Menjalani kehidupan sebagai cewek memang banyak tantangannya. Salah satunya yang makin hari makin menjadi beban adalah perihal umur dan pernikahan. Semakin matang usianya, cewek akan semakin sering diburu-buru untuk menikah. Rasanya kamu harus segera berlari biar tak tertinggal dengan teman-teman yang sudah mendahului.
Tapi berbeda cerita dengan cowok, mau umur 25 atau mau 30 lebih, pertanyaan kapan nikah tak terlalu memburu. Ada juga yang menganggap usia 25 menuju 30 ini sebagai masa emas cowok. Sampai beberapa cowok mendapatkan wejangan, banyakin main dulu sebelum menikah. Hal ini buat cowok terlihat selow dalam menjalani hidupnya. Berbeda jauh dengan cewek yang dikejar masa kadaluarsa.
Perbedaan yang diterima cowok dan cewek soal menikah pun akhirnya menggelitik Hipwee. Kenapa sih harus dibeda-bedakan padahal dua-duanya kelak akan menikah juga? Dari hasil bertapa dan observasi sekitar, nih Hipwee jelaskan alasan di balik cewek yang selalu diburu-buru menikah, sementara cowok justru boleh nanti dulu.
ADVERTISEMENTS
1. Budaya patriarki yang kental di masyarakat membuat cowok punya lebih banyak pilihan. Sementara cewek seakan hanya punya satu, menikah lalu punya anak
Indonesia memang dikenal sebagai negara yang menganut sistem patriarki. Sistem ini menempatkan cowok sebagai sosok yang memegang kekuasaan tertinggi dalam lingkungan sosial. Salah satu akibat dari kentalnya budaya patriarki ini adalah cowok-cowok seperti memiliki hak yang spesial, yaitu bisa punya banyak pilihan dalam segala hal. Termasuk pernikahan. Mau umurnya sudah matang atau kelewat matang, tidak ada salahnya jika cowok mau menunda pernikahan. Lain halnya dengan cewek. Cewek seakan hanya punya satu pilihan, menikah lalu punya anak.
ADVERTISEMENTS
2. Kebanyakan orang berpikir kalau cowok butuh persiapan yang lebih panjang sebelum jadi kepala keluarga. Padahal cewek juga butuh persiapan yang sama
Sejak kecil cowok memang dididik untuk bisa memimpin. Tujuannya ya agar bisa memimpin keluarganya sendiri suatu saat nanti. Namun cara didik tersebut dibersamai dengan anggapan bahwa cowok butuh persiapan lebih panjang sebelum akhirnya berkeluarga. Sebab menjadi pemimpin tidaklah mudah, penuh tanggung jawab dan lahir batin harus siap. Sementara cewek dianggap sebaliknya. Kalau sudah masuk umurnya, segera mungkin harus menikah. Padahal kalau dilihat secara kesiapan, cowok dan cewek sama-sama butuh waktu. Apalagi sebagai calon ibu, persiapan yang perlu cewek lakukan juga tak kalah ribet dan banyak bukan?
ADVERTISEMENTS
3. Cewek yang tak lekas menikah sering dianggap sebagai perawan tua dan tak laku. Katanya nama besar keluarga bisa tercoreng akibat hal itu
Umur udah mau 30 belum menikah? Awas dicap perawan tua!
Iya, beberapa di antara kita memang masih kejam dalam memandang orang lain. Salah satunya dengan menganggap cewek yang belum juga menikah itu sebagai perawan tua. Lebih kejam lagi kalau sampai diberikan predikat ‘nggak laku’. Sudah begitu, cewek pun sering ditakut-takuti akan mencoreng nama keluarga jika tak lekas menikah. Padahal cewek juga manusia yang memiliki haknya. Bukan barang dagangan yang punya masa berlaku. Perihal mencoreng nama keluarga bukankah harusnya dilihat dari banyak sudut pandang? Tak bisa digeneralisasikan pada satu sisi.
ADVERTISEMENTS
4. Katanya dengan menikah dan ikut suami, cewek bisa sedikit mengurangi beban keluarga. Duh, ini sih pemikiran orang kolot saja ~
Banyak yang mengatakan cewek yang belum juga menikah adalah beban keluarga. Tak peduli cewek tersebut sudah mandiri atau masih remaja. Apalagi kalau kamu sudah ‘saatnya’ menikah karena teman-temanmu pun demikian. Orang-orang pasti berhasrat sekali menyuruhmu melepas masa lajang dengan dalih, “sudah nikah saja daripada nyusahin orangtua”. Sebagai sama-sama anak di dalam keluarga, harusnya cewek tak dianggap sebagai beban keluarga. Cewek atau cowok, akan punya masanya untuk mandiri dan membantu keluarganya. Tak perlu menyebut cewek sebagai beban keluarga hanya karena belum menikah. Toh orang-orang belum tentu tahu apa yang sebenarnya kamu lakukan saat memutuskan untuk sendiri dulu.
ADVERTISEMENTS
5. Diburu-buru menikah karena takut mendekati zina. Kalau soal ini harusnya cowok pun perlu diburu-buru
Kamu nggak takut dibilang zina apa kalau pacaran lama-lama?
Kalau orang-orang menganggap pacaran adalah kegiatan zina, seharusnya tak hanya cewek yang diburu-buru untuk cepat menikah. Cowok pun perlu diburu-buru agar terhindar dari kegiatan-kegiatan yang dilarang agama ini. Kalau hanya cewek yang disuruh cepat menikah hanya karena zina, sisi keadilannya dimana? Bukankah menikah adalah penyempurna agama dan perlu imam yang baik budi pekertinya? Kan tak bisa asal dan buru-buru.
ADVERTISEMENTS
6. Perbedaan usia subur cowok dan cewek juga turut mempengaruhi. Cewek memiliki usia subur yang ada batasnya, sedangkan cowok hampir tak punya
Kalau dilihat dari sisi kesehatan memang pihak cewek tak bisa melawan. Cewek memiliki batasan usia subur, sehingga berdampak pada keturunannya nanti. Bahkan dilansir dari Forbes, American Fertility Association menjelaskan bahwa di atas umur 30 tahun kesuburan cewek sudah berkurang. Kemampuan untuk memiliki anak juga berkurang menjadi 20-30% saja. Pun ketika cewek tak lagi datang bulan atau menopause, kesempatan untuk memiliki keturunan juga akan sirna. Sedangkan untuk cowok, sampai umur 40an pun masih bisa memiliki keturunan. Berbeda jauh bukan?
Kalau ada seseorang yang ‘sedikit memaksamu’ untuk menikah dengan alasan ilmiah sih masih logis. Namun kalau udah bawa-bawa expired atau mempermalukan keluarga, kamu boleh deh menutup telinga. Sebab menikah memang bukan ajang lomba lari. Tak perlu diburu-buru karena yang duluan pun belum tentu pemenangnya.
Semoga dengan tulisan ini kamu tak panas lagi ketika ditanya kapan nikah. Pun kamu tak perlu iri kalau saudara cowokmu masih bisa bebas melanglang buana sementara kamu yang seumuran dengannya malah disuruh rabi saja.