Selain menyatakan cinta dan bilang putus, ada satu momen lagi yang berhasil membuat jantungmu berdegup kencang. Apalagi kalau bukan bertemu orangtua pacar untuk pertama kalinya. Tentu saja, groginya luar biasa. Perasaan ini muncul karena kamu menciptakan ilusimu sendiri. Contohnya, kamu ketakutan setengah mati kalau-kalau tidak diterima di pertemuan pertama atau orang tuanya super galak hingga membuatmu khawatir tidak dapat menanggulanginya. Justru bayangan yang seperti inilah yang berpotensi besar menghancurkan kesan pertamamu.
Satu cara yang paling utama untuk membuat kesan pertama menjadi spektakuler adalah menghilangkan pikiran-pikiran semacam itu. Percaya dirilah bahwa kamu pribadi yang berkualitas jasmani rohani. Tahap berikutnya setelah kamu telah berhasil mengontrol pikiran dan mengelola perasaan adalah mempraktikkan 8 sikap ini, niscaya kesan pertamamu sungguh berarti.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Rapi adalah sebuah keharusan. Tapi jangan sampai pakaianmu terlihat berlebihan. Yang apa adanya justru lebih tampan.
Memang betul bahwa kita tidak boleh menilai orang dari bungkusnya saja. Tapi kesan paling pertama yang dilihat mata adalah caramu berpakaian. Sepertinya kamu tidak perlu datang mengenakan setelan lengkap dengan dasi kupu-kupu dan sapu tangan manis melirik dari balik saku. Jadilah dirimu sendiri seperti sehari-hari.
“Tapi kan ini spesial, ketemu untuk pertama kali gitu, masak biasa aja”
“Emang kamu punya jas dan dasi kupu-kupu?”
Iya kami tahu ini begitu spesial bagimu. Tapi kamu masih muda. Sebisa mungkin perlihatkan bahwa dirimu adalah generasi hari ini yang dinamis, fleksibel, dan tidak terbatas. Pakaian yang berlebihan akan membatasi interaksi yang mungkin terjadi. Kamu akan canggung kalau ketemu dengan pakaian yang berlebihan. Sebaliknya, kalau memang acara bertemunya formal, jangan mengenakan sembarang pakaian. Yang satu ini juga berlebihan. Lihat situasi dan kondisi. Tanyakan dengan jelas design pertemuannya. Dan hati-hati kalau itu sangat formal. Siapkan mental, karena mungkin kamu diminta segera melamar.
ADVERTISEMENTS
2. Bukanlah sebuah kewajiban untuk membawa buah tangan. Sikapmu terlihat dari obrolan, bukan apa yang kamu genggam.
Pria sejati datang dengan tangan kosong! Persembahan yang paling berarti adalah dirimu sendiri. Bawa-bawa bingkisan membuatmu terlihat tidak percaya diri. Jangan jadikan bingkisan sebagai tameng untuk menunjukkan bahwa kamu adalah cowok yang baik hati. Ramah tamah yang paling mewah adalah pembawaanmu sebagai seorang pria lengkap dengan etika dan cara bicara. Ada baiknya kamu justru menyiapkan mental dengan menghapus segala ketakutan yang sembarangan masuk ke pikiran.
ADVERTISEMENTS
3. Tapi, gak perlu juga repot-repot bikin poin-poin perbincangan. Jadilah natural dan fleksibel dengan mengikuti yang mengalir di hadapan.
Nah, tapi jangan lalu dirimu menyusun naskah pidato sebagai bahan obrolan sama orang tua pacar. Cara ini malah sangat berhasil memupuk ketakutan-ketakutan yang lebih akut. Kamu hanya akan terpaku pada poin-poin yang kamu buat. Ingat ya, bro ini bukan presentasi mata kuliah pengantar ilmu sosial dasar. Kamu akan bertemu orang tua pacar. Lebih baik datang dengan pikiran yang segar. Ikuti aja alur perbincangan yang menanti di hadapan. Sikap seperti ini akan menghilangkan jarak antara kamu dan mereka.
ADVERTISEMENTS
4. Ini cukup fatal : jangan iya-iya aja! Sampaikanlah pendapat original. Buktikan kalau kamu adalah cowok yang luas pengetahuan.
