“Kalau aku sama Ayah kadang suka teleponan sampai pagi gitu…”
“Wah, padahal aku aja nelpon rumah cuma sekali-sekali.”
“Ehem… ‘Ayah’ itu panggilan buat pacar aku.”
Baru beberapa bulan pacaran, panggilan yang biasanya hanya nama kini berubah jadi ‘Ayah-Bunda’ atau ‘Papa-Mama’. Padahal, anak saja belum punya. Kuliah juga baru semester tiga. Belum tahu nanti mau jadi apa, apalagi apakah kalian memang akan bersama sampai tua.
Punya panggilan kesayangan untuk pasangan memang tak ada salahnya. Panggilan itu membuat kalian terlihat dekat dan akrab, unik dan berbeda. Tapi ada banyak ‘kan panggilan sayang yang bisa digunakan selain ‘Ayah-Bunda’ atau sejenisnya?
ADVERTISEMENTS
Memang banyak pasangan yang saling memanggil ‘Ayah-Bunda’, tapi nggak lantas bikin panggilan ini biasa saja. Tetap saja aneh kedengarannya, apalagi kalau kamu dan pacar baru saja jadian.
Meski tak semuanya, banyak pasangan muda yang memanggil pasangannya ‘Ayah-Bunda’ di saat masa pacaran. Tapi hal itu tak lantas membuat panggilan ini terdengar biasa saja. Tetap ada perasaan aneh ketika mendengar ada pasangan yang memanggil pacarnya dengan panggilan tersebut. Apalagi mereka yang menggunakan panggilan ini usianya tampak sangat muda. Mungkin juga mereka belum lama pacaran, baru 3 atau 4 bulan menjalin cinta.
Di awal pacaran, anak muda memang cenderung dimabuk cinta. Seolah-olah pasangan yang ada saat ini adalah segala-galanya. Eh, tapi jatuh cinta bukan berarti kamu harus panggil ‘Ayah-Bunda’, dong? Jatuh cinta nggak bikin kalian lantas punya anak bareng. Seberapapun kalian saling cinta, kalian tetap belum jadi orangtua.
ADVERTISEMENTS
Mungkin memang masa pacaran kalian sudah lama. Tapi ini nggak bikin kalian tiba-tiba jadi orangtua!
Hubunganmu yang sudah lama berjalan pun tak lantas membuat kamu dan pacarmu pantas untuk saling memanggil Ayah-Bunda. Satu tahun, dua tahun, atau beberapa tahun pun selama kalian belum berstatus menikah rasanya tak pantas untuk saling memanggil “Ayah-Bunda”. Kamu mungkin memang telah mengenal pacarmu cukup lama dan dalam, tapi kalau kalian putus dan akhirnya punya anak dari orang lain, gimana?
Panggilan “Ayah-Bunda” juga tidak lantas membuat hubungan kalian menjadi lebih dewasa, justru sebaliknya malah membuat hubungan kalian nampak masih kekanak-kanakan. Hubungan yang dewasa tidak perlu menunjukkan sesuatu yang berlebihan. Hubungan yang dewasa itu saling memiliki dan berbagi dengan sederhana. Sementara panggilan “Ayah-Bunda”, terdengar berlebihan jika kamu masih pacaran.
ADVERTISEMENTS
Kamu baru layak disebut orangtua jika sudah rela mengabdi demi membesarkan buah hati. Membeli hewan di pet shop dan merawatnya saja, tidak membuat kalian jadi Papa-Mama
“Bunda, Bino udah dikasih makan belum?”
“Udah, Ayah. Ayah sekarang jemput gih kita mandiin,”
(Bino adalah seekor marmut)
Kamu dan pasanganmu mungkin memiliki seekor peliharaan bersama yang kalian anggap seperti anak kalian sendiri. Kecintaan dan perhatian kalian terhadap hewan peliharaan tak lantas membuat kalian layak disebut sebagai orang tua. Merawat dan membesarkan seorang anak tentu jauh berbeda dengan memelihara seekor binatang.
Memelihara binatang bersama mungkin juga banyak menyita waktumu dengan pasangan. Tapi, apakah punya hewan membuat kalian harus mengatur keuangan demi sekolah dan kuliahnya? Apakah punya hewan mengharuskan kalian begadang semalaman dan menabung untuk susu formula? Jangan hanya memiliki hewan peliharaan bersama, kalian jadi saling memanggil ‘Ayah-Bunda’…
ADVERTISEMENTS
Kamu belum tahu pacarmu yang sekarang akan benar-benar menjadi kekasih seumur hidupmu, jadi tak perlu terlalu berlebihan.
Panggilan ‘Ayah-Bunda’ sejatinya dilontarkan pada pasangan yang telah resmi menikah dan telah dikaruniai anak. Agar anak mereka terbiasa memanggil orangtuanya dengan sebutan yang diinginkan, orangtuanya pun mulai membiasakan mengubah panggilan. Makanya, ada juga pasangan suami-istri yang belum saling panggil ‘Ayah-Bunda’ atau ‘Papa-Mama’ karena mereka belum punya anak. Kalau mereka yang sudah menikah saja tidak memanggil satu sama lain ‘Ayah-Bunda’, bukankah sangat berlebihan kalau yang masih pacaran sudah memanggil dengan sebutan itu?
Kamu dan pacarmu sama-sama belum tahu masa depan hubungan kalian seperti apa. Belum tentu dia yang bersamamu saat ini benar-benar menjadi orangtua bagi anak-anakmu kelak. Jadi, tak perlulah terlalu berlebihan.
ADVERTISEMENTS
Selain memperhatikan perasaan pasangan, kamu juga perlu memikirkan apa kata orang yang mendengarkan panggilan kalian.
Bayangkan kamu dan pacarmu yang masih imut-imut berjalan bergandengan di sebuah mall sambil bercakap-cakap dengan panggilan “Ayah-Bunda”. Orang-orang yang berada di sekitar kalian dan tak sengaja mendengar percakapan kalian pasti bergumam, “Itu MBA atau bagaimana sih?” Mungkin kalian sedang dimabuk cinta, jadi tak peduli dengan celotehan orang lain. Tapi jika sudah cukup dewasa nanti, kalian kan mengerti dan menyadari kekonyolan kalian ini.
ADVERTISEMENTS
Pacaran adalah tak lebih dari masa penjajakan. Nikmatilah dan jangan terburu-buru, karena bayi imajiner itu sungguh tak perlu
Masa pacaran adalah masa-masa untuk kamu dan pasangan menjalani penjajakan. Pada masa ini, kamu mencoba mengenal pasangan dan belajar memiliki komitmen dengan seseorang. Pada saat berpacaran kalian belum sepenuhnya berhak memiliki satu sama lain. Pacaran hanyalah jembatan menuju hubungan yang lebih serius. Nikmatilah masa-masa ini dengan santai, tidak perlu terburu-buru. Daripada membayangkan kamu dan dia punya bayi, bukankah lebih baik menjadikan masa-masa ini indah dengan hubungan cinta yang sehat?