Dandan begini mau ke mana neng? Main lenong?
Nyelekit, tapi lama-lama kamu terbiasa dengan semua celetukkannya. Kamu pun tahu, kalau itu sudah menjadi sifat dasarnya yang tak bisa dirubah. Memang cara dia mengungkapkan pendapat sering kali sarkastik atau pedas. Namun, sekali lagi kamu tahu niat dia mengutarakan itu bukan untuk menyakiti kamu. Malahan dia jadi satu-satunya orang yang benar-benar membawamu pada kenyataan yang ada.
Jadi sebenarnya kamu butuh nggak sih sama teman yang suka ceplas-ceplos dan cerewetnya nggak bisa di rem? Buat lebih meyakinkan, Hipwee punya nih alasan-alasan yang bisa kamu pertimbangkan.
ADVERTISEMENTS
1. Saat temanmu yang lain lebih suka mengutarakan pujian, dia justru membantu kamu melihat dari macam-macam sudut pandang
Teman kamu yang biasa: “Waah bagus kok bandonya!”
Dia: “Itu apaan sih yang di rambut kamu? Aneh banget, ngelihat itu jadi inget jengger ayam”
Buat dia pendapat itu ya harus jujur, mau seperti apapun bentuknya yang penting ya jujur. Makanya, saat semua teman rata-rata mengutarakan pujian untukmu. Eh, jangan harap kamu mendengar hal yang sama dari mulutnya. Udah pasti apa yang ada di dalam kepalanya akan dia ungkapkan, dan ini jelas membantumu melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
ADVERTISEMENTS
2. “Kamu yakin mau ngelakuin itu?” Dia selalu bisa bikin kamu berpikir ulang. Mencegahmu dari melakukan kesalahan
Kamu: Eh, aku pengen banget deh resign?
Dia: Kamu yakin mau ngelakuin itu?
Alih-alih langsung menyetujui atau menasehati pendapatmu, dia justru memberi pertanyaan balik. Bukan, bukan karena dia nggak tahu harus memberi pendapat apa. Dia cuma nggak ingin membuat kesalahan dengan pendapat pribadinya, karena itu dia justru memancingmu untuk berpikir ulang. Pokoknya dia nggak mau kamu melakukan kesalahan dengan keputusan yang tergesah-gesah.
ADVERTISEMENTS
3. Perkenalan awal dengan dia nggak bisa dibilang biasa. Belum terlalu dekat, kalian sudah ketawa-tawa gara-gara cerita anehnya
Dia: Kamu tahu nggak kemaren ada orang yang jari-jarinya pada pisah!
Kamu: Hah? Kok bisa?
Dia: Lah, kan emang dari sananya udah pisah-pisah. Kalau nyambung semua nanti kayak kakinya bebek dong! :/
Garing, tapi tetap aja kamu ketawa. Si ceplas-ceplos ini emang kadang absurd untuk hal bercandaan. Apalagi untuk ukuran orang yang baru kenal. Tapi, jangan salah perkenalan aneh semacam ini yang nggak akan bisa kamu lupain. Belum dekat aja dia udah sepolos itu mengungkapkan gaya bercandaannya. Nah, kalau udah kenal lama, pasti nggak ada yang namanya jaim-jaiman.
ADVERTISEMENTS
4. Kalau manusia punya sensor buat kalimat mereka, sensor dia bisa dibilang udah R-U-S-A-K. Siap-siap aja denger dia mau komentar apa
Ibarat rem, dia itu udah blong…
Dan kalau manusia punya sensor kalimat di mulutnya, bisa dibilang sensor dia juga udah RUSAK! Hehehe
Unik emang kebiasaan komentarnya yang macem-macem. Kadang juga komentarnya bisa bikin kamu geleng-geleng karena emang di luar nalar kamu. Bahkan hal sepele yang dia lihat pun bisa membuatnya berceloteh.
Dia: Dih itu orang aneh banget deh, ya masa baca Koran pakai kacamata hitam? Silau kali ya berita di korannya? Hehehe
Kamu: *geleng-geleng sambil nahan ketawa*
ADVERTISEMENTS
5. Dia bisa jadi teman yang kamu percaya. Saat temanmu sibuk membicarakanmu di belakang, dia justru akan langsung blak-blakan mengutarakannya
Temanmu Si A: Aku nggak suka deh sama Nisa
Temanmu Si B: Iya aku juga, abis dia anaknya kayaknya sering asyik sama dunianya sendiri
Dia yang ceplas-ceplos: Eh, Nis, tadi kata Si A sama B, kamu anaknya nggak asyik terlalu sering sibuk sama duniamu sendiri?
Nah, loh! Saat semua teman-teman yang lain membicarakanmu di belakang, dia dengan santainya justru akan blak-blakan langsung di depan kamu. Nyelekit sih udah pasti, tapi usahanya buat ngomong langsung ke kamu itu yang perlu kamu acungi jempol. Setidaknya ceplas-ceplosnya dia membuat kamu bisa lebih introspeksi diri lagi.
ADVERTISEMENTS
6. Ceplas-ceplos itu tanda dia nyaman dengan pertemanan yang kalian bangun.
Jangan salah dia ceplas-ceplos juga nggak ke sembarangan orang. Dia yang ceplas-ceplos sebenarnya juga punya aturan untuk mengutarakan pendapatnya. Dia emang nggak akan segan-segan nyeletuk di depanmu, karena memang dia sudah merasanyaman dengan pertemanan kalian. Tapi, kalau dengan orang lain yang dia tahu nggak cukup bisa menerima celetukannya, dia malah akan memilih diam dan menahan diri. Jangan heran kalau tiba-tiba dia jadi sedikit pendiam.
7. Ceplas-ceplos atau kecerewetannya kadang menyebalkan, tapi suatu saat justru itu yang akan kamu rindukan
Kamu: Sariiii… aku kangen kamu tahu!
Dia: Iya tahu… Aku kan orangnya emang ngangenin banget, Nis… 😀
Kamu terbiasa dengan segala macam celotehnya. Suatu waktu saat kalian terpisah kota dalam waktu yang cukup lama, nggak bisa dipungkiri kamu akan rindu dengan segala ucapannya yang spontan. Sepi juga ternyata nggak ada yang biasa nyeletuk ini itu.
8. Di balik kecerewetannya, dia adalah teman paling setia. Kalau kamu ada masalah, ke dialah kamu akan bercerita
Dia nggak cuma jujur dan bisa kamu percaya. Tapi, dibalik kecerewetannya, dia adalah teman yang paling setia. Saat semua temanmu menghilang satu persatu waktu kamu sedang dirundung masalah. Si ceplas-ceplos lah yang jadi satu-satunya orang bertahan di sampingmu dan pastinya bisa kamu andalkan untuk berbagi cerita.
Di dunia yang seperti ini, orang yang ceplas-ceplos menutarakan pendapatnya itu langka. Karena itu, saat kamu bisa mengenalnya, udah seharusnya kamu selalu menjaga hubungan baik dengan si dia.