Pastikan Kamu Menikah Karena 5 Hal Ini. Bukan Hanya Sekedar Untuk Mengusir Sepi

Urusan nikah tak pernah habis dibicarakan. Setiap orang punya pandangannya sendiri-sendiri untuk hal ini. Kebanyakan menganggap menikah itu penting, dengan beragam alasan. Namun ada juga yang belum bisa mendapatkan alasan, kenapa dirinya harus menikah suatu hari nanti. Termasuk kamu, seorang wanita dengan usia cukup matang dan karir yang cukup mapan, tapi tak cukup punya alasan yang kuat untuk menikah.

Kamu tak ingin menikah karena alasan yang terlalu klise, seperti ingin memiliki keturunan, tenggat waktu dari orang tua, atau karena tak ingin kesepian. Kamu ingin ada alasan yang cukup kuat untuk membuat hatimu luluh dengan pernikahan. Alasan yang mungkin digunakan sebagain orang, atau memang cuma kamu yang menjadikannya kunci dari keputusanmu. Bisa jadi beberapa alasan yang Hipwee uraikan di bawah ini, ada yang bisa memantapkan hatimu.

ADVERTISEMENTS

1. Menikah itu harus karena kesadaran, kamu merasa hidupmu genap saat bisa berbagi masa depan dengan seseorang

Kamu sadar nikah yang akan menggenapimu

Kamu sadar nikah yang akan menggenapimu via elizabethwellsphoto.com

Kenyataanya masih ada pernikahan yang dipaksakan. Entah karena sudah masuk umur atau ada motivasi lain yang kamu sendiri tak pernah tahu. Buatmu sendiri, menikah karena paksaan seperti mimpi buruk kalau saja menimpa dirimu. Tak bisa kamu bayangkan, menikah di waktu dirimu sendiri belum siap. Terlebih kalau seseorang yang jadi pasanganmu ini bukan pilihan hatimu.

Sebab kamu masih berkeras hati, pernikahan itu soal kesadaran diri. Keputusan menikah datang karena kamu merasa masa depanmu tak bisa lengkap kalau saja hanya ada dirimu di sana. Kamu sadar, dirimu sendiri sebenarnya bisa membangun masa depan. Tapi bukankah masa depan itu soal membagi mimpi, cita, dan harapan dengan seseorang?

Kamu merasa kehadiran seseorang bisa membuatmu berlari lebih cepat ke masa dapan. Membuatmu tak perlu takut saat lelah atau terjatuh. Sebab pasti selalu ada tangan yang terulur untukmu. Atau sebaliknya kamu sendiri akan selalu mengulurkan tangan untuk membantunya terus melangkah bersama. Berbagi dengan seseorang seperti hanya berjalan dengan dua kaki yang utuh. Membuatmu lebih kuat menghadapi apapun yang ada di depan.

ADVERTISEMENTS

2. Materi atau karir tak cukup membuatmu dewasa. Tak seperti menikah yang segala keputusan mengajarkanmu untuk lebih matang

materi dan karir saja tak cukup sebagai pencapaian

materi dan karir saja tak cukup sebagai pencapaian via unsplash.com

Dewasa bukan sekadar sukses dalam karir dan mapan secara materi. Kamu merasa kedewasaanmu tak cukup tertantang di dua hal itu. Keduanya masih terlalu mudah untuk ditakhlukkan oleh siapa saja, termasuk kamu. Kamu sudah mulai terbiasa dengan semua kejutan di dunia pekerja. Tak lagi bingung memikirkan bagaimana caranya supaya dompetmu selalu “terisi”. Tapi kamu masih selalu resah saat memikirkan, bagaimana kalau nanti harus berbagi tak hanya pemikiran tapi juga kehidupan dengan orang lain?

Sesederhana, bagaimana mengatur keungaan juga waktu yang tak hanya untuk dirimu sendiri? Atau rumitnya, bagaimana membuat keputusan yang tak hanya mengadalkan ego dirimu saja? Tapi harus selalu ada kesepakatan dengan seseorang. Menikah membuatmu berpikir dua kali untuk menjadi lebih matang. Tak hanya soal dirimu saja, tapi juga pasangan bahkan kelak anak-anakmu.

Menikahlah karena urusan dengan dirimu selesai. Tapi kamu masih membutuhkan ruang lain untuk terus belajar lebih dewasa.

