8 Cara Meyakinkan Orangtua bahwa Kamu dan Calon Pendampingmu Memang Lebih Baik Bersama

Menikah adalah salah satu momen paling bersejarah di kehidupan setiap orang. Maka, penting untuk selektif dalam urusan siapa yang akan kamu nikahi. Tak hanya harus memenangkan hatimu, calon pendamping hidupmu pun masih harus mendapatkan persetujuan dari orang-orang terdekatmu — ya, siapa lagi kalau bukan orangtua?

Tapi kadang dunia seperti sebuah panggung dagelan: kamu sudah jatuh cinta, eh… Malah orangtua yang merasa keberatan dengan pilihanmu. Ketidakcocokan sifat, perbedaan latar belakang, sampai ketidakpercayaan bahwa dia bisa jadi pendamping yang baik untukmu bisa jadi penyebabnya.

Apakah kamu termasuk dalam salah satu pejuang restu? Jika iya tips yang Hipwee paparkan di sini akan sangat cocok untukmu!

ADVERTISEMENTS

1. Mulai beranikan diri membawanya ke acara-acara keluarga. Biarkan orangtua tahu kalau kamu tak hanya nyaman bersamanya, namun ingin mulai serius berdua

Kenalkan dia pada orang tua

Kenalkan dia pada orangtua via www.hipwee.com

Salah satu cara paling ampuh untuk meyakinkan orangtuamu bahwa kamu serius adalah membawa pasanganmu berkunjung ke rumah orangtua, atau ke acara-acara keluarga. Misalnya, saat di rumah sedang ada perkumpulan trah atau arisan keluarga, ajaklah dia sebagai pendampingmu. Bisa juga kamu sesekali mempertemukan keluargamu dan dia pada suatu acara makan malam bersama. Dengan sering-sering membiarkannya dengan keluargamu bertatap muka, secara tersurat keluarga pasti akan paham bahwa kamu bisa menentukan sendiri calon pendampingmu.

Saat kunjungan pertamanya, tetaplah berada di sampingnya untuk membantu menjawab “wawancara” dari orangtuamu. Momen-momen seperti bisa menjadi ajang bagi mereka untuk mengenal lebih dalam pasangan hidup pilihanmu. Ini juga menjadi kode bahwa kamu memilih dia untuk menjadi bagian dari keluarga ke depannya.

ADVERTISEMENTS

2. Pasanganmu tak langsung diterima pada kunjungan pertama? Nggak apa-apa! Tetap tenang jadi kuncinya

Jangan terbakar amarah

Jangan terbakar amarah via feminspire.com

Orangtua akan ekstra selektif dalam hal pendamping hidup anaknya. Malah bisa jadi kriteria yang mereka patok jauh lebih tinggi dari kamu. Mungkin, mereka berharap kamu mendapatkan pasangan yang sudah mapan atau berasal dari keluarga terpandang. Namun “sayangnya”, hatimu justru memilih untuk menjalin hubungan dengan dia yang masih sekolah sarjana dari keluarga sederhana. Hal sederhana seperti ini bisa sekali membuatmu mendapat pertentangan yang keras dari orangtua:

“Bagaimana hidupmu nanti kalau kamu menikah dengan orang seperti itu, Nak?”

Jika kamu sudah tahu dari awal bahwa pasanganmu akan membuat orangtuamu naik pitam, bersikaplah rasional — kamu tak perlu ketularan. Tetap tenang adalah senjata paling ampuh untuk meredam pertentangan. Tanpa perlu ikut berang, biarkan mereka meluapkan kekecewaannya lebih dulu. Lalu ungkapkan alasan mendasar kenapa menurutmu dia tepat untuk menjadi pasangan hidupmu.

