Ada kalanya kegalauan tak perlu kamu hindari ataupun ditutup-tutupi. Karena memang pada dasarnya kegalauanlah yang mengingatkan kondratmu sebagai manusia yang kadang berada di titik paling bawah dalam hidup. Sementara saat-saat seperti ini, telingamu sedikit sulit berkompromi dengan nasihat orang-orang. Buatmu semua ucapan mereka omong kosong belaka, lebih terasa seperti menggurui bahkan menyalahkan.
Alih-alih muak dengan celoteh mereka dan kegalauanmu malah berganti kesal. Ada baiknya kamu menikmati kegalauan sambil berkawan dengan lagu-lagu yang Hipwee siapkan. Barang kali lagu-lagu yang punya lirik seperti belati ini berhasil mencabik-cabik hatimu dan membawa level galaumu ditingkat sekarat. Karena memang cuma lagu-lagu ini juga yang mengerti bagaimana rasanya sakit hati, putus asa, kecewa, bingung, sampai merasa bersalah.
ADVERTISEMENTS
1. Malaikat Juga Tahu dari Dewi Lestari membuatmu paham cinta yang lebih dalam lagi, yang tak bisa dimengerti dalam sehari
Ada yang bilang cinta itu sederhana. Ada juga yang bilang cinta itu rumit. Tapi yang pasti cinta tak pernah bisa diukur besarnya. Mengingat dalam setiap cinta akan selalu ada pengorbanan. Tapi sedihnya kadang tak tampak di mata orang yang kamu cintai. Dan Dee membuatmu mengerti kenyataan yang pahit itu lewat Malaikat Juga Tahu.
ADVERTISEMENTS
2. Saat orang menganggapmu penjahat hati, lagu Pamit dari Tulus lah yang mengerti kalau memutuskan hubungan itu sulit
Jadi posisi orang yang lebih dulu meninggalkan hubungan itu tak pernah mudah. Akan selalu ada suara-suara menyalahkan bahkan sampai ada yang bilang “kamu brengsek!” karena meninggalkan hubungan. Padahal setiap kata putus bukan cuma punya alasan yang berbeda-beda, tapi juga beban yang tak selalu sama. Seperti lagu Pamit dari Tulus yang jelas menyatakan, bahwa meninggalkan lebih dulu belum tentu bukan karena tak lagi sayang.
Baca konten menarik seputar healing: Inilah Healing yang Sebenarnya. Bukan Sekadar Jalan-jalan atau Beli Barang
ADVERTISEMENTS
3. Kehilangan memang hal terberat yang harus dihadapi, tapi bukankah hidup ini persoalan ada dan tiada seperti kata Efek Rumah Kaca dalam lagunya Putih
Ada masanya kita pasti akan menghadapi kehilangan orang terpenting dalam hidup kita. Tapi bukankah setiap ada yang pergi pasti akan ada yang datang, seperti halnya kelahiran seorang bayi. Sebab hidup ini seperti kata Efek Rumah Kaca dalam lagunya Putih, hanya tentang ada menuju tiada atau sebaliknya dari tiada menuju ada.
ADVERTISEMENTS
4. Patah hati memang tak pernah mudah, dan lagu Ada yang Hilang dari Ipang mengerti sekali kekosongan dalam hatimu saat ini
Sulit memang menerima kenyataan kalau hubungan kalian ini berakhir. Tiba-tiba di sisimu tak lagi ada dia. Tiba-tiba kamu di dalam hatimu hanya ada cintamu saja, sementara cintanya sudah pergi entah ke mana. Membuat perasaan yang sebenarnya terisi itu terasa kosong. Dan lagu Ada yang Hilang dari Ipang membuatmu semakin merasa hampa.
ADVERTISEMENTS
5. Putus tak selalu karena orang ketiga dan tak cinta. Tapi kadang seperti lagu Isyana yang Tetap dalam Jiwa, berpisah karena memang dunia kalian tak lagi sama
Lagi-lagi putus cinta. Sepertinya memang kisah kebanyakan anak muda akan selalu perihal putus cinta. Dan perihal putus cinta di setiap hubungan bukan karena satu penyebab saja. Ada yang memang karena salah satunya selingkuh dan juga tak serius. Ada juga yang sebenarnya ingin serius, tapi sayang kalian tak cocok. Seperti ide dalam lagu Tetap Dalam Jiwa dari Isyana ini yang berangkat dari dua sejoli yang putus karena dunia mereka tak lagi sama.
