Suatu saat kamu akan dihadapkan pada dua pilihan soal hubunganmu. Apakah kamu akan bertahan atau memilih untuk behenti dan menyudahi hubungan yang sudah kalian bina selama ini. Tak ada yang mudah dari kedua pilihan tersebut. Pertimbangannya berat. Bahkan sampai berhari-hari kamu berpikir keras sebelum akhirnya memilih antara pergi atau bertahan.
Tak apa jika kamu memutuskan untuk bertahan. Meyakini bahwa semuanya akan membaik seiring waktu berjalan. Namun jika kamu bertahan karena alasan ini, pada akhirnya kamu hanya akan sakit hati. Daripada bertahan, lebih baik kamu pergi.
ADVERTISEMENTS
1. Bertahan dengan alasan sudah terlalu nyaman memang sekilas meyakinkan. Namun nyaman saja tak bisa menjamin masa depan kalian
Perkara kenyamanan hati memang tak mudah diciptakan. Sudah banyak sosok yang datang dan pergi dalam hidupmu sebelum akhirnya memilih sosoknya sebagai pengisi hati. Namun alasan nyaman saja tak bisa kamu jadikan patokan untuk bertahan. Percuma kamu merasa nyaman namun dia tak bisa menjamin masa depan. Ketika berbicara soal masa depan, kamu harus lebih realistis lagi memandang hubungan kalian. Tak cuma cukup dengan kenyamanan.
ADVERTISEMENTS
2. Kamu memaksa bertahan karena tak ingin menyakiti. Padahal hatimu sudah tak ada rasa cinta lagi
Putus memang akan selalu menyakitkan bagi siapapun. Baik bagi pihak yang diputuskan maupun dia yang mengakhiri hubungan. Patah hati memang tak pernah membahagiakan. Karena alasan inilah kamu memaksa bertahan. Daripada kamu menyakiti, lebih baik kamu bertahan di sisinya. Meski gejolak perasaan tak lagi ada.
Kalau kamu tahu, sebenarnya memaksa bertahan saat tak ada lagi perasaan yang tersiksa justru akan jauh lebih menyakiti. Lebih baik menyakiti sekarang, daripada membuang waktu.
ADVERTISEMENTS
3. Jangan memaksa bertahan karena hubungan sudah berjalan tahunan. Kalau sudah tak bisa disatukan, kenapa dipaksa?
Hubungan kalian yang sudah berjalan lebih dari 3 tahun membuatmu merasa tak tega kalau harus mengakhirinya begitu saja. Kamu takut bahwa bertahun-tahun hubungan akan sia-sia belaka. Padahal sejatinya dengan bertahan kamu justru akan tersiksa. Kamu akan menyia-nyiakan waktumu lebih lama dengan bertahan padahal kamu tahu kalian sudah tak bisa lagi disatukan.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu yakin dia akan berubah dewasa seiring berjalannya waktu, tapi sampai kapan kamu mau dibuat menunggu?
Dia adalah sosok yang bisa membuatmu jatuh cinta. Bersamanya kamu merasakan kebahagiaan yang kamu dambakan. Namun sifatnya yang masih kekanakan sementara usia kalian yang sudah dewasa membuatmu ragu akan masa depan berdua. Kalau kamu ragu bahwa dia bisa berubah dewasa dalam waktu dekat, sebaiknya kamu egois memikirkan masa depanmu sendiri. Beranikan dirimu untuk pergi. Daripada kamu harus menunggu dia dewasa dulu dan itu entah sampai kapan.
ADVERTISEMENTS
5. Meski selalu dibatasi, kamu percaya bahwa sebenarnya dia cinta. Namun apa guna cinta kalau tak pernah ada pembuktiannya
Iya, dia membuatmu sakit hati. Namun ada keyakinan dalam hatimu yang berkata bahwa dia melarang dan membatasimu itu karena dia cinta. Kamu sudah tak peduli lagi soal hatimu sendiri yang tersakiti. Berusaha melihat sisi positifnya dengan berimaji dia melakukan itu karena ‘cinta’. Padahal, apa gunanya dia merasa cinta ketika tak ia tunjukkan dengan sikapnya? Sosok yang mencintamu tak mungkin memperlakukanmu hingga menyakiti hatimu.
ADVERTISEMENTS
6. Sudah mengenal keluarganya kadang jadi beban bagimu untuk bertahan, akhirnya memaksakan hubungan walau kamu dan dia sudah tak sejalan
Kadang mengenal keluarga pasangan jadi salah satu alasan yang menguatkanmu bertahan. Kamu dan keluarganya sudah lama saling mengenal. Membuatmu ragu untuk pergi meninggalkannya saat posisimu sudah dekat dengan orangtuanya. Namun kamu tetap harus sadar. Ketika kamu tak bisa menemukan cinta darinya, harusnya kamu berani untuk pergi saja. Jangan jadikan sosok orangtuanya sebagai pemberatmu untuk bertahan.
Kalau memang sudah tak bisa menemukan cinta dan kenyamanan, kenapa tak memutuskan untuk pergi saja? Jangan mencari-cari alasan untuk bertahan jika pada akhirnya hatimu sendiri yang tersiksa.