CYRR Banyak faktor mengapa seseorang belum siap memberikan komitmen ataupun kesetiaan mereka terhadap seseorang. Terlibat dalam sebuah komitmen memang banyak yang perlu diperhatikan dan dijaga keutuhannya, apalagi jika berkomitmen dengan seseorang. Butuh proses yang tidak singkat untuk mempercayai seseorang dan memberikan komitmenmu untuknya.
Bagi sebagian orang, komitmen memang sebuah hal yang mengerikan. Bagaimana tidak? Mereka harus menjamin kesetiaan mereka dan menjaga hati seseorang demi keberlangsungan hubungan. Kalau 5 tanda belum siap berkomitmen ini ada di kamu, mending nggak perlu dipaksakan daripada nantinya hanya kecewa yang kamu dapat.
ADVERTISEMENTS
1. Pernah begitu mencintai kemudian terluka dalam. sakitnya mungkin tak lagi, tapi bekasnya belum pulih
Kita memang tidak bisa memaksa seseorang untuk menjaga kesetiaan mereka maupun menjaga hatinya untuk kita. Semua harus terjadi secara natural dari hatinya dan tanpa paksaan, terlalu berharap mereka bisa menjaga hatimu namun yang terjadi bahkan di luar dugaan dan hatimu seperti hancur tak berbentuk. Sakit di dada memang tidak bisa dipungkiri, kemudian membuatmu sulit mempercayai seseorang kembali.
Saat gagal berkali-kali dalam sebuah hubungan di masa lalu, wajar jika kamu memiliki rasa insecure terhadap seseorang. Takut dan belum siap menerima segala resiko yang ada dalam menjalin hubungan karena bekas luka yang tertoreh belum sepenuhnya pulih. Tidak perlu dipaksakan, kamu hanya perlu menikmati kesendirianmu sembari menunggu bekas lukamu yang akan pulih pada waktunya.
ADVERTISEMENTS
2. Bukan hanya perihal luka, tapi kamu pun belum menemukan seseorang yang dirasa pas untukmu
Selain luka yang ada membuatmu belum bisa percaya pada sebuah komitmen, kamu pun belum menemukan seseorang yang pas di hatimu, yang bisa membantumu keluar dari rasa khawatir berlebih dengan pengkhianatan dan menuntunmu untuk berani kembali memulai komitmen.
Kalau kelak kamu sudah bertemu orang yang cocok denganmu dan yang pikirannya satu visi, seiring berjalannya waktu dirimu pasti akan beradaptasi. Perlahan-lahan luka dan segala ketakutanmu tentang komitmen juga akan sirna, karena dia yang disampingmu membuatmu lupa bahwa dirimu pernah terluka.
ADVERTISEMENTS
3. Kamu belum ingin terikat sebagai pacar, karena dirimu masih mencintai kebebasan dengan status sendiri
Kamu jelas belum siap berkomitmen kalau belum bisa mengatakan ‘Selamat Tinggal’ pada kebebasanmu, kamu masih ingin mengejar impianmu tanpa berkomitmen dengan siapapun. Bagimu, kamu belum membutuhkan seseorang yang spesial selagi dirimu bisa melakukan semuanya sendiri dan bahagia dengan kesendirianmu.
Kamu saja masih sibuk dengan urusan diri sendiri yang belum rampung, bagaimana bisa menjalankan komitmen yang harus diurusi berdua. Berkomitmen adalah tentang bagaimana menentukan prioritas dalam sebuah hubungan dan kamu terlalu sibuk untuk itu.
ADVERTISEMENTS
4. Kalaupun menjalin hubungan, bisa dipastikan hubunganmu tak akan bertahan lama
Sekalinya menjalin hubungan kamu tidak akan menaruh komitmen di sana karena yang kamu inginkan hanya kesenangan dan tanpa sekelumit masalah perkomitmenan di sana. Bukan karena tidak perduli, hanya saja kamu belum siap menempatkan hatimu dan mempercayai sepenuhnya pada satu orang.
Kamu masih ingin memiliki hasrat bersenang-senang dan memandang suatu hubungan hanya mengisi kesepian hari-harimu. Kamu tak pernah mempermasalahkan dan mempertanyakan apakah hubunganmu akan bertahan lama atau tidak, karena setiap hubungan pasti berprogress ke tahap yang lebih serius jika kalian sama sama memegang komitmen dan itu belum ada padamu.
ADVERTISEMENTS
5. Kamu belum bisa mempercayai seseorang untuk kamu bagi seluruh cerita hidupmu
Entah karena cerita hidupmu yang memang penuh liku, atau trauma masa lalu karena pengkhianatan yang hingga kini membuatmu tidak bisa membagi seluruh cerita hidupmu untuk siapapun dan pacarmu saat ini sekalipun, meski kamu sudah bersama dengan orang lain tapi hatimu belum terbuka sepenuhnya seperti masih ada dinding pembatas yang harus dirobohkon untuk memasuki hatimu.
Komitmen bukan hanya tentang kesetiaan tapi tentang apa-apa yang harus dibagi berdua, suka ataupun duka, dan bagimu hal itu bukan hal yang penting selagi kamu belum ingin berkomitmen.