Only dead fish go with the flow –Hanya ikan mati yang mengikuti arus
Jalani saja adalah jawaban yang paling mudah dan mungkin dianggap paling bijak ketika ditanya bagaimana hubunganmu dengan pasangan. Dengan jawaban itu, seolah-olah, kamu tidak ingin memaksakan keadaan. Kamu ingin menjalani semuanya pelan-pelan, dan bagaimana ending dari semua ini, mari kita lihat nanti. Sebagian orang yang lain merasa cemas ketika mengejar pasangan dengan target-target yang ingin dicapai bersama. Takutnya, pasangannya justru takut dan pergi meninggalkan. Karena itu, frasa ‘jalani saja’ dianggap yang paling aman.
Membuat sebuah tujuan bersama, dengan timeline yang siap dicapai bersama, tidaklah selalu berarti kamu memaksakan semuanya. Prinsip jalani saja tidak selamanya bisa menyelamatkan hubungan. Karena cinta yang sesungguhnya tidak akan membuatmu terkatung-katung dalam ketidakjelasan. Rasa sayang dan enggan ditinggalkan, tidak boleh menjadi alasan bagimu untuk takut bertanya: Selanjutnya apa?
ADVERTISEMENTS
1. Bila orientasimu sudah jauh ke depan, prinsip jalani saja itu hanya menjadi batu ganjalan yang akan menghambat segala rencana
Semuanya tergantung pada apa tujuan awalmu menjalin hubungan. Apakah hanya untuk bersenang-senang dan sekadar pengisi waktu luang? Ataukah kamu sudah berencana untuk serius dan menyiapkan masa depan? Bila tujuanmu yang kedua, prinsip jalani saja jelas hanya akan menjadi batu sandungan. Untuk berorientasi ke depan, kamu harus punya timeline yang jelas. Target yang jelas, sehingga kamu bisa menetapkan usaha-usaha yang harus kamu lakukan.
ADVERTISEMENTS
2. Prinsip jalani saja mengurangi hakmu untuk memikirkan masa depan. Toh, setiap bertanya tentang pernikahan atau keluarga, jawabannya sama
Ketika di awal kamu dan dia sepakat untuk menjalani saja hubungan tanpa target apa-apa, dengan sendirinya kamu kehilangan hak untuk mempertanyakan masa depan kalian. Saat kamu mulai resah memikirkan hubungan yang tidak jalan ke mana-mana, dan kamu mulai bertanya, jawaban yang kamu dapat pastinya sama. Jalani saja. Karena itulah yang kalian sepakati berdua di awal. Padahal untuk menyambut masa depan, segala sesuatu harus dipertanyakan bukan?
ADVERTISEMENTS
3. Sebuah hubungan perlu dijaga dengan sedikit banyak usaha mengesampingkan ego masing-masing. Tanpa usaha yang dua arah, bagaimana hubunganmu bisa bertahan lama?
Harus ada usaha untuk saling menjaga
Hubungan sudah pasti soal kerja sama dua arah. Tidak bisa berhasil jika hanya kamu yang keras berupaya. Dia juga harus punya kemauan yang sama kerasnya, untuk mempertahankan hubungan. Prinsip jalani saja hanya salah satu tanda dia tak mau berusaha.
ADVERTISEMENTS
4. Terpancang pada prinsip jalani saja hanya membuatmu enggan berusaha lebih keras lagi. Mudah melepaskan dan mencari lagi tidakkah akan membuang-buang waktumu yang berharga
Pada dasarnya, prinsip jalani saja membuatmu enggan ngoyo untuk mencapai target sebuah hubungan. Karena itu, hubungan yang kamu jalani justru mudah goyah ketika diterjang angin kencang. Padahal setiap hubungan pasti ada masalah yang justru bisa menguatkan ikatan.Rasa enggan berusaha keras itu membuatmu mudah menyerah dan merasa bahwa hubungan kamu dengannya sudah tidak ada harapan lagi. Kamu dengan mudah berpikir bahwa bila ini tidak berhasil, tinggal mencoba dengan yang lain. Sekali dua kali tidak masalah. Bila terus-terusan, apakah itu tidak membuang-buang waktu saja?
ADVERTISEMENTS
5. Prinsip jalani saja tidak akan membawamu ke mana-mana. Hubunganmu berada di status quo, yang kamu sendiri tidak tahu akan ke mana arahnya
Dengan prinsip jalani saja, semuanya kamu biarkan mengalir seperti air. Ibaratnya, jadi ya syukur, tidak jadi pun ya sudah. Kondisi semacam ini sama seperti status quo dalam peperangan. Tidak ada tujuan, tidak ada komitmen untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Tidak masalah bila hubunganmu dan dia baru berjalan beberapa bulan. Tapi berbeda konteksnya ketika kamu dan dia sudah bersama selama bertahun-tahun. Relakah kamu membiarkan hubungan yang kamu jalani mengambang begitu saja tidak jelas akan ke mana?
ADVERTISEMENTS
6. Bukannya memaksa. Tetapi bahkan sebelum memutuskan menjalin hubungan, kamu harus sudah memikirkan apa tujuanmu ke depan
Terlalu memaksakan sebuah hubungan untuk jalan seperti keinginan memang tidak bagus. Selain membuatmu dan dia selalu berada dalam tekanan yang dibuat sendiri, bila terjadi kegagalan sakitnya akan sangat terasa. Tetapi sejak awal kamu menjalin hubungan, kamu harus sudah punya tujuan sekaligus berkomitmen untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan itu. Terlalu lama mengambang dan membiarkan hubungan mengalir apa adanya bisa mengubah arah tujuan yang sudah kamu rencanakan.
7. Rencana itu perlu. Karena kamu tentu tahu bahwa kamu tidak hidup selamanya. Banyak yang harus direncanakan agar tidak jadi berantakan dan sia-sia
Apa yang sudah direncakanan jauh-jauh hari memang tidak selalu bisa terealisasi. Tapi bila berpikir demikian, apalagi bila sama sekali tidak ada rencana? Kamu tidak tahu berapa lama waktumu hidup di dunia. Tapi di rentang yang kamu punya itu, tentunya kamu ingin mengisinya dengan sebanyak mungkin hal yang baik. Mau tidak mau kamu harus membuat rencana, agar hidupmu lebih tertata. Jangan sampai kamu tiba di momen di mana kamu menyadari betapa banyak waktu yang kamu biarkan berlalu begitu saja. Dan seperti yang kita ketahui semua, tidak ada waktu yang bisa kembali.
Tidak harus terlalu memaksa. Tapi setidaknya kamu punya tujuan dan gambaran masa depan yang akan kamu tapaki bersama dirinya. Usaha ekstra keras tetap harus dilakukan untuk hasil yang maksimal. Bila pasanganmu yang sekarang justru pergi ketika kamu memintanya memikirkan masa depan, tidak perlu disesali. Barangkali kamu dan dia memang berbeda visi. Daripada nanti kamu sakit hati sendiri, kamu bica mencari sosok lain yang lebih bisa mengerti pentingnya mengatur masa depan sejak dini.