Setiap orang pasti pernah merasakan cinta. Cinta dalam berbagai bentuk. Salah satunya adalah cinta kepada lawan jenis, yang seringkali bikin kita galau seharian. Dari cerita cinta yang mulus-mulus saja sampai cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Dalam urusan cinta, terkadang beberapa orang beranggapan bahwa “Cinta tidaklah harus memiliki.” Benarkah seperti itu? Bukankah cinta itu akan tumbuh berkembang ketika kita sudah memilikinya? Lalu, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi cinta? Nah, kali ini Hipwee akan memberi pandangan baru bagimu yang terus percaya bahwa cinta tak harus memiliki.
ADVERTISEMENTS
1. Cinta selalu datang sepaket dengan keinginan untuk menjaga. Lalu apa yang kamu jaga kalau kamu tidak memilikinya?
Rasa ingin menjaga adalah turunan dari rasa sayang dan cinta pada seseorang. Saat kamu mencintai seseorang, harapan atas kebaikan dirinya terus berdatangan. Kamu berharap dia hidup tenang, makan kenyang, hingga menginginkan agar dia setia dan tidak berpaling ke lain hati. Pertanyaannya, bagaimana jika kamu tidak bisa memiliki orang yang kamu sayangi itu?
Kalau kamu tidak memilikinya, lantas apa yang akan kamu jaga? Bagaimana kamu memperhatikan keadaanya ketika kamu tidak punya hak apa-apa padanya?
Saat ternyata situasi berubah, dia jatuh cinta pada yang lain, kamu ditinggalkan, lantas kamu tidak bisa menyalahkan siapa-siapa. Bisa saja terjadi ‘kan? Lalu bagaimana kamu bisa menjaga hal yang itu tidak kamu miliki? Ibaratnya, bagaimana kamu akan menjaga perhiasan idamanmu, sedangkan kamu tidak berusaha untuk memilikinya dengan membelinya di toko? Imposible. Dengan memilikinya, kamu bisa menjaganya dengan lebih baik. Dengan memilikinya, kamu bisa menjaga cinta agar untuk tumbuh berkembang dengan indah.
ADVERTISEMENTS
2. Cinta itu ada untuk menentramkan jiwa. Pertanyaannya, ketika cinta itu tidak kita miliki, apakah hatimu akan tentram?
Pada hakikatnya, cinta dan komitmen ada untuk menenteramkam jiwa. Dengan memiliki seseorang yang selalu bisa diandalkan kamu tidak lagi perlu takut sendirian. Selalu ada orang yang bisa diajak berbincang pun dimintai pendapatnya dalam setiap kesempatan. Mengetahui ada seseorang yang selalu setia di sisi memang menenangkan hati.
Keadaan berbeda terjadi ketika kamu merasa bahwa cinta tidak harus dimiliki. Tidak memiliki cinta berarti kamu membebaskan dia untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Tak ada kewajiban untuk saling mejaga hati dan saling memperhatikan. Buat apa? Toh masing-masing dari kalian sama-sama tidak punya ikatan yang melekatkan.
Merasa cinta tidak harus dimiliki menuntut keberanian tinggi untuk rela berbesar hati — saat melihat orang yang kamu sayangi sepenuh hati memperhatikan orang lain, mengikhlaskan perhatianmu tidak mendapatkan tanggapan sesuai harapan. Sesabar apakah dirimu hingga bisa berlaku seperti ini? Cukup lapangkah hatimu hingga mampu terus meredam kekhawatiran dan rasa takut kehilangan?
Jika sudah begini, apa yang dicari dari sebuah cinta — jika ketenangan dan kenyamanan darinya saja sudah tak ada.
ADVERTISEMENTS
3. Mencintai apa yang tidak kamu miliki terkadang membuatmu hanya fokus pada angan yang tidak ada habisnya
Selama ini kamu hanya mencintainya sendirian? Kamu hanya diam dan menunggu dia datang? Lantas kamu lebih sering berlindung pada kata-kata tidak semua cinta harus memiliki. Mungkin itu bukan cinta, tapi kebanyakan ngarep. Kamu selalu dihantui angan-angan, berharap untuk selalu memilikinya, tapi kamu tidak pernah memperjuangankan apa-apa.
Ibaratnya kamu hanya melihat sesuatu yang kamu idamkan di etalase, sedangkan kamu hanya melintasinya tanpa pernah menanyakanya apakah perhiasan itu dijual? Harganya berapa? Boleh dibeli atau tidak? Kalau kamu benar-benar cinta, berarti kamu bukan hanya suka melihat, tapi juga ingin menjaga, memperhatian, merawat, dan semua itu memang butuh pengorbanan.
Meyakini bahwa cinta tidak harus dimiliki sepatutnya membuatmu bertanya:
Apakah ini benar-benar cinta? Atau sekadar angan-angan yang enggan diperjuangkan saja?
