Nggak pada buber nih?
Yuk!
Ayo~
Aku mah ayo aja. Tempat dan waktunya terserah kalian ~
Berkumpul dengan teman seperjuangan saat masih sekolah dulu memang menyenangkan. Apalagi kalau kalian sudah lama tak bertemu dan kumpul, momen itu bisa jadi wadah untuk bernostalgia bersama. Dan biasanya bulan puasa lah waktu yang paling tepat untuk berkumpul bersama mereka melalui kegiatan buka bersama. Saking banyaknya temanmu, rencana buka puasa ini sampai mengantri untuk dihadiri. Mulai dari teman di bangku sekolah, kuliah, pekerjaan pertama hingga teman yang nggak terlalu akrab, mengajakmu buka bersama.
Tapi, namanya juga orang Indonesia, sesuatu yang direncanakan jauh-jauh hari seringnya tak terlaksana. Rencana buka bersama pun berakhir menjadi wacana. Sedih pasti, sebab kamu sudah membayangkan akan bertemu siapa saja di sana. Kesal pun tak usah ditanya, mengingat ini tak hanya sekali terjadi. Jadi, untukmu yang sering mengalami buka bersama berakhir wacana, mungkin alasan-alasan ini bawah ini bisa direnungkan. Barang kali menjadi jawaban mengapa kegiatan ini hanya sebatas bahasan di grup Whatsapp doang. ~
ADVERTISEMENTS
1. Karena terlalu banyak suara yang turut andil, bukannya cepat memutuskan pilihan kalian malah jadi pusing sendiri
Beberapa hari sebelum masuk bulan puasa, grup Whatsapp teman-temanmu mulai ramai ajakan buka bersama. Tawaran ini pun disambut baik dengan kamu dan teman-teman lainnya. Satu persatu pendapat mulai bermunculan. Awalnya memang seru ketika banyak pendapat yang masuk. Namun lama-lama, mereka tak mau mengalah dan cenderung memaksakan pendapatnya. Akibatnya sampai akhir bulan puasa, keputusan untuk buka bersama belum juga diambil saking banyaknya yang ingin memenangkan pendapatnya sendiri.
ADVERTISEMENTS
2. Keinginan untuk buka bersama sudah tercetus dari lama. Tapi tak ada satupun dari kalian yang mau direpotkan sebagai panitia
Bukannya tanpa persiapan, kegiatan buka bersama ini bahkan sudah mulai dibicarakan jauh sebelum bulan Ramadan. Â Tempat tujuan pun sudah ada beberapa pilihan. Namun sayangnya, tak ada satupun dari kalian yang berkenan menjadi panitia. Alasannya bermacam-macam, mulai dari ogah ribet sampai tak punya waktu. Akhirnya malah saling tunjuk dan bahasan kegiatan buka bersama berubah jadi siapa yang mau jadi panitia.
ADVERTISEMENTS
3. Kalau pun sudah ada panitia, kebanyakan peserta tak mau bersuara. Semangat bertemu pas buka bersama pelan-pelan jadi sirna
Lain lagi ketika pertemanan kalian sudah memiliki panitia buka bersama yang menjabat selamanya. Saat para panitia sudah on fire serta merelakan waktunya untuk riset tempat dan menu makanan, teman-temanmu sebagai peserta malah melempem tak bersuara. Kalau pun ikut bersuara, paling hanya sebatas terserah atau aku ikut saja. Hal inilah yang membuat semangat teman-teman panitia jadi redup dan akhirnya bubar sendiri-sendiri.
Bagaimana mau sukses buka bersama, kalau tiap ditanya jawabannya terserah?!
ADVERTISEMENTS
4. Kamu dan teman-teman kesulitan menentukan kapan mau buka bersama. Dari awal hingga hari terakhir puasa, ada saja yang bisa
Kamu dan teman-teman jelas punya kesibukan sendiri. Mulai dari sibuk bekerja, sekolah, ngurusin anak, sampai sibuk yang sekadar alasan. Kesibukan inilah yang akhirnya menjadi penghalang kalian menentukan kapan buka bersama diadakan. Pilihannya awal puasa atau akhir puasa dengan pertimbangan agar teman di perantauan bisa ikut juga. Namun dasarnya manusia, ada aja alasannya. Mau awal atau akhir puasa, ada saja yang tak bisa ikutan. Kesulitan menentukan tanggal inilah yang akhirnya membuat rencana buka bersama berakhir jadi wacana.
Udah lah, halal bihalal aja kalau mau semua bisa.
ADVERTISEMENTS
5. Ketika waktu dan tempat buka bersama sudah oke, tapi peserta satu persatu izin tak bisa datang. Ya sudah cancel booking-an
Teman-teman yang jadi panitia sudah ada, tempat dan waktu pun sudah dipesan, tapi sayangnya satu persatu teman-temanmu tak bisa datang. Alasannya beragam, mulai dari urusan kantor yang tak bisa ditinggal, ada acara keluarga mendadak, sampai karena nggak ada barengan. Akhirnya sembari menahan kesal, para panitia yang sudah berusaha keras mewujudkan kegiatan ini, buka puasa sendiri. Miriplah seperti pembubaran panitia. Namun kalau kesalnya sudah keterlaluan, terpaksa harus dibatalkan.
ADVERTISEMENTS
6. Perihal iuran juga bisa jadi batu sandungan. Ada yang bilang kemahalan atau malah kurang mewah
Ngomongin masalah duit memang riskan. Begitu pula saat akan menggelar buka bersama ini. Ketika mengusulkan buka bersama secara sederhana, dibilang kurang mewah. Namun ketika diajak buka bersama di tempat yang sedikit fancy dikata kemahalan untuk kelas kalian ini. Perdebatan inilah yang akhirnya membuat rencana buka bersama jadi wacana. Masalah yang sebenarnya sepele justru malah menghambat pertemuan dengan teman-teman lama.
Merencanakan buka bersama memang susah-susah gampang. Kalau direncanakan jauh-jauh hari, kebanyakan pada tak bisa datang. Namun belum tentu jika tak disiapkan rencana tersebut bisa berjalan lancar. Intinya sih pintar-pintarnya kamu dan teman-teman dalam membangun komunikasi dengan teman-teman. Kalau misal ada yang ngotot minta pendapatnya dimenangkan, direct message aja dan bilangin pelan-pelan. Sebab buka bersama bukanlah acara untuk satu orang, melainkan tentang kebersamaan.