Ingatkah wahai teman-temanku di saat kamu menjalani masa penjajakan sebelum pacaran? Di saat-saat seperti itu, masing-masing dari kalian pastinya akan menebar kode-kode asmara untuk melihat tanggapan calon kekasih demi suksesnya ungkapan cinta. Sebabnya, tanggapan itu bisa kamu jadikan bahan untuk menyusun rencana yang matang, pas, dan kena di hatinya.
Oke. Anggap saja kamu berhasil mendapatkan hatinya, lalu menjalin masa pacaran selama bertahun-tahun. Nah, kamu akan menemui saat-saat yang sama saat masa PDKT, yakni melempar kode (kalau langeng). Tapi kali ini adalah kode ke jenjang yang lebih serius, yakni kesediaan untuk menjejak hubungan yang selanjutnya. Supaya, kamu tidak terlihat terlalu bernafsu, maka cobalah untuk tidak terlalu vulgar mengajak dia menikah. Gimana caranya? Yuk, simak sama-sama!
ADVERTISEMENTS
1. Sampaikan pertanyaan ini pada dia: “Udah lulus kuliah nih, Yang. Udah kerja juga. Terus apa lagi?” *sambil senyum-senyum penuh harap.
Jangan marah kalau jawaban dari kekasihmu malah bercanda. Sebaliknya, bersyukurlah kamu dibecandain sama dia. Itu tandanya dia paham maksudmu, hanya saja mungkin belum siap untuk menjawab dengan suasana yang terlalu serius.
Tunggulah barang sejenak, pastinya dia akan menanggapi kodemu dengan sikap yang jelas dan tegas. Percayalah, setiap orang pasti juga butuh ketegasan dan kejelasan dalam tiap hubungan. Yang penting kamu sudah mengawalinya dengan lunak, tanpa harus terkesan mengancam dirinya.
ADVERTISEMENTS
2. “Aku sekarang makin semangat kerja dan belajar hidup hemat. Persiapan gitu, Yang…” — Percakapan macam ini seharusnya membuat dia berpikir lebih serius.
Selain melempar kode bahwa kalian sudah masuk ke usia pernikahan (setidaknya menurutmu), kamu juga bisa menunjukkan betapa semangat dirimu menyiapkan jenjang pelaminan. Namun tetap, bawalah semangatmu dalam suasana gurauan yang menyenangkan, supaya pernikahan tidak malah terkesan mengerikan. Misalnya saja kamu agak ogah-ogah’an kalau diajak makan ke restoran mahal.
“Eh Sayang, ayo kita makan, nonton, terus belanja-belanja. Mumpung abis gajian.”
“Jangan dulu deh, Yang. Hmm…biaya catering mahal lho!”
ADVERTISEMENTS
3. Ajak dia ke kondangan teman yang seumuran. Harapannya sih supaya dia juga ‘pengen’ dan segera mengajakmu ke pelaminan.
Atau bisa juga kamu menjawab begini:
“Sayang, temenin aku ke nikahan Rohaye sama Somat, yuk! Lumayan kita bisa makan gratis di sana lho. Hehehe.”
“Oh, Rohaye udah nikah? Cepet juga ya.”
Nah tuh kan, dia udah mulai khawatir tuh kalau ternyata teman masa kecilnya sudah naik ke pelaminan. Itu baru di percakapan lho, belum melihat langsung ke resepsi pernikahannya. Coba lihat reaksinya selepas kalian pulang kondangan. Bisa jadi dia juga langsung mengajakmu menikah.
ADVERTISEMENTS
4. Pancing dia dengan obrolan harga rumah yang naik terus tiap tahunnya. Sampaikan saja: “Sayang, makin ditunda nanti makin berat bayar kreditnya lho!”
Kamu boleh juga memancing dengan biaya kredit rumah yang semakin mahal. Kode-kode realistis macam ini lebih mengena ke pikiran, karena pastinya kalian tidak ingin hidup kurang stabil saat menikah nanti. Bunga KPR naik tiap tahun, tapi bonus bulanan enggak selalu hadir menambah rekening. Sedangkan, biaya nikahan sama bangun rumah tak pernah mengerti persoalan pemuda zaman ini. Untuk itulah, banyak-banyak melempar kode supaya kamu bisa segera mendapat jawaban pasti.
