Segala yang berlebihan dalam hidup ini akan berdampak buruk bagi kamu. Salah satu contoh sederhananya adalah makan. Makan memang salah satu kebutuhan bagi manusia agar tubuh memperoleh nutrisi untuk melakukan kegiatan. Tapi jika kamu makan kebanyakan kamu berpotensi kegemukan yang mana gemuk nggak baik untuk kesehatan. Gemuk membuat kamu susah bergerak, alhasil kamu menjadi pemalas. Semakin gemuk kamu juga semakin rentan penyakit.
Begitu juga dengan cinta. Cinta memang indah, tapi semua akan berubah ketika kamu mencintai seseorang secara berlebihan. Dan cinta buta itu sebutan untuk mereka yang berlebihan dalam mencintai. Lantas bagaimana sih ciri orang yang bisa tergolong berlebihan mencintai atau memiliki cinta buta kepada pasangannya? Apakah kamu termasuk? Coba deh cek, apakah kamu memiliki 5 sikap remeh semacam ini.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
1. Posesif dalam menyikapi pasangan mencitrakan sikapmu yang kekanak-kanakan. Mencintai tanpa memberi ruang kepada pasangan adalah simbol kebutaan
Untukmu yang nggak mampu memberikan ruang kepada pasanganmu untuk bebas ‘bergerak’ sejatinya kamu memiliki cinta yang buta kepada pasanganmu. Memang semua karena kamu nggak ingin kehilangan dia, tapi dengan melarang-larang pacarmu untuk nyaman melakukan aktivitasnya tanpa didampingi olehmu sejatinya justru mencitrakan sikapmu yang kekanak-kanakan.
Mencintai adalah membuat seseorang merasa ‘hidup’ kembali, tapi siapa yang bisa hidup kalau; kamu melarangnya untuk kongko bareng teman-temannya, ke mana-mana harus berdua, setiap saat harus memberi kabar, dan lain sebagainya. Halo! Siapa yang betah kalau kayak gitu? Semoga kamu nggak seperti ini, ya?
ADVERTISEMENTS
2. Membiarkan pacarmu mengontrol segala keputusan dalam hubungan adalah sebuah kesalahan. Itu bentuk cinta atau pengabdianmu kepadanya?
Hubungan pacaran dibangun berdua, maka segala keputusan dalam hubunganpun harus berdasarkan kepada persetujuan dua pihak juga. Tapi dalam aplikasinya nggak semudah membalikkan telapak tangan, seringkali kamu kalah suara dengan pasanganmu. Alhasil terpaksa kamu mesti menjalani keputusan yang sejatinya nggak kamu sukai.
Meskipun cinta, tapi kamu nggak boleh membiarkan hubungan berjalan berat sebelah. Kamu harus punya keberanian untuk mengemukakan pendapat. Kamu harus turut serta mengambil keputusan.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Nggak cuma soal keputusan, soal masa depanpun kamu berhak merancangnya, sebab dirimu bukan anak bebek yang selalu ikut ke mana jalan induknya
Begitu pula soal masa depanmu. Meskipun dia pacarmu, kamu nggak bisa menyerahkan masa depan kehidupanmu begitu saja kepadanya. Kamu harus turut menyusunnya. Penuh resiko saat membiarkannya merancang masa depanmu. Memang, pacarmu tentu akan memikirkan kebaikanmu, tapi apakah itu akan selalu sesuai dengan keinginanmu? Maka dari itu kamu perlu ikut serta dalam menentukan nasibmu sendiri.
ADVERTISEMENTS
4. Dipermainkan begitu saja namun kamu masih memaafkannya. Ini jelas bukan indikasi cinta yang mendalam, melainkan kedunguan yang suram
Untukmu yang berkali-kali memaafkan kesalahan pacarmu, kamu patut berhati-hati karena boleh jadi cintamu tergolong buta. Seringkali, saking cintanya kamu terhadap pasangan, kamu sering mengabaikan perasaanmu sendiri. Memaafkan memang perbuatan terpuji, tapi coba tilik kembali sudah berapa kali kamu memaafkannya, sudah berapa kali pula kamu menanggung sakit karenanya? Kalau ia masih terus melakukan kesalahan yang sama, memaafkannya sama saja menyiksa dirimu sendiri.
5. Mempersilakan dia yang sudah menyakitimu kembali begitu saja tanpa adanya syarat untuknya juga bentuk nyata dari cinta itu buta
Balikan adalah momen di mana kamu mencoba memulai kembali hubungan yang telah kandas. Ingat ‘memulai’ kembali, bukan ‘mengulang’. Kalau kamu membiarkan begitu saja dia yang telah menyakitimu kembali masuk dalam kehidupanmu tanpa adanya konpensasi darinya itu sama saja membahayakan dirimu sendiri – sekali lagi. Kalaupun kamu masih mencintainya, mestinya kamu juga memikirkan dirimu sendiri. Sebelum ada perubahan sikap dan janji untuk nggak melakukan kesalahan yang sama harusnya kamu nggak buta menerimanya begitu saja.
Sejatinya cinta perkara bagaimana kamu seimbang menggunakan logika dan perasaan dalam menjalani suatu hubungan. Logika dan perasaan ibarat sepasang sepatu, sedang hubungan adalah jarak yang kamu tempuh. Tujuan hubungan menyediakan jarak yang jauh untuk ditempuh, apabila kamu menanggalkan salah satu alas kakimu langkahmu akan menjadi pincang.
Memaksakan berlaripun kamu akan kesulitan karena kakimu nggak seimbang, ketidakseimbangan itulah yang biasanya membuatmu jatuh, terperosok, terbentur, menanggung luka. Jangan sampai hatimu juga terluka karenanya, sebab kalau hati yang luka, yang lainnya ikut terluka. Jangan biarkan cinta yang buta menguasaimu, Kamu akan kehilangan dirimu, begitu juga dirinya.