Tidak mudah memang ketika kita merasa jenuh pada hubungan dan memikirkan lebih baik bertahan atau melepaskan. Sikap dilematis sering dirasakan oleh setiap pasangan di saat mereka mulai ragu atas apa yang sudah mereka pilih. Karena yang sulit bukanlah ketika kita memilih tapi bertahan pada pilihan.
Banyak hubungan yang gagal, memang. Itu pun tak melulu merupakan suatu keburukan, tapi juga bisa menjadi sebuah keputusan terbaik demi menyelamatkan dua hati dari rasa sakit. Kebanyakan faktor kandasnya sebuah hubungan dikarenakan sering berselisih paham atau bertengkar setiap waktu. Kamu pun akan merasa lelah menghadapi drama yang itu-itu aja. Hal kecil bisa menjadi besar, masalah sepele bisa berakhir dengan kata ‘putus’ dengan mudahnya. Bila itu terjadi, kamu harus kembali mempertanyakan “should I end this?”
Apalagi ketika merasa hubungan stuck di situ aja dengan segala macam rutinitas yang sama, semuanya akan mulai terasa hambar. Sementara pasanganmu seperti kehilangan ketertarikan dengan dirimu dan mulai sering mencari-cari kesalahanmu. Ketika sudah ada di titik ini, mungkin sudah waktunya kamu tanya tegaskan lagi ke cowokmu, mau putus atau lanjut. Bukannya tidak mau memperjuangkan, tapi terkadang hati lebih tahu ke mana seharusnya berlabuh. Setidaknya setelah mengamati 5 hal ini kamu tak perlu ragu untuk mengambil keputusan.
ADVERTISEMENTS
1. Menghabiskan waktu bersamamu bukan lagi suatu yang membahagiakan malah terasa semakin menjadi beban
Kalau dulu dia sangat bersemangat ketika kamu mengajaknya nonton atau sekadar ngopi di kafe sebelah, tapi sekarang semangat itu hilang dengan sendirinya. Kadang dia menolak dengan beragam alasan. Kadang juga dia tak menolak, tapi sayang sikap dan ekpresinya seperti kurang nyaman. Seolah sesuatu yang dulunya menggembirakan sekarang malah jadi membosankan. Bukankah ini tanda kalau hatinya sudah tak lagi menyatu denganmu.
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
2. Memilih menghabiskan waktu di rumah dari pada harus keluar hanya untuk ketemu kamu pasangannya
Libur kerja maunya santai di rumah, nonton tv, main game, bangun siang, ya pokoknya ngelakuin segala aktivitas ke-mager-an yang susah didapat di hari biasa. Persis seperti dia yang kalau kamu ajak keluar malam minggu-an layaknya pasangan abg, seringnya menolak dan memberi sejuta alasan padanya karena lebih milih berdiam diri di rumah dari pada harus effort ke luar. Nah, kalau sudah seperti ini kamu memang harus berani bertanya langsung kenapa seolah dia menghindar. Pastikan juga kira-kira maunya dia apa?
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Lebih memilih main bareng teman dari pada jalan berduaan
Bersosialisasi dengan teman kerja, teman waktu jaman sekolah dulu, atau berkumpul sama teman-teman komunitas yang sering mengadakan nonton bola bareng memang hal disukai oleh cowokmu. Karena setiap kali kamu tanya sedang apa atau diajak pergi jawaban serta alasannya ada acara bareng teman-temannya. Membuatmu bertanya dalam hati kenapa saat diminta menghabiskan waktu bersamamu sekadar makan saja susah sekali. Seolah berkumpul bersama temannya jauh lebih menyenangkan ketimbang pacaran berduaan.
ADVERTISEMENTS
4. Dia suka merasa terganggu dengan tingkat insecure-mu yang tinggi dan kadang kelewat batas
Mungkin menurutmu bertanya kabarnya setiap saat adalah bentuk perhatian ke dirinya. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini dia sering sekali komplain dengan kebiasaanmu bertanya kabar. Beda dengan sebelumnya, di mana dia yang biasanya aktif bertanya kabar. Apalagi kalau dia baru melewati hari buruk entah itu karena pekerjaan atau ada hal lain yang membuat suasana hatinya berantakan. Kadang nggak hanya menghubungimu berkali-kali untuk cerita ini itu, tapi langsung mengajakmu bertemu.
Sementara sekarang boro-boro ajak kamu ngobrol. Balas chat kamu saja nggak, kalau pun balas pasti bawaannya marah-marah. Padahal kamu cuma khawatir dengan dia, dan ingin sekali bisa membantu.
5. Apa-apa diributin, kayak semua yang kamu lakuin itu selalu salah di matanya
Sering chat atau telepon dia bilang kamu terlalu nggak sabaran. Saat kamu komplain karena dia kurang perhatian dan sulit diajak ketemuan, dirimu malah dianggap berlebihan serta nggak pengertian. Padahal kamu tak kurang-kurang mencoba mengikuti maunya seperti apa. Tapi entah kenapa masih saja selalu salah.
Memang perempuan lebih memakai hati dalam menyikapi segala sesuatu, berbeda dengan dia yang lebih mengandalkan logika. Dan ketika logika kalian bentrok dengan hati masing-masing, tak jarang kata ‘putus’ pun bisa terlontarkan begitu saja.
Di titik paling sakral inilah kamu sudah harus bisa memutuskan apa yang terbaik untuk dirimu dan dirinya. Jangan memaksakan sesuatu yang sekiranya membuat hati kamu tak nyaman. Untuk apa mencoba bertahan kalau keduanya sudah tak saling sepaham?