Dengan menyebutkan berbagai kelebihannya sambil tetap menjaga ketenangan, kamu bisa membuktikan bahwa kamu adalah orang dewasa yang mampu berpikir cermat. Keputusanmu memilihnya tidak semata-mata berdasarkan perasaan sesaat atau cinta, meski tentu kamu menyimpan rasa yang kuat terhadap dia. Bukan tak mungkin, sikap seperti ini bisa membuat hati orangtuamu menjadi luluh. Paling tidak, mereka jadi mengerti bahwa kamu adalah manusia dewasa yang keputusannya pantas untuk dihargai.

ADVERTISEMENTS

3. Orangtua ingin hidupmu baik-baik saja. Jadi, ungkapkan pada mereka sisi baik pasanganmu yang selama ini membuat dirimu bahagia

Ceritakan sisi baiknya pada orengtua

Ceritakan sisi baiknya pada orengtua via sisipkan.com

Orangtua mana sih yang gak ingin anaknya hidup bahagia? Alasan inilah yang membuat mereka begitu khawatir jika kita jatuh pada tangan yang tidak tepat. Sekarang, tugasmu adalah menjelaskan pada mereka bahwa pasanganmu justru orang yang paling mampu mewujudkan kebahagiaan yang mereka cita-citakan itu.

“Dion itu orangnya kerja keras kok Pa. Bahkan pas kuliah dia gak pernah minta uang jajan sama orang tuanya. Jadi dia pasti bisa jadi kepala keluarga yang bertanggung jawab.”

“Ma, sebulan sekali Rena selalu ngasih sumbangan buat panti asuhan lho. Pasti dia pintar mengolah uang.”

Ungkapkan sifat atau kebiasaan pasanganmu yang mampu menunjukkan bahwa ia adalah pribadi yang bertanggung jawab. Tidak perlu mengada-ada dan berkata pada orangtua bahwa pasanganmu sudah punya rumah atau bisnis yang menjanjikan, apalagi bila kenyataannya tak begitu. Sifat-sifat baik pasanganmu saja sudah cukup untuk membuat orangtuamu terkesan. Sebabnya, pikiran rasional mereka akan paham bahwa pasanganmu siap diandalkan di masa depan.

Jangan pernah coba-coba membuat cerita bohong, karena orangtua akan selalu mengingat apa yang pernah kamu ceritakan tentang pasanganmu. Jika orangtuamu tahu bahwa ternyata pasanganmu belum punya rumah sendiri atau tabungan pribadi yang mapan, bisa-bisa justru mereka menjadi anti pada pasanganmu dan menganggap pasanganmu tak bisa dipercaya. Kejujuran tetap jadi cara paling ampun agar orangtua yakin kalian akan baik-baik saja.

ADVERTISEMENTS

4. Tapi memang tak ada insan yang sempurna. Maka ungkapkan juga kekurangan dia — asal kiatmu untuk menanggulangi kekurangan itu kamu jelaskan serta

Ceritakan juga kekuranganya

Ceritakan juga kekurangannya via sharispassion.blogspot.com

Di dunia ini tak pernah ada orang yang sempurna. Maka, berbicara jujur dan apa adanya tentang tambatan hati pilihanmu haruslah berarti mengungkapkan pada orangtua apa saja kekurangannya.

Mungkin dia belum punya pekerjaan yang mapan. Jelaskanlah pada orangtuamu sekarang agar mereka tidak kaget saat kamu dan dia sudah menikah. Mungkin juga pengetahuan agamanya masih kurang, jadi pastikan pada orangtuamu kamu tahu bagaimana mengatasi masalah yang mungkin tercipta dari situ.

“Meskipun dia belum punya pekerjaan tetap, di awal pernikahan kami bisa hidup sederhana kok Pa. Sekarang Dinda sama dia pun lagi semangat nyari kerja.”

“Pengetahuan agamanya mungkin memang belum terlalu dalam, tapi kami juga sama-sama sedang belajar kok Ma. Sekarang pun ada pengajian yang rutin dia ikutin.”

