Pernikahan adalah momen suci yang tidak ingin diulang oleh siapapun. Karena dilakukan seumur hidup, banyak pasangan yang menginginkan pernikahan sempurna. Hari-hari menjelang hari H sering jadi tantangan tersendiri bagi tiap pasangan. Berbagai keraguan yang sebelumnya tidak pernah dirasakan, tiba-tiba datang tanpa diundang. Belum lagi soal urusan vendor yang mempersiapkan pesta pernikahan. Tak jarang banyak dari calon mempelai yang stress karena serba-serbi persiapan itu.
Bicara soal keraguan di hati, sebenarnya wajar-wajar saja terjadi pada siapapun yang akan menikah, asalkan masih dalam batas wajar dan bisa dikendalikan. Berikut Hipwee Hubungan telah merangkum 7 bentuk keraguan yang kerap datang saat pernikahan sudah di depan mata. Yuk, simak, agar kamu bisa mengantisipasi.
ADVERTISEMENTS
1. Ragu atas masa lalu yang mungkin masih membayangi, meski sudah tak pernah ada pembicaraan soal mantan masing-masing
Godaan masa lalu memang bisa datang menjelang pernikahan. Tak jarang ada pikiran yang terselip soal apakah pasangan benar-benar telah menghapus seluruh memori bersama mantan kekasihnya. Meski selama berpacaran sudah tak ada lagi pembicaraan soal masa lalu masing-masing. Kalau keraguan ini hadir dalam benakmu, ada baiknya tanyakan langsung pada pasangan, apakah dia sudah benar-benar berdamai dengan masa lalunya? Ataukah ada hal yang memang belum terselesaikan?
ADVERTISEMENTS
2. Ragu akan kemampuan untuk bisa penuhi janji sehidup semati, mengingat pernikahan adalah ikatan
Menjelang hari H, banyak orang yang tiba-tiba merasa ragu akan kemampuan diri sendiri untuk bisa memenuhi janji sehidup semati. Menyadari bahwa manusia tak pernah luput dari kesalahan, pikiran ini jadi lebih sering menghantui. Hal ini wajar terjadi, namun jangan sampai mempengaruuhi kemantapanmu menikah. Belajarlah percaya pada diri sendiri, bahwa segalanya sudah diatur Yang Kuasa.
ADVERTISEMENTS
3. Ragu karena trauma akan sakit hati yang pernah menghampiri. Meski mulai lupa, tapi rasanya susah hilang selamanya
Masa lalu tak hanya yang berbau bahagia saja. Beberapa keraguan juga bisa muncul lantaran pernah merasa disakiti pasangan di masa lalu. Meski mungkin kenangan pahit itu mulai dilupakan, tapi rasa sakit yang pernah dirasa seperti susah dihilangkan. Ketakutan akan merasakan hal serupa jadi muncul menghantui. Kalau sudah begini yang kamu butuhkan adalah bicara empat mata dengan pasangan. Bahkan jika perlu kamu bisa curhat ke psikolog.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
4. Ragu akan perubahan sifat pasangan yang mungkin baru muncul setelah mengikat janji suci
Sebagian manusia memang punya potensi berubah-ubah sifat. Menjelang pernikahan banyak orang tiba-tiba ragu pada pasangannya sendiri. Ada pikiran kalau calonnya akan berubah dan tidak sebaik saat masih masa pacaran. Wajar saja sih, tapi jangan sampai ini malah jadi bumerang bagi kamu hanya karena asumsi-asumsi yang tidak berdasar.
ADVERTISEMENTS
5. Ragu soal kemampuan ekonomi yang biasanya banyak dirasakan calon mempelai pria
Biasanya ini yang paling ditakutkan oleh calon mempelai pria. Sebagai orang yang bertanggung jawab jadi kepala keluarga dan menghidupi pasangannya, kemampuan soal ekonomi bisa mendatangkan keraguan tersendiri. Bila kamu merasakannya, cobalah menanyakan sekali lagi kepada pasangan, apakah dia siap menerima segala kemungkinan terburuk di depan?
6. Ragu karena muncul pikiran kalau kebebasan akan terbatasi saat sudah menjadi pasangan sah seseorang
Banyak orang berpikir menikah berarti harus siap kebebasannya dibatasi. Biasanya ini karena mereka dibayangi beban tanggung jawab untuk mengurus keluarga. Berbeda saat masih lajang, yang mana mereka lebih bebas melakukan apapun yang disuka. Mungkin kamu bisa bicarakan batasan-batasan yang berlaku saat hubunganmu sudah sah kelak. Karena keraguan ini bisa diselesaikan dengan komitmen atau kesepakatan satu sama lain.
7. Ragu karena muncul ketakutan tidak bisa menyelesaikan masalah rumah tangga kelak
Cerita soal kehidupan rumah tangga yang sering didengar dari teman kerap menjadi faktor munculnya keraguan akan ketidakmampuan menyelesaikan masalah-masalah di depan. Memang, banyak yang bilang kehidupan setelah pernikahan penuh dengan rintangan. Tapi kalau tidak merasakan itu semua, kamu malah justru sulit berkembang. Lagipula, selama dihadapi berdua, tentu masalah itu akan terasa lebih ringan.
Sah-sah saja kalau kamu merasa banyak keraguan berdatangan menjelang hari H. Tapi alangkah baiknya kalau semua itu tidak lantas menjadikan kamu mematahkan keyakinanmu sendiri. Lebih baik lagi kalau semua unek-unek itu bisa dibicarakan bersama pasangan.