Memang bukan hubungan cinta namanya jika kamu tak pernah cemburu. Sepercaya apapun kamu dengan pasanganmu, perasaan itu bisa saja muncul sekali waktu. Saat dia memuji lawan jenis yang bukan kamu, saat dia tiba-tiba kembali berhubungan dengan mantan — tapi selama masih bisa dikontrol dengan akal sehat, perasaan ini sebenarnya sah-sah saja.
Yang jadi gawat adalah ketika rasa cemburumu sudah berlebihan. Padahal, tidak ada orang yang ingin dipenjarakan, apalagi oleh pacar sendiri. Lagipula, bukankah sudah seharusnya cinta membahagiakan kedua sejoli yang merasakannya?
Jika tak mau hubunganmu kandas, kamu yang menyandang status pencemburu harus segera berbenah diri. Jadi, bagaimana kamu tahu bahwa kamu termasuk pacar yang pencemburu?
ADVERTISEMENTS
1. Balasan SMS yang tertunda membuatmu khawatir. Bukan kalau-kalau ada hal buruk yang terjadi padanya, namun kalau-kalau ada hal buruk yang ia lakukan.
ADVERTISEMENTS
Lima sampai sepuluh menit kamu menunggu, SMS balasan darinya tak juga datang. Kamu pun penasaran apa yang sebenarnya sedang ia lakukan. Kamu mulai khawatir apakah ada hal yang ingin ia sembunyikan darimu, atau ada hal buruk yang ia lakukan di belakangmu.
Perasaan resah yang semakin merajai pikiranmu membuat kamu semakin penasaran. Kamu pun mulai mengecek media sosialmu untuk memastikan apakah dia sedang online. Jika iya, kamu pun akan segera melakukan konfrontasi: “Online aja bisa, kenapa balas SMS-ku nggak?” Padahal mungkin saja dia sedang sibuk kerja atau mengerjakan tugas kuliah — atau mungkin memang sedang tak ingin berbalas pesan dengan siapapun saat itu.
ADVERTISEMENTS
2. Memang boleh sekali untuk kenal siapa saja temannya. Namun bukan berarti kamu harus menyelidiki setiap lawan jenis yang mengomentari postingan pacarmu di media sosial.
Tidak semua lawan jenis yang mengomentari foto atau status di media sosial pacarmu menyimpan rasa padanya. Kemungkinan besar, mereka adalah teman biasa. Pacarmu juga punya hak untuk mengobrol dengan siapapun yang dia mau, bukan?
Memang disarankan untuk membangun hubungan yang akrab dengan teman-teman dekat pacarmu. Tapi dengan menjadi stalker, sebenarnya yang ada adalah kamu semakin mengenali mereka sementara mereka bisa jadi tidak tahu sama sekali tentangmu. Hubungannya jadi satu arah, deh.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu mendadak butuh pengakuan. Yang tadinya santai saja, kamu tiba-tiba ingin semua akun media sosialnya “mengakui” bahwa kamu miliknya.
Ya, sejauh itu kamu ingin diakui. Kamu ingin dia menunjukkan ke semua orang kalau kamu kekasihnya. Harapannya, hubunganmu tak akan ada yang mencoba merusaknya. Ketika ia keberatan untuk menuliskan status kalian di media sosialnya, kamu menganggap ini sebagai pertanda bahwa ia tidak menyayangimu seperti dulu. Padahal bisa jadi ia hanyalah orang yang sangat mementingkan privasi. Baginya, hubungan kalian tidak untuk dibagi-bagi. Mencintai juga bisa dilakukan dalam diam, bukan?