ADVERTISEMENTS
6. Sementara Intuisi dari Yura Yunita yang paling juara buatmu tersayat-sayat tentang rasa sakitnya ketika tidak digubris
Menjadikan seseorang prioritas, butuh waktu yang nggak sebentar. Tentang hati yang sudah kamu siapkan khusus teruntuknya, buatmu punya harapan besar pula untuknya. Ya, berharap dia menjadikanmu nomor satu. Tapi walau intuisimu sudah menuju padanya, tapi dia malah nggak menggubris, kamu bisa apa? Cuma bisa berdoa dia bisa peka. :’)
7. Sendu Melagu dari Barasuara tahu kalau rindu akan berkawan dengan sendu dan selalu begitu
Lewat lirik-lirik yang sederhana tapi tetap terlihat padat ini, Barasura selalu berhasil membawamu berimajinasi lebih tinggi. Sementara imajinasi itu tak lepas dari kegalauanmu sendiri. Mulai dari Sendu Melagu, liriknya mirip seperti sajak ini tak hanya membuatmu sadar akan kehadiran rindu. Tapi juga memintamu meniti perjalanan rindu sampai akhirnya kamu mendapat kenyataan baru kalau semua salahmu sendiri. Tinggallah rindu kini berkawan dengan dendang sendu sedan.
8. Kadang kenangan jadi hal yang paling menyakitkan, tapi alih-alih larut dan bersedih kenapa tak perlakukan kenangan seperti Api dan Lentera dari Barasuara
Selanjutnya ada Api dan Lentera dari Barasuara, yang berbicara tentang kenangan pahit. Kali ini Barasuara mengajak imajinasimu sadar diri, kalau kenangan tak perlu diratapi dengan berlarut-larut. Tapi kenanganmu ini pun tak perlu dibuang atau dihindari, kamu cukup berdamai dengannya dan mengambilnya sebagai hikmah.
Sebagai anak muda yang sudah menciptakan lagu dalam beragam genre musik, Iga sebagai millenials yang ingin selalu mengekspresikan diri, menunjukkan skills, dan mengasah talenta baru nggak mau stuck di situ-situ aja. Karena passion dan kreativitas masing-masing bisa jadi inspirasi bagi banyak orang jika disampaikan di wadah yang tepat. Ah, #NantiJugaLoPaham.
9. Saat sakit hati berubah jadi dendam, Menunggu Badai dari Barasuara jadi satu-satunya lagu yang mendukung kebencianmu ini
Saat orang bilang ikhlas dan tak perlu dendam. Sementara Barasuara lewat lagu Menunggu Badai memintamu untuk membiarkan rasa benci itu tetap ada. Toh benci atau dendam itu manusiawi. Kadang kamu tak perlu mati-matian melawannya. Tapi cukup terima itu sebagai kekuranganmu sebagai manusia. Sampai akhirnya rasa-rasa itu hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Bisa dibilang dari ketiga lagunya, Barasuara benar-benar bisa membuatmu memaknai sesuatu lebih dalam, tak soal cinta-cintanya saja, tapi juga soal rindu, kenangan, hingga benci yang didasari oleh sakit hati. Tak heran kalau akhirnya Barasuara berkolaborasi bersama Soundsations. Di mana kolaborasi ini tak hanya jadi ajang untuk menunjukkan skill. Tapi pastinya pun mengeksplor ide lebih dalam lagi dari kedua belah pihak demi terciptanya lagu-lagu yang lebih segar.
Sepanjang bulan Maret hingga April 2017 yang lalu, Barasuara dengan bangga menyanyikan lagu yang diciptakan khusus untuk Soundsations x Barasuara ini, mereka membawakannya diserangkaian tur eksklusifnya di 20 kota di Indonesia.
Keseruannya saat berkesempatan manggung di Gandaria City, Jakarta pada Maret 2017 lalu bisa mewakilimu tentang ke-hype-an acara yang diadakan oleh Sampoerna ini. Para Penunggang Badai sudah standby di sana dan nggak sabar menanti penampilan Barasuara. Mondo Gascaro, Four Twenty, Danilla, sampai Stars and Rabbit pun sebagai band indie yang juga berkontribusi di Soundsation Jakarta nggak pernah gagal membuat panggung dan suasana semakin cair.
Workshop seru dari UGLY dan dikelilingi oleh mural buatan The Popo juga membuat acaranya semakin tidak terasa sudah semakin malam. Pada puncaknya, Iga Massardi dan kawan-kawan memulai aksi panggungnya dengan lagu spesial kolaborasinya dengan Soundsations. Lagu Tarintih, Bahas Bahasa, sampai Api dan Lentera sukses membuat para Penunggang Badai puas dengan performance-nya yang disempurnakan dengan gemerlap lampu laser dan confetti di atas panggungnya.
Dear kamu generasi millenials yang punya banyak karya yang tercipta tiap harinya, jangan segan untuk bertemu, berdiskusi, dan berkolaborasi dengan banyak orang. Dari situlah, karya, pengalaman, dan passion-mu bisa terasah dengan sempurna. Karena menjadi Barasuara pun butuh usaha dan perjuangan yang ekstra untuk bisa mendapat hati bagi setiap Penunggang Badainya. Semoga kamu nggak berhenti berkarya ya! Terus berkolaborasi!
Semoga luapan rasa galaumu yang mencabik hati sudah dituntaskan dengan sempurna setelah mendengarkan lagu-lagu ini ya. Karena ada saatnya galau itu tidak untuk dipendam dalam hati melulu. 🙂