Mau sebulan, dua bulan, setahun, atau lima tahun, setiap hubungan yang kandas itu menyisakan patah hati. Sakitnya sama meski hubungan itu belum berlangsung lama. Apalagi kalau kamu sudah telanjur berharap lebih pada hubungan ini. Sekarang mau nggak mau kamu harus merelakan harapanmu nggak sesuai ekspektasi.
Ada banyak alasan kenapa sebuah hubungan berakhir. Lagipula, yang namanya hubungan kan pasti ada halangan dan masalah-masalah yang menghadang. Nah, sebenarnya bila ditarik garis besar, ada beberapa masalah umum yang juga besar, yang seringkali mengganjal hubungan hingga akhirnya bubar. Namun, masalah itu masih bisa diatasi kok. Misalnya beberapa masalah yang akan Hipwee bahas kali ini.
ADVERTISEMENTS
1. Seiring waktu berlalu, komunikasi semakin berkurang. Jadi makin jarang bertanya kabar apalagi bertukar pikiran
Mungkin banyak yang belum menyadari bahwa semakin lama hubungan, semakin kita jarang “bertanya” kepada pasangan. Kita mulai berhenti bertanya kabar, bertanya bagaimana harinya, apa pendapatnya tentang A, B, C, D, hingga Z. Bahkan terkadang kita berpura-pura jadi cenayang yang menebak pikirannya tanpa merasa perlu bertanya.
Padahal, seiring berjalannya waktu, bukankah pikiran manusia selalu berevolusi dan berubah? Meski sudah lama pacaran, tetap perlu lho bertanya “Apa kabarmu hari ini, sayang?”. Selain romantis, bertanya hal-hal seperti ini akan menguatkan ikatan.
ADVERTISEMENTS
2. Minimnya rasa percaya. Terutama percaya bahwa hubungan ini layak dan dia adalah orang yang tepat
Percaya di sini lebih pada kepercayaan baik pada hubungan yang kalian jalani, ataupun kepada pasangan secara pribadi. Misalnya ketika kamu melihat postingan teman di Instagram dan merasa hubungan mereka terlihat sweet banget. Lantas kamu mengoreksi hubungan yang kamu jalani sendiri, karena kamu merasa iri dengan potret pasangan lain yang kamu anggap lebih bahagia.
Kamu pun memintanya begini dan begitu, menjadi seperti orang lain. Padahal setiap orang berbeda, dan pasangan lain yang kamu jadikan referensi belum tentu lebih bahagia dari kalian. Daripada begitu, lebih baik menggali lebih dalam info-info tentang kamu dan dia. Apa sih yang paling kamu suka, dan apa sih yang dia suka. Apa yang kamu nggak suka dan apa yang dia benci. Dengan lebih memahami, kalian bisa menciptakan rasa sweet itu sendiri
ADVERTISEMENTS
3. Kecemburuan serta insecurity yang nggak melulu soal orang ketiga. Ini juga bisa jadi bumerang juga
Cemburu memang bumbu cinta, tetapi nggak semua cemburu itu sehat lho. Kadang cemburu datangnya bukan dari sikap pasangan yang salah, melainkan rasa insecure dalam diri. Melihat mantan pacarnya yang terlihat wow, kamu langsung berkecil hati. Ketika kebetulan pasangan bertemu mantan secara tak sengaja, rasa curiga itu melebar ke mana-mana.
Atau bisa juga insecure karena prestasi dan karier pasangan yang lebih OK. Hal ini sepele, tapi bisa jadi bumerang besar dalam hubungan. Untuk mengatasinya, tentu dengan cara lebih menerima dan mencintai diri sendiri. Kalau kamu sendiri sudah cinta dan menerima diri sendiri, orang akan mudah mencintaimu kok.
ADVERTISEMENTS
4. Prioritas yang berbeda antar dua orang. Sulit memang menyatukan dua kepala yang berbeda
Hubungan adalah tentang dua orang. Sedang sampai kapan pun, dua kepala yang berbeda nggak akan bisa berpikir yang sama plek. Perbedaan pendapat dan prioritas itu sering terjadi. Bagimu, mungkin dia adalah prioritas nomor satu. Kamu bisa mengorbankan segalanya untuk bisa hidup dengannya. Namun, kamu nggak bisa menuntut dia untuk bersikap sama. Barangkali, saat ini dia masih ingin fokus dengan urusan keluarga, pendidikan, karier, dan sebagainya.
Untuk menyikapi masalah ini, membicarakannya baik adalah jalan utama. Hubungan adalah soal kompromi. Kalian memang harus tahu prioritas dan visi serta misi masing-masing, untuk menemukan jalan tengah yang paling sesuai untuk berdua. Bahkan mengetahui hal-hal ini dari awal akan memudahkan untuk menentukan arah hubungan, bukan?
ADVERTISEMENTS
5. Rasa bosan dan ketatnya ikatan yang membuat masing-masing sesak. Kenapa tidak dilonggarkan saja?
Barangkali ada masanya kamu berpikir bahwa kebahagiaan pasangan terlihat dari bagaimana mereka tak terpisahkan. Ke mana-mana selalu berdua. Bisa juga kamu menganggap bahwa mengekori ke mana pun pasangan pergi akan membuat hubungan kalian terjaga. Padahal, justru ini berpotensi menjadi masalah yang bahaya lho. Ketatnya hubungan akan membuat masing-masing mudah jenuh.
Harus diingat bahwa mencintai bukan berarti memiliki sepenuhnya. Bagaimana pun baik kamu dan dia berhak memiliki me time ataupun dunianya sendiri. Sama seperti simpul yang terlalu kuat mengingat akan membuat sesak dan kesakitan bukan? Hubungan juga sama. Jadi, biar sama-sama nyaman, sepakati waktu kapan masing-masing boleh menikmati me time. Biar nggak bosan dan ada kangen-kangennya juga nggak sih? ;p
ADVERTISEMENTS
6. Cinta yang hilang tiba-tiba. Lucu memang, tapi perasaan yang menggelora itu memang bisa tiba-tiba lenyap tak bersisa
Yap, sedih dan sangat disayangkan, namun, rasa cinta yang menggelora itu memang bisa padam begitu saja. Hari ini kamu begitu jatuh cinta, sampai kamu nggak bisa membayangkan mustahil bisa jatuh cinta kepada orang lain lagi. Rasa itu valid untuk sekarang, tapi besok, lusa, bulan depan, tahun depan, 10 tahun lagi belum tentu sama. Karena memang perasaan manusia bukanlah sebuah bilangan konstan yang akan selalu sama sepanjang usia.
Hilangnya cinta ini bisa karena banyak hal. Mungkin hubungan yang semrawut dan penuh masalah, mungkin karena bosan karena hubungan yang monoton, mungkin juga karena jatuh cinta pada orang lain. Perasaan memang mengalami pasang dan surut. Karenanya, perlu dirawat agar nggak hilang. Setiap pasangan tentu punya cara sendiri untuk merawatnya, nggak bisa dipukul rata. Pun, hanya kalian juga yang tahu kapan harus diperjuangkan dan kapan harus dilepaskan saja.
Mempertahankan sebuah hubungan memang perlu seni. Sebab untuk bertahan dengan seseorang dalam jangka waktu yang lama itu membutuhkan skill jatuh cinta berkali-kali kepada orang yang sama.