“Kok dia nggak pernah jemput kamu sih? Marahan ya?”
“Kok kamu nggak pernah cerita soal cowokmu? Kamu bahagia nggak sih sama dia?”
Kita selalau dicekoki bahwa kalau nggak begini dan begini, berarti hubunganmu dengan dia tidak bagus. Bahwa bila pendapat selalu berbeda, lebih baik hubungan disudahi saja. Bahwa bila kamu dan dia punya ketertarikan yang sama, berarti memang cocok dari sananya. Atau kamu harus ini dan itu biar hubunganmu dengan dia langgeng sampai pelaminan, bahkan sampai ke pemakaman.
Inilah hal-hal yang sudah terlanjur dipercaya sebagai indikator pasangan yang bahagia dan akan langgeng selamanya, padahal cuma mitos belaka.
ADVERTISEMENTS
1. Harus mempunyai ketertarikan pada hal yang sama, biar obrolan nyambung selamanya. Padahal perbedaan justru akan membuat hubungan semakin berwarna
Bila kamu seorang dokter, sebaiknya kamu mencari pasangan yang dokter juga. Selain kalian memiliki ketertarikan pada hal yang sama sehingga akan lebih nyambung ketika ngobrol, kamu dan dia juga akan lebih mudah saling memahami. Bila kamu dokter, jangan mencari pasangan seorang seniman. Nanti tidak nyambung dan hubungan akan gagal.
Seringkali hal ini dipercaya. Bahwa kamu dan dia, minimal punya satu ketertarikan pada hal yang sama. Padahal perbedaan justru akan membuat hubungan lebih berwarna. Ketertarikan kalian yang berbeda, bisa menjadi tukar cerita yang membuat hubungan selalu hangat.
ADVERTISEMENTS
2. Harus memahami sepenuhnya perasaan pasangan, sebagai tanda sayang sepenuhnya. Padahal segalanya memang harus dikomunikasikan agar tidak ada salah paham
Supaya disebut pasangan bahagia yang akan langgeng selamanya, kamu juga dituntut untuk selalu memahami perasaan pasangan dan mengerti perasaannya. Itu adalah tanda dan bukti sayangmu kepadanya. Dengan demikian baik kamu atau dia, tidak perlu lagi mengkomunikasikan apa yang kamu rasakan dan butuhkan. Kamu dan dia harus harus bisa jadi cenayang, yang bisa membaca pikiran pasangan hanya dengan melihat matanya. Padahal persoalan apapun memang harus dibicarakan. Agar tidak ada yang salah paham, dan perasaan masing-masing terungkapkan.
ADVERTISEMENTS
3. Tidak pernah membantah apa kata pasangan, dan karenanya tidak pernah bertengkar. Pasangan yang bahagia juga bertengkar, kemudian memaafkan
Terutama bagi perempuan, seringnya dilarang membantah apa kata pasangan. Kamu harus selalu manut dan iya-iya saja, karena pasanganmu tahu mana yang lebih baik untuk hubungan kalian. Dengan begitu, hubunganmu akan jauh dari perdebatan apalagi pertengkaran. Pasangan yang bahagia jelas yang selalu mesra dan tidak pernah bertengkar.
Mitos ini jelas-jelas tidak bisa dipertanggung jawabkan. Perbedaan pendapat itu wajar. Sekali dua kali pertengkaran itu biasa, karena memang tak selamanya kalian bisa sejalan. Bertengkar, dan memaafkan justru menjadi tanda bahwa kamu dan dia sama-sama dewasa.
ADVERTISEMENTS
4. Melakukan apapun harus bersama-sama, karena hidup satu hanya untuk yang lainnya. Padahal hubungan juga butuh ruang untuk sama-sama berkembang
“Ih mereka berdua kompak banget deh. Ke mana-mana berdua. Lengket abis. Pasti mereka bakal langgeng.”