Tapi jangan juga kamu mengikuti alur perbincangan dengan “iya om, iya tante.” Kamu akan terlihat grogi karena takut mengecewakan mereka ketika kamu tidak setuju pada cerita yang mereka sampaikan. Pendapatmu sangat diperlukan untuk membuat obrolan jadi lebih menyenangkan. Buktikan bahwa kamu memiliki pengetahuan yang tak terbatas. Kalau memang tidak setuju, sampaikan saja. Tapi tetap dengan sopan santun. Kamu bisa mendahului dengan kalimat, “Iya om tante itu bagus, tapi alangkah baiknya… bla bla bla… karena…”
ADVERTISEMENTS
5. Cowok mediocre akan selalu setuju dengan orang tua pacar saat bercanda tentang segala masalah anaknya. Jadilah netral, sampaikan informasi secara berimbang. Niscaya, kamu akan terpandang elegan.
Percayalah, kamu akan sampai pada obrolan semacam ini,
Om : “Nurul hobinya pulang malem, alasannya si ke kampus”
Mediocre : “Iya Nurul itu, emang enggak tahu waktu, sudah saya bilangin tapi bandel”
Kamu : “Ohya, dia emang sering pulang malam dan benar ke kampus, Om. Beberapa kali saya yang antar, mungkin waktu om sudah tidur juga, jadi gak sempat ketemu. Tugas sama rapatnya juga lagi banyak si nurul itu. Tapi tetap saya coba bilangin supaya bisa atur waktu, biar enggak sampai malam”
Terlihat perbedaan tingkat kecerdasan antara kamu dan mediocre yang hanya bisa iya-iya aja ke orang tua saat mulai membahas kekurangan masalah pacarmu. Silahkan dipilih mau bersikap seperti apa kalau sudah sampai di momen percakapan yang semacam itu.
6. Memancing topik pembicaraan tentang masa depan adalah jalan menuju kesengsaraan. Hindari! Ingat kamu baru pertemu beliau untuk pertama kali. Akan tiba saat yang lebih tepat untuk membicarakan yang seperti ini.
Kami paham betul bahwa kamu ingin terlihat visioner dan pantas dijadikan calon menantu yang berkualitas. Tapi pada pertemuan pertama, alangkah baiknya kamu coba untuk tidak memancing tema yang seperti ini. Coba bahas dirimu secara utuh yang paling sekarang. Orang tua ingin mengerti secara utuh keadaan cowok yang dekat dengan anaknya. Ini wajar, karena mereka ingin anaknya tumbuh dan berkembang dengan aman. Oleh karena itu, ceritakan apa yang menjadi aktivitas dan lingkungan sekitarmu. Kalau mereka yang duluan bertanya soal masa depan, coba alihkan ke topik yang paling hari ini. Bisa kamu respon dengan kalimat
“Iya Om, Tante saya sudah mikir sampai ke situ, tapi kalau sekarang saya ingin fokus ke yang satu ini dulu”
“oh gitu, emang apa yang satu itu?”
Dan berlanjutlah obrolan tentang kamu yang paling sekarang.
7. “Terserah Om dan Tante Aja Mau Makan di mana.” No! Mereka bukan pacarmu. Sampaikan ide dan beri pilihan yang terbaik menurutmu.
Sikap ini cukup fatal. Kamu akan dilihat sebagai cowok yang tidak bisa berpendapat. Memang, bahwa keputusan ada di tangan mereka dan peluangmu untuk mengubahnya sangat kecil. Tapi memberi ide dapat menghindari prasangka bahwa kamu hanyalah seorang cowok yang bersikap seperti sapi pak tani, ditarik ke sana kemari bukanlah masalah berarti. Buktikkan kalau kamu dengan sukses menjawab segala pertanyaan tanpa sepeserpun terpeleset pada kata iya-iya aja dan terserah.
8.Jangan sesekali menilik HP kalau kamu mulai merasakan gelagat Freeze Moment. Selain kurang sopan, HP bukan kendaraan untuk lari dari keadaan.
Ini yang paling fatal. Kalau kamu sampai pada Freeze Moment, di mana semua orang diam tanpa kata, jangan pernah mengeluarkan HP dan sibuk dengannya. Konyol! Lebih baik diam daripada berbuat demikian. Kamu akan nampak sebagai pecundang yang tidak menghargai sebuah momentum hanya karena dikuasai perasaan grogi. Kalaupun kamu tidak nyaman untuk diam, ajaklah bicara pacarmu, bisik-bisik juga enggak masalah. Asal jangan jadikan HP sebagai pelarian.
Kesuksesan bertemu dengan orang tua pacar untuk pertama kali akan menentukan pertemuan-pertemuan berikutnya. Kesempurnaan memang hanya milik imajinasi semata. Kamu hanya bisa berusaha sebaik mungkin untuk tidak mengecewakan siapapun. Percayalah, kamu masih bisa sempurna dalam ketidaksempurnaan asalkan berhasil menyingkirkan ketakutan dan kekonyolan yang sungguh tidak perlu. Semoga berhasil, Pals!