Pengertian adalah salah satu sikap yang dituntut dalam sebuah hubungan. Pengertian bisa menjadi solusi dari beberapa persoalan, sehingga hubungan terselamatkan. Pengertian juga menjadi salah satu kriteria pasangan idaman. Tapi, pengertian itu batasnya apa sih? Kapan kita harus pengertian dengan sikap pasangan dan kapan kita harus berhenti menoleransi?
Meski baik, tidak semua sikap pasangan itu bisa dimengerti dan ditoleransi lho. Apalagi kalau terbukti hal itu buruk bagimu, baginya, atau malah bagi kalian berdua. Misalnya beberapa hal yang akan Hipwee bahas kali ini. Boleh kok kamu menegur pasanganmu bila melakukan hal-hal ini. Kalau tidak bisa ditegur, berarti tinggalkan saja. Hal-hal seperti ini tak perlu ditoleransi.
ADVERTISEMENTS
1. Sering menegur dan memprotes tindakanmu di depan umum. Kalaupun karakternya begitu, harus diubah karena itu tidak sopan
Bahkan dalam dunia kerja pun, ada etika untuk tidak menegur bawahan di depan umum. Hal ini akan sangat berdampak pada rasa percaya diri seseorang. Hal yang sama harus kamu pahami dalam hubungan kalian sehari-hari. Bila dia sering menegurmu di depan umum, memarahimu di depan orang banyak, dan mencaci sikapmu di depan orang lain, peringatkan dia supaya tidak melakukan hal itu lagi. Bukannya tidak mau dikritik, tapi mengkritik pun ada caranya ‘kan?
ADVERTISEMENTS
2. Selalu memaksa dan mengancam putus jika menginginkan sesuatu yang nggak dituruti. Udah, putusin aja sekalian!
Apakah dia sering memaksa ketika menginginkan sesuatu? Mungkin dia akan menyimpulkan bahwa kamu tidak benar-benar sayang bila menolaknya. Atau mungkin juga dia langsung mengancam putus bila tidak dituruti keinginannya. Mengapa menoleransi sikap yang demikian? Bahkan anak kecil pun harus tahu bahwa semua yang diinginkan tidak selalu harus didapatkan. Dia bukan hanya suka memaksa, tapi tak bisa menghargai hubungan kalian karena sedikit-sedikit mengancam putus. Seolah hubungan ini yang terpenting hanya kebahagiaannya.
ADVERTISEMENTS
3. Berbohong berkali-kali, meski katanya punya alasan untuk itu. Lah, bohong sih ya bohong saja meski tujuannya A, B, C, sampai Z
Sejak kecil kita selalu diajarkan untuk mengatakan kebenaran. Berbohong, bukan sesuatu yang bisa direstui baik dalam pelajaran budi pekerti, kewarganegaraan, maupun pendidikan agama. Bila pasanganmu suka berbohong, tentu kamu harus mulai mengatur jarak untuk mundur. Kalau hanya sekali dan kebohongan kecil yang nggak terlalu berpengaruh, mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi bila dia melakukan itu berkali-kali, meski soal hal-hal kecil pun, tetap saja bukan hal yang bisa dimengerti. Mungkin memang karakternya yang suka menggampangkan kebohongan?
ADVERTISEMENTS
4. Marah – kasar – minta maaf, katanya sih takut kehilangan. Jangan berusaha mengerti sikapnya yang begini, itu sudah masuk kategori bahaya
Banyak dari kita yang sering terjebak dalam bujuk rayu ini. Maklumi aku kalau cemburu dan marah-marah ya, sayang banget sama kamu dan aku nggak bisa kehilangan kamu. Kalimat itu memang sangat manis dan membuat hati luluh seketika. Tapi sikap kasarnya saat marah, cemburu berlebihan tanpa sebab, itu bukan sinyal hubunganmu sehat. Meskipun dia sudah minta maaf, tapi bila terus mengulangi perbuatan yang sama, apa gunanya? Bahkan ini adalah red flag, jangan berusaha mengerti jika pasanganmu sudah melakukan kekerasan seperti ini.
ADVERTISEMENTS
5. Janji-janji yang nggak ditepati, sesederhana janjian ketemu yang molor berkali-kali. Kalau komitmen kecil aja begini, bagaimana dengan yang besar nanti?
Janjian untuk nonton pukul 7, baru datang pukul 7.30. Janji akan menjemput pukul 4, datangnya pukul 5. Janji sudah siap dijemput pukul 6, eh baru selesai dandan pukul 7. Hal-hal seperti ini mungkin remeh, tapi menggambarkan banyak hal. Janji adalah komitmen. Bila hal-hal yang kecil dan sepele seperti ini saja tidak bisa menepati, bagaimana dengan komitmen yang besar dan membutuhkan pengorbanan? Jadi, jangan ragu untuk menegurnya bila dia tidak bisa menepati hal-hal yang dia katakan sendiri.
ADVERTISEMENTS
6. Tak bisa memutuskan apa pun, termasuk soal dirinya sendiri. Mau sampai kapan dia harus mengandalkan orang lain untuk hidupnya sendiri?
Setiap orang bertanggung jawab atas hidup masing-masing. Seperti kata Kale dalam film NKCTHI, bahagia adalah tanggung jawab masing-masing. Karenanya, setiap orang harus bisa memutuskan banyak hal, terutama untuk dirinya sendiri. Mengikuti semua keinginan dan keputusanmu, serta membiarkan kamu memutuskan segala-galanya bukanlah sikap yang manis dan romantis. Itu adalah sikap yang tidak mandiri, dan perlu dibenahi. Bukan hanya hubungan perlu diskusi dua arah, dia pun harus bisa memutuskan untuk bisa berkembang.
Jadi, jangan takut dianggap tidak pengertian ketika kamu memberinya peringatan tentang beberapa hal di atas, ya. Kalau memang tidak bisa diubah, pikirkan dua kali untuk tetap menjalani hubungan serius, karena itu bukanlah pertanda bagus. Toh, untuk maju, dua orang dalam hubungan harus sama-sama mau memperbaiki diri. Setuju nggak?