Kadang penilaian orang terhadap pasangan yang bahagia itu terlalu absurd. Bisa jadi kamu sendiri pun seperti itu. Entah kenapa di pikiranmu, teman-temanmu ini punya hubungan yang lebih bahagia. Cuma karena mereka sering sekali mengunggah kemesraan di sosial media, dan setiap ada acara penting selalu bersama-sama. Sementara kamu dan dia entahlah. Sekalipun tahu sama-sama sayang, tapi kamu sendiri masih ragu, apakah kalian termasuk pasangan yang berbahagia?
Sebenarnya bahagia atau tidaknya kamu dan dia itu tergantung dari cara kalian menjalani hubungan. Tak harus selalu penuh dengan tawa atau hal romantis lainnya. Namun bisa jadi karena adanya beberapa hal ini di hubungan kalian!
ADVERTISEMENTS
1. Saling mengkritik dan memberi saran, bukan berarti kalian tak saling sayang
Dikritik rasanya memang tak menyenangkan, sekalipun orang yang mengkritik itu pasangan sendiri. Tapi nyatanya kebiasaan saling mengkritik dan memberi saran ini yang justru membuat kamu atau dia saling terbuka satu sama lainnya. Selain itu, bukankah kalian bisa belajar mengenal karakter pasangan sembari berbenah diri bersama-sama?! Membuat kalian bisa jadi diri sendiri seutuhnya. Bukankah itu menyenangkan? Asal di antara kalian jangan ada kata “kamu harus terima aku apa adanya.”
ADVERTISEMENTS
2. Nggak selalu tanya lagi di mana atau sedang apa, tapi kamu atau dia saling bercerita bagaimana hari-hari kalian
Buat apa selalu bertanya sedang apa atau lagi di mana, kalau kalian sudah pasti paham seluk beluk kesibukan pasangan masing-masing. Kamu tahu di mana dia bekerja dan tugasnya apa saja. Kamu tahu kebiasaan-kebiasaan dia saat sedang tak sibuk dengan pekerjaannya. Begitu juga dengan dia yang setidaknya punya gambaran apa yang kamu lakukan dari setiap hari. Jadi alih-alih bertanya sedang apa atau lagi di mana, kenapa tak bertanya ada kabar apa hari ini? Sebagai pembuka kalian untuk saling bercerita bagaimana hari-hari kalian terlepas dari pekerjaan atau kebiasaan kamu dan dia.
ADVERTISEMENTS
3. Ketemuan pun tak harus setiap saat, bisa seminggu dua kali atau sekali tapi kalian menghargai quality time itu
Siapa bilang yang bertemu setiap saat itu sudah pasti bahagia? Kembali lagi ke persoalan kualitas bukan kuantitas. Kamu dan dia boleh bertemu seminggu sekali bahkan sebulan bisa hanya dua atau tiga kali, asalkan kebersamaan itu benar-benar terisi dengan obrolan dan kegiatan yang menarik. Setidaknya kebersamaan itu membuat chemistry kalian lebih kuat lagi, kamu atau dia pun bisa mendalami lagi karakter pasangan, pastinya semua baik dan bisa membuat hubungan kalian berkembang.
ADVERTISEMENTS
4. Membicarakan masalah dengan segera. Bertengkar dikit juga nggak masalah, asal setelah itu kalian baik-baik saja
Persoalan dia yang seenaknya mengaturmu untuk pulang tak larut malam, memang terkesan sepele. Tapi bukankah kamu tetap punya hak penuh dengan dirimu sendiri? Jadi kalau memang kamu tak suka dengan caranya, ya bilang langsung saja. Karena biarpun terkesan sepele persoalan seperti ini bisa saja membuat kenyamananmu kepada dia terganggu.
Tak masalah kalau ada selisih paham saat kamu coba mempertahankan hak dan pendapatmu. Bukankah dia sebagai pasangan sudah seharusnya bisa menghargaimu selama yang kamu lalukan masih ada dalam batas kewajaran. Toh kalian bertengkar sekarang demi kenyamanan bersama ke depannya.
ADVERTISEMENTS
5. Saling bertanya keinginan pasangan. Apapun dari hal remeh saat kalian ingin pergi makan apa dan di mana, sampai soal masa depan
Kamu akhir pekan mau ke mana?
Hmmm, pengennya sih refreshing ke hutan pinus yang di Sentul itu, bosan nih lihat gedung dan kendaraan umum.
Kayaknya asyik juga tuh, kita kemping aja sekalian ajak teman-teman yang lain.
Tak hanya rencana akhir pekan, tapi kadang keinginan sepele seperti saat dirimu lapar, kamu bertanya terlebih dulu dia ingin makan apa dan di mana. Dan keinginan atau impian kamu dan dia masa depan pun jadi salah satu hal yang kalian pertanyakan. Supaya kalian tahu bagaimana harus saling memotivasi.
ADVERTISEMENTS
6. Nggak terlalu pamer kemesraan di depan umum apalagi sosial media, biar nggak jadi bahan pembicaraan juga
Era digital memang membuat kebanyakan orang bergantung sekali dengan kehidupan sosial media. Seperti halnya kamu dan dia yang memang mengunggah beberapa tempat yang kalian kunjungi, sampai makanan apa yang dimakan dan hal random lain yang bagi kalian cukup unik. Tapi biarpun termasuk generasi millenial yang cukup aktif di sosial media, nyatanya kamu atau dia masih bisa menahan diri untuk tak mengumbar kemesraan kalian. Buatmu dan dia biar kemesraan ini jadi konsumsi pribadi. Kalaupun ingin mem-posting foto berdua yang dengan pose yang biasa atau santai saja.
Sebab bahagia terlalu sempit kalau hanya mesra-mesraan, atau ke mana-mana berdua saja!