ADVERTISEMENTS
4. Bahkan kamu berpikiran untuk membuat akun palsu dan menggodanya dengan akun itu
Tujuannya, apa lagi jika bukan menguji kesetiaannya? Padahal kalaupun dia tipe pacar yang tak setia, belum tentu juga internet adalah modusnya, bukan? Kalaupun akhirnya dia mencoba ‘nakal’ dan menanggapi godaanmu, apa akibatnya pada perasaanmu? Jika ternyata dia setia dan sampai dia tahu ini kamu, sudahkah kamu pikirkan akibatnya pada kepercayaannya dan hubunganmu? Sebelum membuat akun palsu, pikirkanlah jawaban-jawaban ini dulu.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu tiba-tiba ingin menjadi lebih berkuasa, mengatakan ‘tidak’ bahkan jika hatimu bilang ‘ya’. Cinta bukan lagi ajang saling memahami, melainkan kompetisi.
Saat rasa cemburu merajai dirimu, rasanya kamu pun ingin membuat dia merasakan hal yang sama. Kamu ingin membuat dia merasakan bagaimana jika kamu pun tak selalu ada untuknya.
Pacar: “Sayang, nanti malam kita jalan, yuk”
Kamu: “Hmm, aku kayaknya nggak bisa deh. Lain waktu aja, ya”
*Padahal sebenarnya kamu tak ada agenda apa-apa malam itu
Kamu hanya ingin menunjukkan bahwa kamu juga masih bisa menolak dia. Rasanya jika langsung mengiyakan usulannya, kamu ‘kalah’ dan dia ‘menang’. Cinta bukan lagi untuk saling memahami, melainkan ajang kompetisi.
6. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari mulutmu begitu susah untuk dijawab. Saat ia menolak menjawabnya, kamu menuduhnya tak jujur.
“Jadi, cantikan aku atau dia?”
“Heh?”
“Udah jawab aja, cantikan aku atau dia? Susah amat sih jujur sekali aja?”
“…”
Masa lalu pacarmu seringkali membuatmu terganggu. Kamu takut dia akan kembali pada cintanya yang lama. Di saat seperti inilah kamu akan mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan ‘ajaib’ yang isinya membanding-bandingkan kamu dengan mantan atau temannya. “Lebih cantik aku atau dia?” “Lebih cocok mana, kamu sama aku atau sama dia?” Tentu ini retorika. Kamu sudah tahu jawaban apa yang ingin kamu dengar dari mulutnya.
Tak berhenti disitu usahamu, kamu juga mulai mengada-ada bahwa mantanmu menghubungimu demi membuat dia cemburu. Rasanya kamu akan puas jika suatu saat bisa membuatnya cemburu dengan kedatangan laki-laki lain. Salah satu yang mungkin adalah mantan kekasihmu yang dulu. Jika berhasil membuatnya tak nyaman, kamu justru berbangga.
Tak ada hubungan cinta yang berniat untuk saling menyakiti. Jadi jika kamu sudah sampai berniat menyakiti hati pasanganmu, ada baiknya kamu introspeksi diri dan mulai berfokus pada hal yang membuat hubunganmu bahagia.
7. Kamu bisa curiga pada apa saja. Seperti saat pacarmu membawa ponsel ke kamar kecil, atau mengutarakan keinginannya bertemu untuk membicarakan hal penting
“Adakah dia menghubungi perempuan lain sampai ponsel pun dia bawa ke kamar kecil?”
“Ada apa tiba-tiba mengajak bertemu untuk membicarakan hal serius? Apakah dia akan memutuskanku?”
Segala pemikiran-pemikiran negatif segera terlintas di pikiranmu tentangnya. Kadang kamu pun merasa lelah dengan segala kecurigaanmu itu. Padahal, belum tentu apa yang kamu pikirkan memang sesuai dengan kenyataan.
Ada baiknya kamu segera berdamai dengan segala terkaan buruk di pikiranmu. Yakinlah pada kekasihmu agar tak ada lagi kata ‘lelah’ dalam hubunganmu.
Cemburumu pasti punya alasan. Gunakan rasionalitasmu yang masih tersisa untuk menelusuri apa alasan ini. Cemburu memang wajar, namun cemburu berlebihan adalah melelahkan. Selamatkan dirimu dan dia selagi kalian masih bisa.