Jangan karena sama-sama suka dan nyaman kalian dengan mudah memutuskan untuk pacaran. Apalagi kalau dasarnya cuma jalani saja. Memang membangun hubungan harusnya tak perlu dibuat ribet. Tapi membangun sebuah hubungan juga perlu dasar yang kuat. Sementara suka atau nyaman saja tak bisa dijadikan jaminan untuk membawa hubungan bisa langgeng dan sampai level berumah tangga.
Hubungan yang baik jelas butuh komitmen saat membangunnya. Tak hanya asal jalan, yang urusan ke depannya dipikirkan nanti. Karena yang terpenting sekarang kalian sama-sama senang. Tapi sebenarnya apa sih perbedaan mendasar antara yang pacarannya jalani saja dengan yang jelas komitmennya? Dibacanya jangan pakai perasaan ya…. Biar nggak baper berlebihan.
ADVERTISEMENTS
1. Yang jalani saja menganggap hubungan memang harusnya mengalir seperti air, tapi bukankah sungai sendiri punya muara?
Baiknya memang setiap hubungan di jalani dengan santai. Seperti tak perlu terlalu muluk menyusun rencana dua tahun ke depannya lagi. Tapi, santai di sini bukan berarti seperti kalian yang hanya berbekal kalimat ‘jalani saja’ , yang khawatirnya tanpa ada tujuan yang jelas mau dibawa kemana.
Sementara yang menjalani hubungan dengan sebuah komitmen, seperti kamu dan dia sama-sama jalani hubungan ini untuk ke arah pernikahan. Karena memang sudah tak zamannya lagi kalian main-main. Lalu urusan nikahnya kapan ya nggak harus ngoyo tahun depan. Tapi yang pasti kalian berusaha membangun hubungan ini dengan sebaik-baiknya, kamu dan dia tak hanya mengenal karakter pasangan, tapi juga keluarganya. Kamu dan dia pun sama-sama berbenah diri lagi. Supaya istilah dewasa dan menua bersama hubungan melekat pada kalian.
ADVERTISEMENTS
2. Berbekal jalani saja membuat salah satu dari kalian merasa kalau tuntutan tak boleh ada, padahal itu yang membuat sebuah hubungan sehat dan dewasa
‘Kan aku udah bilang, kita jalani saja dulu. Nggak perlu terus nuntut aku untuk ketemu sama orangtuamu.
Kira-kira seperti itu gambaran saat kamu dan dia hanya sepakat jalani saja dulu semuanya. Tuntutan diibaratkan beban yang tak sejalan dengan kesepakatan kalian. Karena kalau jalani saja tak perlu juga harus memusingkan urusan kenalan sama orangtua atau keluarga lah, atau mengatur harus nongkrong dan temanan sama siapa saja.
Tapi untuk yang pacarannya dengan komitmen, tuntutan itu hal yang wajar. Karena tanpa tuntutan dan hanya bermodal terima apa adanya, kalian serta hubungan ini tak akan pernah beranjak dewasa.
ADVERTISEMENTS
3. Jalani saja buat sikap suka-suka mudah sekali tumbuh, tapi yang menjalani dengan komitmen sudah pasti memperlakukan pasangan dengan berhati-hati
Kamu dari mana aja sih? WA aku nggak dibalas, telepon juga nggak diangkat.
Abis nongkrong sama anak kantor.
Kamu nih nongkrong terus ya. Pantes uang gaji sering habis.
Ya suka-suka aku dong. Kok kamu jadi ngatur-ngatur.
Sementara komitmen membuat kamu atau dia tak bisa bersikap seenaknya, seperti komunikasi yang mau sesibuk apapun berbagi kabar tetap ada dalam prioritas kalian. Tapi komitmen bukan berarti membuat kalian bisa seenaknya mengatur. Justru komitmen membuat kamu dan dia bisa lebih terbuka dalam mengutarakan apapun salah satunya pendapat.
Tak ada istilah memaksa, tapi yang berlaku dikalian tak lain menurut kamu baiknya bagaimana.
ADVERTISEMENTS
4. Komitmen juga yang sebenarnya membuat kamu dan dia punya gambaran masa depan bersama. Tak seperti yang jalani saja yang tahunya senang-senang saja
Karena sedari awal sudah jelas hubungan ini akan dibawa kemana, kamu atau dia pun tak lagi sungkan membicarakan rencana di satu atau dua tahun ke depan. Bahkan lebih dari itu, seperti kamu yang memberitahu keinginan untuk bisa bekerja di rumah sebagai freelance supaya kelak pun bisa disambi mengurus anak sendiri. Atau dia yang membicarakan rencananya untuk membuka usaha bersama denganmu kelak. Memang semua baru sebatas omongan, tapi setidaknya komitmen tadi yang buat gambaran itu muncul satu persatu.
Sementara yang berprinsip jalani saja, tahunya cuma hari ini mau jalan bareng kemana, besok-besok jadi mau nonton atau nggak. Intinya hal semacam cita-cita atau rencana bersama di masa depan itu hal yang tak perlu dibahas sekarang, karena salah satu dari kalian mungkin saja akan ada yang tak nyaman.
ADVERTISEMENTS
5. Berbicara serius keduanya memang masih tentantif, tapi yang berkomitmen jelas sudah menunjukkan itikad baik
Iya, kita boleh berencana, tapi kadang memang Tuhan yang tentukan segalanya. Termasuk jodoh, jangankan yang pacaran atau sudah tunangan, yang sudah menikah saja ada yang akhirnya berpisah. Lalu, apa iya kita bisa bilang mereka tak serius dengan pernikahannya? Jadi, pada dasarnya urusan serius atau tidaknya seseorang menjalani hubungan itu terlalu tentatif. Mengingat ada banyak kemungkinan yang bisa datang tanpa kamu dan dia sadari atau di luar kuasa kalian. Tapi setidaknya kalian yang membuat komitmen, jelas punya itikad baik dalam membangun hubungan ini.
ADVERTISEMENTS
6. Yang jelas adanya komitmen membuat kamu dan dia berpikir dua kali saat ingin berpisah. Sementara yang jalani saja, ‘kan kalian tak punya kesepakatan apa-apa
Kamu dan dia yang sudah berkomitmen paham kalau putus itu bukan jalan keluar yang terbaik. Sayang juga rasanya kalau komitmen yang sudah ada ditanggalkan begitu saja. Jadi sepelik apapun masalah yang kalian hadapi, kamu atau dia berusaha sekali untuk berpikir dua kali untuk bilang pisah. Kalian memilih memutar otak untuk mencari penyelesaian yang bisa membuat hubungan serta kalian sama-sama lebih dewasa.
Tapi, buat yang jalani saja, salah satu dari kalian pasti ada yang berpikir kalau putus itu bukan hal yang sulit. Toh daripada bertahan tapi ternyata sudah tak nyaman, dan kalian sendiri tak ada kesepakatan apa-apa kan dari awal menjalani hubungan?! Pemikiran seperti itu memang lebih realistis. Tapi nyatanya hidup tak hanya butuh realistis, melainkan tanggung jawab dirimu sendiri terhadap apa yang sudah kamu pilih.
Jadi kamu sendiri mau pilih mana, berkomitmen atau jalani saja?!