Yang, kok kita udah jarang berantem ya?
Eh iya, kenapa ya?
Kata orang, bertengkar merupakan bumbu sebuah hubungan. Tanpanya hubungan akan berjalan hambar dan tanpa kesan. Meski dianggap sebagai bumbu, nyatanya pertengkaran tak selamanya terjadi. Awal-awal pacaran sih pertengkaran masih sering terjadi. Namun semakin ke sini, kamu dan dia jadi semakin jarang bahkan lupa kapan terakhir terlibat pertengkaran.
Perubahan ini memang awalnya tak kamu sadari. Bahkan kamu tahunya malah dari komentar orang-orang di sekitarmu ini. Padahal kamu merasa biasa-biasa saja. Satu-satunya perubahan yang kamu alami adalah kamu yang semakin dewasa. Kira-kira kenapa ya makin dewasa kamu dan dia justru makin jarang bertengkar? Mungkin salah satu jawabannya ada pada hal-hal di bawah ini, cek ya.
ADVERTISEMENTS
1. Pikiran kalian juga semakin terbuka. Bertengkar bukan satu-satunya hal yang bikin hubungan ada gregetnya
Pertengkaran disebut sebagai bumbu karena katanya mampu membuat hubungan lebih berwarna. Tanpa pertengkaran, sebuah hubungan seringnya dianggap nggak ada gregetnya. Namun semakin kamu dewasa, jalan pikiranmu semakin jauh terbuka. Kini bagimu dan dia, pertengkaran bukan satu-satunya hal yang mampu membuat hubungan kalian ada gregetnya. Masih banyak hal yang bisa membuat hubungan kalian jauh lebih seru dan berwarna. Seperti perhatian, kasih sayang dan candaan receh yang kadang hanya dimengerti kalian berdua.
ADVERTISEMENTS
2. Semakin dewasa cara berpikir juga semakin rasional. Buat apa capek-capek bertengkar kalau masalah lebih mudah diselesaikan dengan kepala dingin?
Selain semakin terbuka, cara berpikir kalian juga semakin rasional. Dulu waktu awal pacaran, kalian mudah terbakar cemburu karena gampang termakan isu. Padahal apa yang kamu dengar dari orang lain belum tentu benar. Bahkan seringnya nggak masuk dalam logika. Tapi kini cara berpikirmu udah berbeda. Kamu dan dia memilih mendinginkan pikiran dulu sebelum menyelesaikan masalah bersama-sama. Sebab membahas suatu masalah dengan kepala panas hanya akan buat kalian capek sendiri. Sementara jalan keluarnya belum tentu kalian temukan.
ADVERTISEMENTS
3. Makna hubungan bukan lagi sekadar selalu membalas pesan. Tapi jauh lebih dalam seperti saling mendukung masing-masing impian
Dulu kalau pacar nggak ngasih kabar, kamu bisa marah-marah seharian. Apalagi kalau sampai pesanmu dianggurin tanpa balasan. Duh rasanya seperti nggak lagi dianggap pacar, karena dulu kamu menganggap pacaran ya harus cepat balas pesan. Namun seiring semakin matangnya kalian berdua, makna hubungan tak lagi sama. Kini pesan yang belum sempat dibalas tak akan menyulut emosimu. Sebab bagi kalian berdua, hubungan tak sekadar membalas pesan tepat waktu. Sebab saat ini kalian lebih fokus untuk saling mendukung tanpa mengekang seperti awal-awal pacaran dulu.
ADVERTISEMENTS
4. Kemampuan mengatur ego dan emosi kalian pelan-pelan berkembang. Kini kalian tak lagi mudah saling menyalahkan hanya karena persoalan sepele
Tambah dewasa, tak hanya cara berpikir yang semakin berkembang. Namun kemampuan untuk mengatur ego dan emosi kalian juga semakin berkembang. Kalau dulu masalah sepele saja bisa buat kalian diam-diaman, kini hal tersebut tak sama lagi. Ada banyak hal yang mampu menahan emosimu agar tak mudah melupa seperti dulu. Pun ketika kamu ingin minta maaf karena melakukan kesalahan. Ada banyak hal yang mendorongmu untuk mengalahkan egomu.
ADVERTISEMENTS
5. Ada rasa malu tiap kali mengingat dulu dikit-dikit bertengkar. Dan sekarang kalian berpikir ulang setiap ingin bertengkar sebab tak ingin dianggap masih bocah
Apaan sih berantem-berantem terus. Kayak bocah!
Satu kalimat yang terlihat sepele, tapi nyatanya turut menurunkan intensitas pertengkaran kalian berdua. Kalau kamu ingat-ingat lagi, di awal pacaran kalian berdua lebih sering bertengkar daripada sayang-sayangan. Masalah sepele sampai nggak ada masalah sama sekali bisa menyulut pertengkaran kalian berdua. Sampai akhirnya kalian berdua diberi predikat “masih bocah”. Predikat tersebut lalu buatmu malu sendiri kalau dipikir-pikir lagi. Sebab umurmu dan dia sekarang udah tak muda lagi. Tujuan pacaran juga bukan lagi untuk senang-senang, tapi udah melangkah ke hal serius seperti pernikahan. Jadi kalau sekarang mau bertengkar, pikir-pikir dulu biar nggak lagi dianggap bocah.
ADVERTISEMENTS
6. Semakin dewasa, semakin banyak hal yang harus dipikirkan. Sayang rasanya jika waktu berdua harus terbuang untuk bertengkar
Dulu pikiran terberat hanya sekadar menentukan tempat makan atau mau kasih hadiah apa untuk ulang tahun pacar. Namun semakin dewasa, semakin banyak pula hal-hal yang perlu dipikirkan. Perihal pekerjaan, masalah keluarga yang nggak kelar-kelar, sampai hubungan yang sebentar lagi mau disahkan. Hal-hal tersebut sudah menyita hampir seluruh perhatianmu. Tak ada lagi waktu dan sisa tenaga untuk bertengkar soal hal-hal sepele. Rasanya sayang waktu dan kebersamaan kalian, kalau harus dikurangi hanya untuk bertengkar.
Kata orang memang bertengkar itu sesekali perlu. Namun untuk sekarang, kamu merasa lebih nyaman dengan hubungan yang seperti ini. Jarang bertengkar sampai tak ingat kapan terakhir sama-sama emosi. Toh kalau dari alam bawah sadarmu sudah tak ingin bertengkar, buat apa dipaksa-paksa lagi?