Kekurangan memang hal yang mutlak ada, namun cara menanggulanginya pun bisa dicanangkan bersama. Cobalah yakinkan orangtua bahwa kamu sudah punya gambaran bagaimana kamu akan mengatasi kekuranganmu. Meskipun terkadang strategi-strategi itu masih dalam bentuk konsep, bukan mustahil hal ini cukup ampuh menjadi penakluk hati orang tuamu.

ADVERTISEMENTS

5. Ceritakan masalah yang pernah kalian hadapi bersama, serta cara kalian menyelesaikannya. Ini akan meyakinkan orangtua bahwa kamu dan dia sudah sama-sama dewasa

Ceritakan masalah yang dulu pernah kalian hadapi bersama

Ceritakan masalah yang dulu pernah kalian hadapi bersama via tumblr.com

Bagaimanapun, anak bisa selalu dianggap anak-anak yang belum dewasa oleh para orangtuanya. Mungkin selama ini kamu masih dianggap tidak bisa mengurus diri sendiri, padahal kenyataannya kamu sudah lama belajar untuk mandiri. Mungkin selama ini mereka tahunya kamu sering temperamen dan mudah marah jika keinginanmu tidak terwujudkan. Padahal, selama hidup terpisah dari mereka kamu sudah belajar menjadi seseorang yang penyabar.

Salah satu cara meyakinkan orangtua bahwa kamu sudah cukup dewasa adalah menceritakan masalah yang pernah kamu dan pasangan hadapi bersama di masa pacaran.

“Waktu itu kita pernah jalan bareng ke Solo dan aku kecopetan. Padahal uangnya pun cuma cukup buat dia sendiri. Untuk kami bisa segera putar otak dan minta bantuan teman kuliah dia yang asli Solo.”

“Meskipun aku masih suka marah-marah, saat bareng dia yang bisa lebih bersikap tenang. Kadang justru bisa membuat sifat temperamenku mereda. Masalah pun juga nggak akan berkembang sampai jadi besar.”

Masalah seperti perbedaan sifat yang sudah bisa kalian tanggulangi bersama bisa membuktikan bahwa kalian bisa menjadi partner yang baik di masa depan. Kamu pun sudah menunjukkan bahwa kamu mampu berpikir dengan matang ketika memutuskan bahwa ia yang akan mendampingi hidupmu dari sekarang.

ADVERTISEMENTS

6. Menyampaikan rencana masa depan kalian juga bisa meyakinkan orangtua, bahwa kamu dan dia bukan cuma dua anak gegabah yang dibutakan cinta

Bagikan rencana kalian ke depan

Bagikan rencana kalian ke depan via www.theguardian.com

Perencanaan adalah bukti bahwa kamu serius menghadapi masa depan. Ini juga akan menunjukkan bahwa kamu dan pasanganmu punya tujuan yang ingin kalian capai bersama. Nah, tunjukkanlah ini pada orangtua. Penjelasan tentang apa yang ingin kalian lakukan bersama di masa depan akan membuktikan pada mereka bahwa kamu dan dia sebenarnya sudah hati-hati berencana, bukan cuma dua anak muda yang dibutakan oleh cinta.

“Abis lulus kuliah aku mau nyari kerja di Jakarta, terus setahun dia juga mau kerja. Abis itu baru dia lanjut kuliah di sana. Meskipun belum punya banyak uang, sambil nabung, nanti kami kontrak rumah. Dan bla bla blaa…”

Bercerita panjang lebar tentang cita-cita memang bisa mengesankan bahwa kamu tak lebih dari pemimpi. Namun, ini bukan alasan untuk berhenti meyakinkan orangtua atas pilihan yang sudah kamu percaya dalam hati. Rencana-rencana ini bisa bukti bahwa hubungan kalian bukan hanya sekadar cinta yang sementara, tapi juga usaha yang bakal kalian perjuangkan untuk hidup bahagia di masa selanjutnya.