Komunikasi yang lancar adalah kunci berhasilnya sebuah hubungan. Memang benar bahwa kamu selalu berharap pasanganmu selalu menemanimu dalam suka dan duka. Kamu juga akan bahagia bila pasanganmu selalu rela menemanimu ke mana-mana. Tapi bukan berarti bahwa kamu dan pasanganmu lebih sering menghabiskan waktu sendiri-sendiri itu bukan pasangan yang bahagia. Toh kamu dan dia punya hidup masing-masing, dan cita-cita masing-masing yang harus di kejar. Kalian sama-sama butuh ruang, untuk bisa berkembang menjadi sosok yang lebih baik.
ADVERTISEMENTS
5. Sama-sama romantis, dan terlihat mesra di segala suasana. Padahal cinta bisa diwujudkan dengan berbagai cara, bukan hanya manisnya kata-kata
“Kamu kapan sih bisa romantis kayak cowok-cowok Korea gitu?”
Orang sering menyamakan arti pasangan bahagia dengan romantisme semata. Kalau ada pasangan yang terlihat mesra dan sering-sering mengumbar kata-kata cinta, kesimpulan akan dengan mudah diambil, bahwa mereka adalah pasangan yang begitu saling mencintai dan bahagia.
Padahal, belum tentu juga. Kata-kata yang begitu indah dan romantis, belum tentu mewujudkan cinta yang dalam. Cinta bisa diwujudkan dengan berbagai cara. Kata hanyalah salah satunya. Perbuatan serta kesediaan untuk selalu bersama dalam susah ataupun senang, sudah lebih dari kata-kata cinta itu sendiri. Lagipula, bila pasanganmu memang bukan orang romantis, pasti susah untuk mengharapkan perlakuan-perlakukan manis. Tentu bukan karena dia tidak mencintaimu, tapi karena dia punya cara sendiri untuk menunjukkan cintanya.
ADVERTISEMENTS
6. Harus memiliki pandangan yang sama atas segala hal, karena itulah yang akan mempersatukan. Padahal pertukaran pikiran justru akan membuat hubungan semakin kuat
Sama seperti ketertarikan terhadap suatu hal, pasangan yang bahagia juga sering diartikan sebagai pasangan yang selalu kompak dan sepaham terhadap segala hal. Dengan segala serba kesepahaman ini, kamu dan dia juga tidak pernah bertengkar ataupun berdebat. Padahal perbedaan pendapat justru bisa dijadikan sarana untuk bertukar pikiran. Dari sana, pengetahuan dan pemikiranmu bisa saja semakin berkembang. Dengan demikian, hubungan kalian selalu berkembang, dengan komunikasi yang baik, dan masing-masing saling belajar untuk menghargai perbedaan pendapat.
7. Harus selalu berkorban untuk pasangan, karena itulah arti cinta yang sesungguhnya. Padahal hubungan juga harus dipikirkan dengan rasional
Kemudian kamu juga diberi tahu, bahwa inti sebuah hubungan adalah pengorbanan. Cinta adalah pengorbanan. Karena itu, jika kamu masih egois dan tidak mau berkorban untuk pasangan, maka kamu tidak akan bisa mempertahankan hubungan untuk jangka waktu yang lama. Memulai sebuah hubungan, memang berarti kita mengikis sedikit ego kita supaya kita bisa belajar menghargai pasangan. Namun hubungan juga memerluka logika rasional. Ada batas-batas yang jelas, sejauh mana pengorbanan bisa diberikan. Lagipula, sebuah hubungan harusnya dipertahankan oleh dua orang. Bila hanya satu saja yang terus berkorban sementara yang lain tidak pernah mengusahakan, untuk apa?
Kesamaan dalam segala hal, kemesraan, dan selalu bersama tidak bisa menjadi patokan apakah seseorang itu bahagia dengan hubungannya atau tidak. Selalu mesra dan kompak, ke mana-mana bersama, belum tentu hubungan itu akan berlangsung lama. Sementara yang masing-masing lebih banyak menghabiskan waktu sendiri, tidak pernah terlihat mesra-mesraan, belum tentu juga akan segera berpisah. Tapi yang lebih penting adalah, kamu tidak perlu menggunakan standar orang lain untuk berbahagia. Karena hubungan itu kamu dan dia yang menjalani. Bahagia atau tidak, hanya kamu dan dia yang merasakan.