ADVERTISEMENTS
5. “Yang, kamu lebih suka pesta kebun atau resepsi di gedung?” Tanyakan itu sembari kamu tunjukin contoh-contoh konsep pesta pernikahan.
Nah kalau yang satu ini adalah kode yang paling samar di dunia. Akan sangat cocok dibicarakan setelah hadir ke nikahan Rohaye sama Somat. Dalam benaknya, kamu akan terasa sekadar mengomentari pernikahan setelah menghadiri acara kondangan. Namun, dia akan terpikirkan untuk lebih serius ketika kamu memperlihatkan beberapa contoh pesta pernikahan yang classy.
ADVERTISEMENTS
6. Atau bisa juga ngomong gini: “Yang, kita tuh kalo selfie udah pantes lho buat dijadiin foto-foto pre-wed gitu.”
Peka pada sekitar adalah kunci sukses melempar kode. Sadarilah bahwa kalian sering update foto selfie di Path dan teman-temannya. Jadikanlah itu sebagai bahan gurauan dan kode. Toh kalo jadi menikah dengannya, kamu bisa menghemat satu pos anggaran, yakni foto pre-wed. Kumpulin aja foto selfie kalian, cetak ukuran lukisan, pajang deh di pelaminan. Sisa anggaran bisa digunakan untuk kredit mobil.
7. Kasih lihat pasangan muda yang tampak bahagia. Misalnya: “Vino Bastian sama Marsha Timothy tu keren banget ya, Yang. Berani gitu lho. Kita berani gak?”
Pokoknya berani aja pasang kode dan kuda-kuda di hadapannya. Bolehlah pakai sedikit contoh nyata bahwa di dunia ini ada pasangan muda yang menikah dan bahagia membangun keluarga. Kalau dia tanya soal kemapanan, sampaikanlah dengan wajah religiusmu bahwa rejeki pernikahan pasti ada bagi pasangan muda. Tambahkan bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan umatnya sendirian. Asalkan yakin, maka kamu bisa. Dengan mencontoh Vino G. Bastian dan Marsha Timothy, niscaya rumah tanggamu akan seharmonis ikan hiu dan ikan remora.
8. Ajaklah dia dengan cara yang lebih ‘halus’: “Biar jauh dari zina, kenapa kita nggak segera nikah aja?
Nah, jika ingin sedikit kuat dalam soal kode, maka gunakanlah nasehat-nasehat dari agama sebagai penuntun jalan hidup. Singgung sedikit soal moral dan cinta. Sampaikan padanya bahwa agama telah mengajarkan bagaimana alur kehidupan manusia yang telah diciptakan berpasangan. Yakinkanlah dia bahwa kamu adalah jodohnya yang paling asli. Janganlah sampai kalian berdua jatuh dalam dosa, alangkah baiknya jika meresmikan kisah cinta sebelum datang akhir masa.
9. Hubungan itu selayaknya terbuka dan membebaskan, dan bukannya mengancam. Jujur dan ajaklah dia ke jenjang yang lebih serius tanpa perlu merasa ketakutan.
Ya meskipun kamu sudah berniat untuk melempar kode-kode, tetaplah pada prinsip bahwa hubungan adalah sebuah bentuk kebebasan. Jangan gunakan ancaman. Itu sudah jadi cara yang kuno. Alih-alih menuruti, bisa jadi dia justru kabur meninggalkanmu. Sampaikan maksudmu dengan senyuman dan gurauan khas anak muda supaya kalian juga merasa tetap awet muda. Sebab ancaman yang menimbulkan ketakutan tidak akan pernah berhasil menyatukan cinta.
Kode-kode sangat diperlukan untuk hal-hal macam ini. Pertama supaya tidak terlalu serius. Kedua, memupuk keberanian. Ketiga, supaya kamu tahu tanggapan dia.
Satu hal yang membuat seru dengan saling berkode adalah kalian sama-sama tahu, tapi pura-pura tidak tahu. Betapa romantisnya kejadian macam itu dalam sebuah hubungan. Tidak terlalu lugas tapi jelas.