Salah satu harapan yang paling diidamkan pasangan yang tengah menjalin hubungan adalah melangkah ke pelaminan. Apalagi ketika udah menjalani masa pacaran selama tahunan. Ketika kamu mengalami hal itu, pasti kamu merasakan banyak perasaan di hatimu. Mulai dari nggak nyangka, senang hingga rasa khawatir yang berlebihan. Rasa-rasanya, sebelum hari pernikahan tiba, kamu nggak bisa tenang dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Dari berbagai perasaan ini, mana nih yang paling kamu rasakan saat menjelang pernikahaan setelah menjalani pacaran tahunan?
ADVERTISEMENTS
1. Awalnya nggak menyangka kisah ini akan berakhir bahagia. Padahal dulu kalian sama sekali tak punya pandangan akan sebuah pernikahan
Rasanya sungguh nggak menyangka, dalam hitungan hari kamu dan dia akan sah menjadi pasangan suami istri. Padahal pada awalnya kamu dan dia sama sekali tak ada bayangan akan melangkah sejauh ini. Memang sih, dulu kamu pernah bermimpi untuk dapat menikah dengan seseorang yang kamu cintai. Namun siapa sangka, dialah yang pada akhirnya mampu bertahan dan berjuang denganmu sampai nanti.
Kamu: nggak percaya deh dua hari lagi kita nikah. Jadi kebayang pas awal-awal jadian.
Dia: iya, nggak nyangka aku bakalan nikah sama kamu, Yang.
ADVERTISEMENTS
2. Serasa mimpi yang menjadi kenyataan, kamu pun merasa bahagia yang tak tertahankan. Rasanya ingin terus tersenyum sembari menanti hari itu datang
Saat pertama kali dia menyatakan niatnya untuk melamarmu, bahagia seketika kamu rasa. Perjuangan kamu dan dia selama ini seakan terbayar dengan akhir yang nantinya akan bahagia. Senang pasti kamu rasakan saat itu. Rasanya kamu ingin tersenyum setiap bertemu dengannya sembari menghitung mundur waktu yang telah ditentukan untuk menyatukan kalian.
ADVERTISEMENTS
3. Namun, ada kalanya kamu merasakan khawatir tentang hari pernikahan. Bagimu ada aja yang kurang meskipun segala sesuatu telah matang kalian persiapkan
Di samping rasa nggak nyangka dan bahagia, ada kalanya kamu merasa khawatir dengan pernikahanmu yang semakin dekat ini. Rasanya ada aja yang kurang meskipun segala persiapan pernikahan telah kalian persiapkan dengan matang. Berkali-kali kamu mengecek ini itu agar semuanya sempurna di hari H nanti. Namun semakin dilihat, semakin kamu merasa khawatir sendiri.
Kamu: aku udah cek semua, tapi kok rasanya ada yang kurang ya, Yang?
Dia: udah, nggak perlu khawatir. Serahin aja semua ke WO.
ADVERTISEMENTS
4. Rasa khawatir itu kemudian membawamu pada stres jelang pernikahan. Mood-mu jadi gampang berantakan
Semakin dicek lagi, semakin rasa khawatirmu membuat kamu paranoid sendiri. Akhirnya kamu pun menjadi mengalami stress akibat khawatir yang berlebihan itu. Padahal kamu tak bekerja sendirian dalam persiapan pernikahanmu. Ada dia, keluarga, bahkan tim WO yang juga membantu. Akibat stress ini, mood-mu pun jadi gampang berantakan. Kamu jadi mudah terbakar amarah. Bahkan dia kerap menjadi sasaran ketika mood-mu lagi berantakan.
Kamu: duh, undangannya salah cetak nih. Gimana, Yang? Minggu depan udah harus disebar. Nikahan kita nggak bakal dibatalin ‘kan gara-gara salah cetak ini?
ADVERTISEMENTS
5. Di samping itu, kamu pun merasa bersyukur karena telah dipertemukan dengannya sejak dulu. Sosok lelaki yang telah berada di sisimu sejak beberapa tahun lalu
Selain rasa senang dan khawatir yang kamu rasakan saat menjelang pernikahan. Kamu pun bersyukur karena telah dipertemukan dengannya sejak dulu. Meskipun dulu kamu dan dia sama sekali tak pernah membayangkan hal ini akan terjadi, tapi akhir yang indah telah menunggu kalian beberapa saat lagi. Sebuah hal yang patut kamu syukuri telah dihadirkan sosok lelaki yang paling mengerti dan peduli sejak bertahun-tahun lalu itu.
Meskipun rasanya bercampur menjelang pernikahan, namun kamu dan dia akan bangga pada hubungan kalian. Akhirnya setelah bertahun-tahun, perjuangan kalian menuju pada tujuan yang lama dinantikan. Sebuah pernikahan.