ADVERTISEMENTS
4. Ungkapan “kalau jodoh memang tidak akan kemana”, seharusnya bukan jadi pembenaran untukmu yang malas berusaha
Konsep jodoh tidak akan kemana sebenarnya memberikan kita harapan bahwa di luar sana ada 1 manusia yang memang tertakdirkan untuk kita. Tapi keyakinan macam ini harusnya tidak lantas membuat kita merasa sah untuk diam saja tanpa melakukan apa-apa. Memang benar, jodoh tidak akan kemana-mana. Tapi bukan berarti juga kita hanya berdiam diri di rumah tanpa melihat dunia, mencoba mendapatkan jodoh kita dengan membuka hati kita pada orang lain.
Konsep “jodoh tidak akan kemana” seharusnya membuatmu lebih giat berusaha. Bukannya berlindung di balik keyakinan bahwa dia akan datang tanpa perlu banyak usaha di baliknya. Percaya bahwa orang yang tepat pasti datang itu boleh-boleh saja. Hanya, jangan gunakan konsep ini sebagai pembenaran untuk tidak mengusahakan cinta yang sudah menggelora di dada.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu bahagia melihat dia bahagia dengan orang lain. Yakin? Ini pembelaan atau menyerah pada keadaan?
Saat kamu mencintai seseorang namun tidak memperjuangkannya, lantas dia mungkin saja akan bersama dengan orang lain. Tameng yang selalu kamu lontarkan adalah
“Aku bahagia melihat dia bahagia.”
Mungkin benar ada beberapa orang yang bisa ikhlas. Mereka yang bener-benar punya hati lapang atau mereka yang cintanya hanya seujung kuku. Coba deh, jujur pada hatimu. Apakah kamu benar-benar tidak keberatan melihatnya menyelipkan jari di sela-sela genggaman orang lain? Tidakkah kamu ingin mendampinginya setiap waktu, melihatnya bercerita dan berbagi pengalaman bersama sepanjang waktu?
Ketika rasa tidak lagi ingin memiliki itu datang, bisa jadi kamu hanya sedang takut atau bahkan malas berjuang. Sehingga berusaha mencari pembenaran yang menenteramkan.
ADVERTISEMENTS
6. Kalau kamu berani mencintai, itu artinya harus berani memperjuangkannya untuk kamu miliki
Cinta itu adalah anugerah yang diberikan Tuhan agar kita merasakan ketentraman dari sesama manusia. Jika kamu merasa dia baik, cintamu juga baik, cinta kalian pantas untuk diwujudkan, apa salahnya untuk diperjuangkan? Kalau kamu pasrah-pasrah saja, ya sudah lebih baik kamu urungkan saja niatmu untuk mencintai seseorang.
Berlindung di balik rasa enggan berjuang justru bisa membuatmu tersiksa sendiri karena angan-angan yang tidak pernah selesai diwujudkan. Gak jarang kamu justru menuduh dia mempermainkan hatimu, si Pemberi Harapan Palsu, atau segala macam tuduhan lain. Daripada terjebak perasaan yang menyakitkan macam ini, mulai sekarang cobalah lebih berani.
Jika suka, tunjukkan!
Jika sayang, ungkapkan.
Kalau sudah siap, ajak dia serius.
Saat belum berani, maka ini tandanya kamu harus lebih giat memantaskan diri.
7. Dan saat kamu memang tidak bisa memiliki fisiknya — setidaknya milikilah dia dalam doamu
Ya, setiap apa yang ada di dunia ini memang tidaklah absen dari kehendak Tuhan. Lantas, kita selalu berdiam diri dan bilang, “Biarlah Tuhan yang menjaganya dalam doa.” Ini tentu tidak ada salahnya. Sah-sah saja jika kamu menitipkannya pada perlindungan paling baik yang bisa diberikan oleh Sang Pencipta.
Tapi ingat, Tuhan juga menyuruh kita untuk berusaha. Usaha yang bisa kamu lakukan adalah memantaskan diri. Serta tak lupa terus membawa dia dalam setiap doa yang kamu panjatkan pada-Nya. Jika memang kamu belum bisa memiliki fisik dan hatinya dengan nyata, paling tidak kamu mengupayakan ia lewat doa….
Nah, masih berdiam diri untuk menutup diri dan berpedoman pada cinta tidak harus memiliki? Barangkali cintamu hanyalah sebesar remah-remah roti yang sebentar hilang terbawa angin. Kalau kamu benar-benar mencintai, itu berarti kamu harus berani memperjuangkan untuk memilikinya. Kalau ternyata setelah kamu berusaha, kamu masih saja tidak memilikinya, itu artinya dia bukan pasangan yang tepat untukmu. Dan pasti akan ada orang yang pas untuk menyeimbangi cintamu itu.
Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage. (Lao Tzu)
Semoga kamu bisa memiliki cinta terbaikmu ya. Selamat mencari!