ADVERTISEMENTS

3. Saat menemukan dia yang tepat, nalurimu berumah tangga muncul tanpa aba-aba atau rencana

Ada naluri yang muncul saat bersama dia

Ada naluri yang muncul saat bersama dia via www.juliepepin.com

Tapi kadang menikah seperti halnya “jatuh cinta pada pandangan pertama”. Semua terjadi begitu saja, tanpa perlu aba-aba atau rencana. Kamu bertemu dengan seseorang yang tahu bagaimana membuat kalian bisa berjam-jam berbincang tanpa bosan. Kamu bertemu dengan seseorang yang bisa mengimbangi sikap kerasmu tanpa membuatmu tertekan. Kamu bertemu dengan seseorang yang tak sekedar tahu mimpi-mimpimu. Tapi dia juga berusaha membantu mewujudkannya satu persatu.

Seseorang yang membuatmu yakin, kalau saja menjalani hidup bersama akan terasa menyenangkan. Seseorang yang tadinya asing, tapi kemudian menjadi bagian penting dari hidupmu selain orangtua dan saudaramu.

Bersama dia, kamu tak perlu berupaya keras memunculkan naluri untuk berumah tangga. Selama ada dia, tiba-tiba saja kamu merasa siap.

ADVERTISEMENTS

4. Kamu ingin merasakan berjuang meraih mimpi, dengan dia yang kamu percaya sepenuh hati

Berjuang meraih mimpi dengannya

Berjuang meraih mimpi dengannya via www.juliepepin.com

Ada banyak orang yang menikah dengan tujuan untuk bisa sama-sama meraih mimpi mereka berdua. Mungkin ini seperti halnya dongeng yang menginspirasi banyak orang. Tapi memang kenyataannya, kamu sendiri memiliki harapan bisa menikah dengan seseorang yang tak berkeberatan untuk diajak berjuang bersama. Justru semua terasa lebih realistis, saat kamu dengan dia berjuang bersama menghidupi apapun yang sudah disepakati. Tak masalah kalau semua dimulai dari bawah, dan mengharuskan kalian merangkak.

Bukankah keputusanmu menikah di sini benar-benar terlepas dari giuran kemudahan atau kemapanan semata. Sebab buatmu, perjuangan ini yang jadi pondasi untuk menguatkan perasaan dan ikatan kalian. Kelak kamu dan dia akan selalu terbiasa menghadapi segala kesulitan. Pastinya perjuangan ini yang membuatmu lebih matang, juga salah satu momen dari berbagi masa depan itu sendiri.

ADVERTISEMENTS

5. Menikah pun terlalu overrated untuk dipermasalahkan, setiap orang punya alasan yang tak bisa disamaratakan

alasan menikah setiap orang itu berbeda-beda

alasan menikah setiap orang itu berbeda-beda via unsplash.com

Kamu masih dibuat geleng-geleng kepala dengan orang-orang yang memaksakan alasan mereka menikah kepada orang lain. Atau orang-orang yang selalu ribut mengurusi urusan kapan seseorang menikah. Seolah urusan menikahnya seseorang termasuk kamu ada di tangan mereka. Kamu telat menikah sedikit, mereka mencecar dengan pertanyaan kenapa. Kamu bilang belum siap, mereka selalu menjadikan karir dan usia sebagai jawabannya. Atau saat kamu bilang belum ada yang pas, mereka langsung sibuk menjodohkanmu dengan ini dan itu.

Padahal inginnya kamu, urusan menikah tak perlu dipermasalahkan bahkan membuat mereka repot. Toh kamu sendiri masih belum menemukan alasan yang tepat untuk menikah. Masa bodo mereka mau bilang apa. Kamu sendiri selalu yakin kelak pasti ada alasan yang cukup kuat untuk menarikmu ke jenjang pernikahan. Alasan yang tak sama seperti orangtuamu dulu menikah, kakak, adik, kerabat atau teman-temanmu yang lain.

Bisa jadi alasanmu menikah, karena memang kamu ingin melihat dunia yang berbeda. Dunia yang tak bisa dimasuki olehmu sendiri, tapi harus ada dia yang menjadi pasanganmu. Dunia yang akan menawarkanmu banyak kemungkinan, dan belajar hal baru.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Tukang catat yang sering dilanda rindu dan ragu