Menikah, satu hal yang hampir diimpikan setiap orang. Apalagi kalau kamu cewek, sudah merasa cukup usia dan punya pasangan, pasti target utamamu ya menikah secepatnya. Tapi sayang kadang perjalan untuk sampai ke tahapan skral itu banyak kelokannya. Salah satunya ya saat kamu ingin melangsungkan pernikahan, sementara cowokmu masih asyik dengan sekolahnya. Seolah masih betah melajang, karena ada karir dan pendidikan yang tengah dikejarnya.
Bukannya tak suka dengan kegigihannya mengejar impian, tapi keinginanmu menikah ini jelas sebuah pertimbangan yang panjang. Untukmu yang kini masih bertahan dalam penantian, sementara cowokmu masih berkutat dengan dunia pendidikan, mungkin beberapa hal ini yang sering melintas dipikiranmu. Tak perlu baper duluan, karena Hipwee yakin, kamu lebih tangguh meski jiwa ragamu jelas kelelahan.
ADVERTISEMENTS
1. Perihal keseriusannya, kamu memang tak meragukan. Hanya saja, ada sedikit keraguan kapan fase menunggu ini akan bisa diselesaikan
Hubungan ini jelas telah memiliki tujuan untuk diarungi berdua. Keseriusanmu pun tak perlu ditanyakan. Begitu pula dengan keseriusan cowokmu dalam menjalani hubungan. Hanya saja ada setitik keraguan yang kadang terlintas di pikiranmu, tentang seberapa lama kamu harus melalui fase menunggu ini. Bukannya tak mau lebih bersabar lagi, tapi kamu hanya butuh keyakinan agar hati tak selalu mengeluh selama menanti.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu paham dia sedang berjuang meraih mimpinya. Tapi bukankah masa depan hubungan pun perlu dibangun dari sekarang?
Hubungan ini dibangun atas dasar saling mendukung. Seperti cowokmu yang mendukung sepenuhnya pilihanmu untuk bekerja dan mencari sebanyak-banyaknya pengalaman. Sementara kamu mendukung cowokmu mengejar mimpinya. Salah satunya mimpi untuk meniti jenjang pendidikan yang harus buatmu berbesar hati. Kamu sadar benar bahwa kini cowokmu tengah berjuang meraih impiannya.
Kamu pun rela fokusnya terbagi antara hubungan dan pilihannya menyelesaikan pendidikan. Namun ada kalanya kamu berpikir apakah tidak bisa jika hubungan ini juga diperjuangkan selayaknya apa yang dilakukan cowokmu dalam pendidikan? Karena bagimu, masa depan hubungan yang udah tahunan ini sama pentingnya dengan jenjang pendidikan cowokmu, yang dia perjuangkan mati-matian itu.
ADVERTISEMENTS
3. Masa studinya dalam dua tahun, masih ditambah urusan cari pekerjaan. Mau tak mau urusan pernikahan harus menyesuaikan
Soal waktu, kamu selalu harus mengalah dengan hal itu. Begitu pula saat cowokmu masih sibuk dengan urusan sekolah, yang sudah barang pasti membutuhkan waktu tak sebentar. Dua tahun atau bahkan lebih, merupakan waktu yang harus kamu hadapi dengan sabar dan penuh ikhtiar. Setelah cowokmu lulus pun, bukan berarti penantianmu bisa dihentikan. Dia perlu mencari pekerjaan agar pernikahan bisa segera diwujudkan.
Kini lagi lagi kamu hanya bisa bersabar. Sembari memantaskan diri, mau tak mau kamu harus mengulur waktu dan hal-hal yang berkaitan dengan sahnya hubungan. Agar cowokmu benar-benar siap menjadi pemimpin keluargamu nanti.
ADVERTISEMENTS
4. Sindiran halus dari keluarga pun buatmu semakin gerah. Apalagi saat itu cowokmu sedang sibuk dengan urusan kuliah
Pikiranmu tak hanya disibukkan dengan mengurusi cowokmu yang masih sibuk sekolah. Masih ada ayah-ibu dan anggota keluarga lain yang semakin gencar menanyakan kapan kamu dan dia akan menikah. Awalnya kamu biasa saja saat mendapatkan sindiran mereka, tapi lama-lama gerah juga. Kegerahanmu ini semakin menjadi, tatkala cowokmu justru semakin sibuk dengan urusan sekolahnya. Kamu jadi tak kuasa untuk menumpahkan keluh kesahmu pada cowokmu. Padahal pada momen-momen itu kamu butuh sandaran dan telinga untuk mendengarkan.
ADVERTISEMENTS
5. Saat tengah berduaan, bukan hal-hal romantis yang ada di dalam obrolanmu, tapi justru kode-kode halus perihal lamaran dan pernikahan
Berbeda jauh saat awal-awal pacaran, isi obrolan kalian kini sudah tak semesra dan sehangat yang dulu. Jika dulu kalian masih bisa bercanda dan sayang-sayangan ketika bertemu, kini kamu dan dia jadi tak sebebas dulu. Kamu lebih sering melontarkan kode-kode halus sebagai kamuflase dari pertanyaanmu kapan masa studinya akan berakhir dan kalian bisa sepenuhnya memikirkan masa depan bersama.
ADVERTISEMENTS
6. Kalau mood sedang berantakan, kamu pun berpikir untuk menyudahi hubungan. Persetan dengan penantian yang melelahkan!
Sindiran halus dari orangtua dan keluarga semakin sering kamu dengar. Sementara cowokmu semakin sibuk dan mulai tenggelam dengan urusan sekolahnya. Kamu seakan berjalan sendiri, menopang beban berat yang seharusnya dibawa dua orang ini. Mood-mu pun sering tak terkendali akibat beban berat ini. Saat mood-mu sedang berantakan sekali, ingin rasanya mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan ini. Aplagi saat pikiranmu mulai bercabang dan tak hanya memikirkan hubungan. Rasanya persetan dengan hubungan yang hanya buatmu lelah hati ini.
7. Tapi ada saja yang buatmu bertahan, mungkin ini wujud rasa sayangmu padanya dan hubungan yang sudah terlalu dalam
Saat ingin menyerah dengan semua, selalu ada saja hal-hal yang buatmu kembali merasa kuat dan kembali bertahan. Mulai dari omongan cowokmu yang buatmu luluh, sampai nasihat orangtua yang mengena di hati. Atau jika bukan karena hal itu, mungkin alasanmu bertahan karena rasa sayang ke cowokmu memang udah kebangetan. Sehingga kamu mau untuk kembali menunggu, bersabar, dan berbagi ruang dengan urusan sekolah cowokmu yang menyita perhatian itu.
Di dalam hubungan, memang harus ada yang mengalah. Mungkin saat ini memang giliranmu untuk sabar menunggu. Agar cowokmu bisa menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya terlebih dahulu. Sebuah penantian yang dijalani dengan hati, hasilnya tak akan pernah berani mengkhianati. Meskipun hati dan pikiran sudah lelah, yakin dan percayalah bahwa esok akan ada hasil yang indah. Sebab di setelah hujan akan ada pelangi. Meskipun selama hujan, harus menghadapi badai yang berpotensi menghancurkan.