6 Alasan Kamu Harus Berhenti Nanya Kapan Nikah. Kecuali Kamu Mau Bayarin Biaya Resepsinya

“Mbak Shinta itu kok nggak nikah-nikah ya?”

“Iya ya, dia ‘kan umurnya udah hampir kepala tiga, padahal temen-temen seumurannya udah pada nikah semua. Udah punya pacar belum sih sebenernya?”

Apa kamu termasuk orang yang suka memperbincangkan orang lain macam ini? Khususnya, mengurusi jodoh mereka? Kalau dipikir-pikir, apa sih untungnya?

Daripada terus bertanya, bukankah lebih baik mendoakan saja? Toh kamu nggak akan dapat apa-apa kalau terus bertanya tentang jodoh orang lain. Inilah 6 alasan kenapa mulai sekarang kamu harus kurang-kurangin ngurusin jodoh orang.

ADVERTISEMENTS

1. Karena kamu nggak pernah tahu apa beban hidup kawanmu itu, lebih baik berhenti mengurusi hidupnya

semua orang punya masalah

Semua orang punya masalah sendiri via huffingtonpost.com

Satu hal yang harus kamu ingat, setiap orang memiliki masalah dan fase cobaan yang berbeda-beda. Kalau tak terjadi saat masih remaja, mungkin saja akan terjadi ketika dewasa, atau bisa jadi saat masa tua tiba. Semua orang mau tak mau akan merayakan ‘dark age’ dalam hidupnya. Karena tak pernah ada manusia yang sempurna, tak ada satu orang pun yang hidupnya akan lurus-lurus saja.

Karena hal inilah, kamu tak pernah tahu apa sejatinya yang jadi beban mereka yang kamu urusin jodohnya itu. Bisa jadi beberapa orang yang tampak mapan dan sudah matang secara usia di matamu, ternyata masih memiliki beban berat di keluarganya sendiri. Seperti misalnya ditinggal orangtuanya meninggal dan harus membantu adik-adiknya melanjutkan hidup. Karena satu dan lain hal, mereka pun tak fokus mencari jodoh. Kalau kamu yang mengalami sendiri, yakin masih mau bingung soal jodoh?

ADVERTISEMENTS

2. Karena kamu bukan Tuhan, waktu yang tepat hanya Dia yang mampu ciptakan. Bukan kamu yang menentukan kapan

Jodoh itu urusan Tuhan

Jodoh itu urusan Tuhan via www.juliepepin.com

Semua orang tahu, jodoh adalah urusan Tuhan. Namun ternyata masih banyak yang menanyakan kapan nikah tanpa tahu kondisi orang yang bersangkutan. Apa yang kamu tahu, seringkali tak sesuai dengan apa yang Tuhan tentukan dan orang lain butuhkan. Apa yang kamu nilai penting bagi orang lain, bisa jadi itu hal yang bahkan sama sekali belum dia perjuangkan.

Jodoh itu kehendak Tuhan dan sudah ada jaminan jodoh tak akan tertukar. Kadang, jodoh tak dapat dikejar, seingin apapun kamu memilikinya. Dan sebaliknya ketika kamu merasa belum siap dan belum mau sekalipun, jodoh bisa datang ketika Tuhan sudah menuliskan. Tuhan yang paham kapan waktu yang tepat, tolong jangan pernah mendahului kehendak-Nya.

ADVERTISEMENTS

3. Karena prioritas setiap orang berbeda. Jangan pernah berupaya memaksakan prioritasmu ke mereka

Prioritas masing-masing orang berbeda

Prioritas masing-masing orang berbeda via shutterstock.com

Menikah ataupun mengusahakan jodoh adalah tentang prioritas. Setiap orang memiliki prioritas masing-masing, yang seringnya tak sama dengan prioritas yang lain. Bisa jadi karir bukan prioritasmu, namun menikah yang jadi nomor satu.

Hal yang sama tak harus berlaku pada orang lain. Bisa jadi menikah atau mencari jodoh jadi prioritas nomor sekian, masih ada banyak hal yang harus diselesaikan. Alangkah baiknya, kalau kamu memandang hal ini secara bijak.

ADVERTISEMENTS

4. Setiap orang punya hal pribadi yang sedang dia upayakan sendiri. Mulai sekarang, kamu harus mulai belajar menghargai

karena tiap orang tengah mengupayakan sesuatu

Karena tiap orang tengah mengupayakan sesuatu via www.mhmk-international.org

Sama halnya dengan prioritas, setiap orang pun mempunyai mimpinya masing-masing. Itu artinya, sesuatu yang diupayakan satu orang dan yang lain pun berbeda. Kamu boleh jadi memikirkan jodoh sepanjang waktu, tapi belum tentu orang lain melakukan hal yang sama. Memasang target dalam hidup bukan cuma soal jodoh saja ‘kan? Ada banyak hal lain yang juga butuh fokus, seperti misalnya karir atau mimpi untuk membangun usaha sendiri.

Mulai sekarang, cobalah menghargai hal-hal yang orang lain sedang upayakan. Alih-alih terus merecokinya dengan pertanyaan nggak penting, lebih baik saling mendukung agar dapat mewujudkan mimpi.

ADVERTISEMENTS

5. Jodoh dan menikah itu perkara hati. Bukan siapa yang duluan seperti lomba lari

Ini bukan lomba lari

Ini bukan lomba lari via dylandsara.com

Kamu sedang berurusan dengan hati dan perasaan seseorang. Sekalipun dia sahabatmu, kamu tak sepenuhnya tahu trauma apa yang mungkin dia hadapi. Tentang berapa kali hubungannya yang selalu gagal atau berapa kali dia tersakiti oleh lelaki yang dia cintai.

Semua orang paham bahwa jodoh dan menikah itu sepenuhnya perkara hati. Tak bisa ditentukan oleh batas waktu yang membatasi. Terlebih lagi, dua hal ini bukan soal lomba lari. Kamu tak bisa memaksa setiap orang harus sampai di garis finish dalam waktu yang hampir bersamaan. Ataupun kalau kamu menikah duluan, tak serta merta menjadikanmu sebagai pemenang.

ADVERTISEMENTS

6. Mereka yang saat ini merasa sudah bertemu jodohnya belum tentu lebih bahagia dibandingkan yang masih betah sendiri

245

Belum tentu yang sudah punya jodoh lebih bahagia via dylandsara.com

Termasuk mereka yang sudah menikah sekalipun, tak ada jaminan kebahagiaan abadi pada kehidupan berumah tangga. Standar kebahagiaan masing-masing juga sangat berbeda. Bagaimana kalau dia yang sering kamu tanyai tentang jodohnya ini masih merasa sangat nyaman dengan kesendiriannya? Bagaimana kalau dipaksakan punya pasangan sekarang, malah akan menyebabkan sakit hati datang?

Kalau kamu merasa bahagia karena sudah punya jodoh sekarang, cukup rasakan kebahagiaan itu sendiri. Jangan paksa orang lain untuk merasakan kebahagiaan yang sama. Tapi apa kamu sudah sangat yakin kalau kamu yang merasa sudah punya jodoh sekarang akan lebih bahagia berkali-kali lipat? Toh masa depan tak ada yang pernah tahu.

Terlepas dari hobi mengurusi jodoh orang lain, yuk mulai sekarang hargai setiap privasi yang orang lain miliki. Cukup dukung dan doakan yang terbaik saja.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Rajin menggalau dan (seolah) terluka. Sebab galau dapat menelurkan karya.