7. Jelaskan juga bahwa kamu sudah tahu apa yang akan kamu hadapi berdua bersamanya. Kamu dan dia punya modal material dan mental yang akan teguh kalian pertahankan

Tunjukan kesiapan mental dan material

Tunjukan kesiapan mental dan material via www.paulkrol.net

Orangtua mana sih yang ingin melihat anaknya menderita di masa depannya? Mungkin orang tuamu enggan memberikan restu padamu karena tak yakin bahwa kamu tahu apa yang akan kamu hadapi nanti bersama pasangan pilihanmu.

Papa : Kalau dia belum punya rumah, kalian mau tinggal dimana? Dikolong jembatan?

Kamu : Kan masih banyak kontrakan Pa. Di daerah sana rumahnya juga bagus-bagus kok murah lagi. Insya Allah Dinda  sanggup hidup sederhana bersamanya. *pasang muka tegar*

Atau,

Mama : Dia itu kerjanya jadi TNI, gimana kalau kamu ditinggal pergi perang di pedalaman? Berani kamu ditinggal sendirian? Kalau ada apa-apa mau kamu jadi janda?

Kamu : Aduh Ma. Istri juga kadang boleh ikut saat dia pindah tugas. Kalaupun ditinggal, paling lama sebulan Ma. Kan dari jaman kuliah Dinda udah terbiasa hidup mandiri, jadi kalau ditinggal-tinggal gak takut sendirian. 

Nah, jawaban tentang kesiapan mental dan material yang sudah kalian perjuangkan bisa meyakinkan orangtua bahwa kalian akan baik-baik saja. Denag cara ini, orang tua akan lebih merasa legawa saat kamu dan dia sudah punya ancang-ancang untuk mengatasi setiap masalah.

8. Jika masih mendapat penolakan, segera tanyakan apa alasan mereka. Dengan begitu, kamu bisa tahu apa yang harus kamu lakukan secara lebih spesifik untuk membuat mereka merestui pilihanmu

Cari tahu apa alasanya

Cari tahu apa alasannya via betterthansexed.com

Jika percintaanmu masih terganjal lalu kamu menyerah begitu saja, maka kamu adalah pecundang. Gak jarang mereka hanya butuh diyakinkan kalau kalian akan bisa melewati masalah bersama. Tanpa harus menyakiti mereka, tanyakanlah alasan yang jelas kenapa mereka menolak pilihanmu. Dengan begini, kamu bisa mencari sanggahan atau penjelasan yang lebih spesifik untuk meyakinkan mereka bahwa kamu dan dia memang lebih baik bersama.

Kalau alasannya karena dia belum mapan–> jelaskan pekerjaan apa yang baru dia usahakan

Kalau alasannya karena dia kurang pandai berpenampilan –> ketika kariernya menanjak di masa depan, toh dia akan belajar untuk tampil lebih menawan

Kalau alasanya karena dia tidak berasal dari keluarga terpandang –> Dia seorang terpelajar, jadi justru dia bisa mengangkat derajat seluruh keluarganya (dan keluargamu)

Kalau alasannya karena agama yang berbeda –> ajak dia pindah agama. Atau – yah – relakan saja.

Setiap orang tua pasti punya alasan yang jelas kenapa mereka menolak pilihanmu. Kadang mereka hanya tak mau mengatakannya saja. Maka, jangan menyerah untuk menggali alasan mereka lebih dalam.

Dengan cara ini, kamu bakal menemukan “sanggahan” yang lebih spesifik untuk meluluhkan hati orangtua. Harapannya, kamu akhirnya bisa hidup bahagia dengan pasangan hati pilihanmu sendiri.

Perjalanan untuk menemukan pasangan sejati memang terkadang tak semudah mengendarai mobil di jalan bebas hambatan. Setelah galau berkepanjangan untuk menentukan pilihan, terkadang kamu juga dihadapkan dengan orangtua yang belum bisa menerima. Tapi dengan tekad yang kuat dan alasan-alasan yang logis, bukan mustahil kamu bisa meyakinkan orangtua bahwa bahwa kamu dan pasangan pilihanmu memang lebih baik bersama. Semoga kamu beruntung!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pluviophile