Pernah nggak tiba-tiba seseorang jadi begitu spesial di matamu? Dari yang jarang bertegur sapa, kalian akhirnya biasa bertukar cerita. Semakin lama kehadirannya makin kamu nantikan dan akhirnya kamu bermuara pada satu perasaan. Kamu menyukainya, walau tak tahu apa ia menyimpan perasaan yang sama.
Kamu berharap ia tahu apa yang kamu rasa, namun tak tahu bagaimana harus menyampaikannya. Mustahil berpura-pura tak ada apa-apa, saat yang kamu pikir hanya dia. Sejak itulah, mempertahankan pertemanan jadi beberapa tingkat lebih susah.
ADVERTISEMENTS
1. Memelihara perasaan hampir sama dengan menaruh harapan. Kamu hanya ingkar terhadap diri saat bilang kamu ikhlas jadi teman
“Memang suka. Tapi aku bisa kok temenan aja sama dia.”
Tujuan awal yang semula hanya untuk berteman sekarang berubah dengan datangnya perasaan suka. Yang biasanya tak menjadi masalah ketika satu minggu tak bertemu, kini kamu uring-uringan sendiri saat ia tak bisa bertemu walau satu hari. Keinginan untuk selalu ada di dekatnya rasanya tak bisa diimbangi dengan status kalian yang hanya sebagai teman biasa.
“Mana ada sih temen biasa yang minta ditemenin setiap hari?”
Berusaha untuk tetap menganggapnya teman rasanya terlalu dusta. Kamu tahu suatu saat kamu akan sakit hati jika ia mulai mendekati orang lain.
ADVERTISEMENTS
2. Mungkin awalnya ia memang terlihat biasa saja. Namun datangnya perasaan suka membuatmu bisa melihatnya dari sisi yang berbeda
Ia yang dulu pertama kamu jumpa bukanlah ia yang sekarang kamu suka. Dan itu menyiksa. Sebagai teman, kamu tak akan nyaman jika terus-terusan memendam perasaan, namun di sisi lain kamu juga takut dia akan menjauh ketika tahu kamu menyukainya. Kamu pun merasa kehilangan jika tak bersamanya. Kenangan saat awal berjumpa semakin melekat dalam ingatan, dan sosoknya tak lagi sama.
Segala yang ia lakukan kini selalu menarik perhatian. Mulai dari apa yang ia kenakan, hingga apa yang ia makan selalu membuatmu tersenyum kegirangan.
Mungkin hanya menjadi temannya akan mengurangi kemungkinan untuk kehilangan sosoknya — karena kamu tahu kalian akan selalu bisa bersama sebagai teman.
ADVERTISEMENTS
3. Selalu ada keinginan untuk hadir di dekatnya, meski akal pikiran memperingatkanmu jarak harus tetap terjaga
Kita tak bisa mengendalikan bagaimana perasaan akan bergulir dan tumbuh berkembang. Meski akal sehat berkata “Jangan!”, hati tetap punya keinginannya sendiri. Perasaan yang kamu pelihara pun akan memicu konflik antara pikiran dan hati.
Tapi mau gimana lagi… namanya juga cinta.
Kadang kamu berharap menyatakan cinta bisa semudah berkata “Aku lapar!” namun kamu sadar bahwa cinta tidak sesederhana apa yang orang bilang karena pikiranmu mencoba menolak kenyataan tentang apa yang hati telah rasakan.
ADVERTISEMENTS
4. Pertemanan kalian akan semakin tak menyenangkan ketika ia mulai bercerita padamu tentang seorang perempuan
Ketidaktahuannya tentang perasaanmu semakin menjadi beban bagimu, ketika ia mulai terbuka padamu tentang seorang perempuan yang ia suka. Awalnya kamu (memang) berharap bahwa itu adalah kamu, dan beban perasaan ganda resmi kamu bawa ketika ia memperkenalkan seseorang yang selama ini hanya ada di dalam cerita curhatnya padamu.
“Dia suka sama cewek ini, bukan aku.”
Fakta bahwa perempuan yang selama ini ia banggakan bukan kamu rasanya memang campur aduk, dan melihatnya bersama perempuan lain semakin membuat hatimu tergerus.
Mau gimana lagi? Dia kan nggak tahu kalau aku juga suka…
Apalagi jika ia sering membawa perempuannya ke sekitar kalian, sementara kamu hanya bisa diam.
ADVERTISEMENTS
5. Akhirnya kamu hanya punya dua pilihan. Menyatakan perasaan, atau berusaha untuk melupakan
Semakin lama melihatnya bersama yang lain akan semakin membuatmu tersiksa. Daripada terus-terusan memendam rasa, banyak teman yang menyarankanmu agar cepat menyatakan perasaan.
Mereka kira bakal semudah itu menyatakan perasaan sama orang?
Saran tersebut rasanya tak berarti bagimu. Menyatakan perasaan mungkin akan menghilangkan beban, namun juga tak menjamin bahwa ia akan tetap bersikap sama setelah mengetahui bahwa kamu menyimpan rasa.
Untuk mempertahankan hubungan pertemananmu dengannya, kamu lebih memilih untuk menyimpan rasa yang selama ini ada dan berusaha untuk melupakannya. Percayalah bahwa suatu saat kamu juga akan bertemu dengan seseorang – yang akan membuat semua perasaan cintamu terbalaskan. Akan ada seseorang yang mampu membuatmu merasa terlengkapi dan dicintai, sama seperti yang kamu rasakan dengannya saat ini. Dengannya yang sampai kapan tak akan pernah mengerti bahwa kamu mencintai.
Tapi sampai kapan kamu akan puas hanya jadi “teman”?