“Dit, malam minggu jalan, yuk?”
“Ogah. Gue mau jalan-jalan,”
“Heleeh… Jomblo aja songong,”
Banyak yang mengatakan bahwa fase patah hati adalah fase yang paling menyakitkan. Seakan ada kiamat kecil dalam hidup kita. Dan dunia pun terasa runtuh. Rasanya mau melakukan hal apapun terasa tak semangat. Namun sedih saat patah hati itu wajar, sangat wajar malah.
Ada proses yang harus berjalan saat fase patah hati datang. Kamu pun harus dengan tabah melewati fase-fase ini. Jika tahap demi tahap berhasil kamu lewati dengan tabah, maka tak mungkin upaya move onmu akan berhasil sepenuhnya.
ADVERTISEMENTS
1. Tepat setelah putus, hati terasa remuk redam. Kamu pun berpikir, “mending aku mati aja,”. 🙁
Awalnya kamu punya ekspetasi tinggi atas hubungan yang kamu jalin bersamanya. Mimpi-mimpi besar bersama pun telah dirancang secara sempurna. Mau tinggal dimana setelah menikah dan mau punya anak berapa jadi pertanyaan wajib yang rutin dilontarkan. Semua terasa indah.
Tapi namanya juga manusia, hanya bisa berencana. Rencana yang kamu susun secara rapi harus terhempas begitu saja. Layaknya sebuah lego yang kehilangan salah satu bagiannya, lalu tak bisa lagi berdiri sendiri. Begitu juga hatimu. Retak begitu saja, ketika harapan demi harapan kamu sadari harus pupus. Dia lebih meninggalkan, daripada bertahan. Maka remuk redam ini tak bisa terbendung lagi.
Aku mau mati aja 🙁
ADVERTISEMENTS
2. Lanjut ke fase kedua. Semua masih terasa seperti mimpi, padahal kemarin dia masih di sisi. Kamu nggak mau percaya kenyataan ini!
Kesedihan yang kamu hadapi rasanya terlalu berat. Setelah merasa tak ingin hidup lagi, kamu merasa perpisahan ini masih seperti mimpi. Belum lama ini di masih di sisi, tapi ternyata dia sudah pergi. Kamu pun tak mau memercayai kenyataan ini. Kamu merasa pasti hubungan kalian masih bisa diperbaiki. Tapi sekuat apapun kamu berusaha, dia tak pernah mau kembali..
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Meski masih sakit, setidaknya hatimu mulai membaik. Kamu coba berkenalan dengan orang baru. Tapi kok pikiran tentang dia tak pernah pergi?
Oke, kamu mulai menerima kenyataan sekarang. Yang pergi biarlah pergi, kamu pun kembali mencoba membuka hati dan berkenalan dengan baru. Kamu harap orang-orang baru yang kamu temui ini mampu menyembuhkan luka hati dan membawa harapan baru.
Tapi apa daya, otak dan pikiranmu belum mau diajak kompromi. Bayang-bayang dia terasa masih selalu menempel di angan. Kamu pun mulai bingung harus berbuat apa.
ADVERTISEMENTS
4. Setelah sekian lama, ada rasa kangen. Coba cari kabar tentang mantan lagi. Tapi kenyataan dia sudah punya kekasih baru harus kamu dapati
Dulu, terbiasa bersama membuat rasa rindu merasuk di kalbu. Kamu rindu kebiasaan-kebiasaan yang kamu lakukan bersama dia dulu. Rasanya ingin mengulang lagi masa-masa itu. Dimana kamu merasakan bahagia dan tak ada beban apapun. Kamu pun mencoba menghubungi mantan kembali. Hanya ingin menanyakan kabarnya sekarang, sembari berharap bisa balikan.
Namun lagi-lagi kamu salah langkah. Mantanmu yang kamu pikir juga merasakan kesedihan yang sama, ternyata tidak sama sekali. Dia kini telah bahagia dengan pasangan barunya. Hatimu pun remuk kedua kalinya~
ADVERTISEMENTS
5. Kenyataan pahit yang kamu terima, bikin kamu nggak percaya lagi sama cinta. Dengan sesumbar kamu bilang nggak butuh lagi cinta
Segala kenyataan pahit yang kamu terima ini, membuatmu jadi pribadi yang apatis. Kamu tak percaya lagi pada cinta. Bagimu cinta itu sia-sia dan tak ada gunanya. Kamu merasa akan lebih bahagia jika hidup tanpa cinta! Iya, keyakinanmu sebesar itu.
6. Tapi akhirnya kamu sadar, kemarin kamu hanya belum menemukan sosok yang tepat lagi. Kini kamu bersedia melapangkan hati
Selamat! Kamu sudah berhasil melewati semua fase. Kini kamu cuma bisa menertawai diri sendiri, kenapa kemarin-kemarin begitu labil dan emosi yang tak terkontrol. Sekarang kamu sudah terlahir menjadi pribadi yang baru. Kamu sadar, sakit hatimu kemarin terjadi karena kamu belum menemukan sosok yang tepat. Bukan berarti lebih baik, tapi sosok baru yang bisa membuatmu mengerti lagi seperti apa rasanya jatuh cinta lagi.
Kini kamu menjalani hidup lebih ringan. Karena hati yang lebih lapang dan keikhlasan yang tak pernah kamu sesalkan. Patah hati kemarin membuatmu menjadi pribadi yang belajar banyak hal baru.
Patah hati memang menyakitkan. Tapi kamu cuma perlu menghadapinya saja, karena rasa sakit membuktikan bahwa kamu masih hidup selayaknya manusia biasa.