Bicara soal cinta sepertinya nggak akan pernah ada habisnya. Sebab cinta selalu penuh kejutan dan keajaiban. Barangkali atas dasar itulah sutradara kawakan Hanung Bramantyo kembali memilih tema cinta dalam filmnya, The Gift. The Gift mengisahkan perjalanan novelis bernama Tiana (Ayusitha) mencari inspirasi dengan mengasingkan diri ke kota Jogja. Dalam pencariannya, ia justru bertemu dengan cowok berperangai buruk bernama Harun (Reza Rahadian) dan beberapa kali terlibat pertengkaran dengannya.
Cinta menunjukan keajaibannya, lambat laun pertengkaran justru menciptakan kedekatan antara mereka. Kemudian kedekatan mereka diuji dengan kehadiran Ari (Dion Wiyoko), dengan segala kebaikan hatinya yang juga menaruh hati kepada Tiana. Lantas bagaimana kelanjutan jalinan cinta Harun dan Tiana? Bagaimana pula hubungan Tiana dangan Ari yang menaruh rasa kepadanya? Tapi tunggu, di sini Hipwee nggak mau spoiler filmnya lebih jauh. Sebagai gantinya Hipwee akan membahas 6 keajaiban cinta yang terjadi dalam cerita The Gift sebagai bahan refleksi bagaimana memaknai cinta dalam kehidupan kita.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Cinta yang sebenarnya itu ajaib, seperti Tiana yang jatuh cinta dengan Harun yang Tunanetra, bukti bahwa kesempurnaan fisik bukan hal utama
Banyak orang beranggapan bahwa kesempurnaan fisik (biasanya diwakili oleh ketampanan atau kecantikan) adalah standar utama untuk disukai oleh lawan jenis. Mungkin memang benar aspek fisik adalah salah satu standar, namun salah jika menempatkan fisik menjadi standar utama.
Kisah Tiana yang jatuh cinta kepada Harun yang tunanetra menjadi bukti bahwa aspek fisik bukanlah penentu mutlak perasaan cinta. Dengan segala kekurangannya Harun tetap bisa membuat Tiana jatuh cinta. Bicara soal perasaan barangkali kenyamanan dan kecocokan lah yang menempati posisi pertama.
ADVERTISEMENTS
2. Ternyata rasa saling memahami penderitaan satu sama lain bisa menumbuhkan cinta antara dua insan manusia
Nasib orang berbeda-beda. Ada yang beruntung dan ada yang kurang beruntung. Harun dan Tiana adalah contoh orang yang kurang beruntung dalam hidupnya. Latar belakang kelam dengan permasalahan keluarga selalu menghantui hidup mereka ke mana pun kaki melangkah.
Tapi keajaiban cinta berbicara. Masa lalu yang kelam inilah justru yang merekatkan mereka berdua. Kesamaan penderitaan yang dialami inilah yang kemudian menciptakan kenyamanan untuk saling berbagi cerita dan saling memahami perasaan masing-masing. Pelan-pelan cinta tumbuh pada keduanya.
ADVERTISEMENTS
3. Cinta juga sulit ditebak, yang baik dan nyaman pun kadang belum tentu diinginkan oleh perasaan
Kalau dipikir secara logika, akan lebih masuk akal untuk kita suka kepada seseorang yang baik hati dan selalu ada buat kita daripada yang kerap melukai kita. Tapi sekali lagi, cinta itu ajaib. Logika wajar semacam di atas seringkali tebantahkan oleh kenyataan yang ada, sama halnya dengan hubungan Tiana dan Ari. Segala kebaikan dan perhatian Ari yang notabene adalah teman kecil Tiana nyatanya belum cukup untuk memikat hati Tiana. Justru kepada sosok yang berperangai buruk, kasar, penuh emosi, hati dan perasaan Tiana telah dilabuh dan ditambatkan.
ADVERTISEMENTS
4. Cinta penuh dengan pengorbanan seperti Tiana yang berkorban demi Harun seseorang yang dia cintai
Salah satu keajaiban lain adalah cinta selalu identik dengan pengorbanan. Mungkin rasanya nggak masuk akal melihat cowok rela hujan-hujanan membelikan sebungkus martabak manis yang diinginkan kekasihnya, “kenapa nggak pakai gosend aja sih?” Tapi itulah cinta kadang membutakan logika.
Mirip seperti apa yang dilakukan Tiana kepada Harun. Tiana memberikan hadiah istimewa kepada harun, bukan sembarang hadiah, ia bahan rela sampai mengorbankan sesuatu yang berharga bagi dirinya kepada Harun. Apakah hadiahnya? Tebak sendiri, ya? Kalau Hipwee jelaskan nanti malah spoiler 😀 wkwk
ADVERTISEMENTS
5. Seburuk-buruknya watak seseorang, dia masih punya cinta dalam hatinya. Dan cinta tersebutlah yang membuatnya melakukan kebaikan
Sosok Harun dalam The Gift adalah gambaran orang dengan kepribadian buruk. Semua disebabkan oleh kemarahan dan kekecewaannya kepada masa lalunya, tepatnya kepada ayahnya. Selain itu ia juga marah pada diri sendiri atas tindakan bodohnya di masa lalu yang berdampak pada hilangnya fungsi matanya untuk melihat.
Namun seburuk-buruknya orang, pada dasarnya ia adalah orang yang baik. Harun yang emosian dan pemarah nyatanya masih memiliki kebaikan di hatinya. Kebaikan itu khususnya ia berikan kepada Tiana dan simbok yang mengasuhnya sejak kecil. Harun melakukannya atas dasar cinta.
6. Tak peduli seberapa buruk dirimu atau latar belakangmu selalu ada orang-orang yang mencintaimu. Bersyukurlah kepada Yang Maha
Cinta memang aneh. Harun yang berperangai buruk, setiap hari kerjanya hanya marah-marah saja, tak pandai bergaul, nyatanya masih ada orang yang peduli kepadanya. Orang itu ialah Tiana dan simbok, pelayan keluarga Harun. Berulang kali Tiana disakiti oleh Harun dengan kata-kata kasarnya, pun halnya dengan simbok yang berulang kali dibentak-bentak oleh majikannya. Tapi tetap saja sikap Harun yang semacam itu tak membuat Tiana dan simbok berhenti mencintai Harun. Justru keduanya selalu memberikan perhatian kepadanya dan berharap ia berubah.
Itulah tadi refleksi singkat yang berangkat dari keajaiban-keajaiban cinta yang terjadi dalam film The Gift karya Hanung Bramantyo ini. Memang, semua ini hanyalah fiksi atau rekaan belaka. Tapi bukan berarti keajaiban cinta ini tak benar ada di kehidupan nyata. Tentu ada, mungkin kitanya saja yang belum menyadarinya atau kurang peka. Semoga dengan membaca paparan keajaiban di atas, kita bisa memaknai cinta lebih dalam dan mencintai apa yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kita.