ya bilang kesal, nggak perlu ada yang ditutupi. Toh dengan berterus terang, kalian berdua bisa mencari jalan keluar supaya kondisi perasaan kamu atau dia tak semakin memburuk. Di saat-saat seperti ini juga kedekatan emosional kamu dan dia bisa terbangun lebih kuat.
ADVERTISEMENTS
4. Nggak perlu lagi ngedate setiap akhir pekan, toh ketemuan bisa kapan aja sesempatnya kalian.
Eh! An, ini nggak apa-apa kan aku minta temenin nyari kado? Nggak ganggu malem mingguan kamu sama Didit kan?
Santai aja lagi! Tadi pagi kita juga udah ketemuan pas lari pagi bereng di GBK.
Udah bukan masanya lagi, malem minguan atau menghabiskan akhir pekan berdua terus. Kamu atau dia sama-sama tahu, kalau kalian punya teman dan keluarga yang juga membutuhkan quality time bersama masing-masing dari kalian. Lagipula dalam seminggu masih ada hari-hari lain untuk bertemu, dan ketemu cuma dua jam buat makan malam setelah pulang kantor juga rasanya udah cukup. Serius!
ADVERTISEMENTS
5. Saat salah paham awalnya mungkin nggak ada yang mengalah, tapi setelahnya entah kamu atau dia pasti ada yang meredakan amarah.
Mau senyaman apa hubungan kalian, yang namanya salah paham sih tetap nggak bisa dihindari. Awalnya mungkin kalian akan mengotot, sama-sama mempertahankan pendapat. Tapi situasi seperti itu nggak akan berakhir semakin runyam. Kamu atau dia pasti ada yang meredakan amarahnya sendiri, baru setelahnya mengajak bicara baik-baik satu sama lainnya.
ADVERTISEMENTS
6. Panggilan sayang yang manis-manis juga udah nggak berlaku buat kalian.
Kus, aku sekalian tolong pesanin es capucinno lagi dong….
Hah, kok lo manggil An “Kus” sih, Dit?
Hahaha, iya lo nggak lihat tuh makannya banyak banget, udah abis satu piring pancake masih pesan kentang goreng lagi.
Hah, jangan bilang Kus itu singkatan dari rakus?
Hahaha…. iya emang itu!
Panggilan sayang kalian udah beda banget. Nggak lagi unyu-unyuan, tapi kadang udah agak-agak sarkas bisa aja, Ndut alias Gendut, Tem alias hitam, Pit alias Sipit. Sebab apapun panggilannya kan yang penting sayang. Hehehe
7. Saat-saat bertemu keluarga pasangan bukan lagi hal yang menakutkan, malah kamu atau dia sudah berani melontarkan candaan.
Dulu mungkin kamu akan merasa sungkan atau agak malu-malu takut saat bertemu keluarganya. Bahkan kamu sering grogi sampai salah tingkah di depan mereka. Tapi sekarang, kenyamanan kamu dengan dia membuat kalian pun sama-sama nyaman berada di tengah keluarga pasangan. Kalian sudah bisa saling melempar candaan atau kadang-kadang curhat colongan tentang kelakuan pasangan ke keluarganya sendiri.
Iya, Bu…. Si Didit emang kelewat ramah, kadang ada cewek nggak di kenal komen di media sosialnya ditanggapin gitu.
Cie, ada yang cemburu tuh, Bu. Hehehe
8. Saling bertukar cerita bukan lagi keharusan, tapi sudah menjadi kebutuhan untuk saling berbagi apapun.
Sayang, aku kepikiran mau coba usaha toko buku online tapi khusus buku-buku indie gitu. Tapi nanti, kalau modalnya udah ada pengen bikin toko kecil-kecilan.
Seru tuh, kalau ada tokonya, kita juga bisa sekalian bikin acara yang berhubungan sama creative writing gitu.
Iya, bikin usaha barengan yuk, Yang. Bagaimana, setuju kan?!
Bukan cuma berbagi cerita aja yang sudah jadi kebutuhan kamu dan dia. Urusan berbagi impian, keinginan atau apapun yang berhubungan dengan masa depan pun kalian lakukan.
9. Kalian tahu kamu atau dia tak lagi sekadar jatuh cinta, tapi sudah sama-sama saling nyaman.
Kalian akan geli sendiri ketika membahas cinta-cintaan. Sebab memang bukan kamu atau dia yang jatuh tak berdaya kepada cinta. Tapi justru kenyamanan yang hadir membuat cinta jatuh kepada kalian berdua.
Nah, kalau memang tanda-tanda ini sudah ada di antara kalian. Sudah nggak perlu lagi dekat-dekat sama yang namanya ragu. Tapi kalau tanda-tanda ini belum hadir, kalian masih bisa mengusahakannya meski jalan yang dilalui pasti penuh kelokan, tanjakan atau kerikil-kerikil tajam. Terpenting itu usahanya, Oke. Semoga langgeng sampai kakek nenek ya, Mas dan Mbaknya. 🙂