Sebagai cewek yang perasaannya lebih peka, seharusnya kamu paham setiap kali ada hal yang aneh dengan pasanganmu. Bukan hanya dari sikap atau gesturnya, tapi juga bisa dari ucapannya. Bagaimana ucapan saat dia berbohong? Atau ucapan saat dia sedang kesal. Sampai ucapan saat dia sudah tak bisa lagi kamu harapkan dan mulai menunjukkan gelagat tak nyaman dengan hubungan kalian.
Kamu sebagai cewek harus lebih tegas dengan diri sendiri. Kalau saja kalimat-kalimat di bawah ini sampai terucap dari cowokmu. Kamu harus bisa berlapang dada, cowok ini tandanya tak bisa lagi dipertahankan. Kalau mempertahankan hanya akan membuatmu sakit hati. Bukankah lebih baik dilepaskan sekarang?
ADVERTISEMENTS
1. “Bisa nggak sih, nggak usah banyak tanya?”
Kamu sewajarnya cewek yang ingin tahu segala sesuatu yang berkaitan dengan pasanganmu. Bukankah itu wajar dalam hubungan? Saling berbagi cerita apapun yang memang sekiranya bisa membuat kalian saling percaya. Tapi cowokmu ini justru aneh. Dia tak ingin kamu terlalu tahu banyak hal tentangnya. Seperti saat kamu bertanya soal teman-temannya, dan jawabannya sesingkat, “Kenapa sih tanya terus? Bisa nggak, nggak usah banyak tanya….”
Lalu apa gunanya hubungan kalian ini? Kalau tak bisa saling terbuka satu sama lainnya. Kalau sekadar menceritakan temannya saja enggan.
ADVERTISEMENTS
2. “Aku nggak suka kamu yang ngatur-ngatur,”
Sayang, jangan pulang malam-malam dulu ya. Kamu ‘kan baru sembuh.
Udah berapa kali aku bilang. Aku nggak suka kamu ngatur-ngatur begini!
Padahal niatmu hanya ingin mengingatkan. Tapi dia justru menganggap kamu mengaturnya. Dan seolah dia tak nyaman dengan perhatian yang kamu berikan. Membuatmu serba salah, setiap kali dia bilang “aku nggak suka kamu yang sering mengatur”
ADVERTISEMENTS
3. “Pergi sendiri aja deh, aku males nih. Mending aku main sama teman-temanku,”
Apa gunanya pasangan kalau kamu lebih sering ke mana-mana pergi sendiri? Kamu sebenarnya tak mengharuskan setiap saat bertemu. Tapi paling nggak kalian benar-benar punya quality time, atau setidaknya saat ada acara tertentu kalian bisa pergi bersama.
Bukan seperti sekarang yang setiap kali diajak, jawabannya pasti selalu sama. Menyuruhmu pergi sendiri, karena dia malas. Apalagi kalau sudah pakai embel-embel, “Mending aku pergi sama teman-temanku,”. Lalu kamu dianggap apa selama ini?
ADVERTISEMENTS
4. “Kamu cerewet banget sih jadi cewek. Berisik tahu!”
Namanya juga cewek, cerewet itu wajar. Toh cerewetnya cewek biasanya tak jauh-jauh dari perhatian atau kekhawatiran. Kalaupun sudah berlebihan, harusnya dia bisa memberi tahumu dengan ucapan yang baik. Bukan dengan kalimat yang berisiko menyinggung perasaanmu. Seperti,
“Kamu nggak capek apa dari tadi ngomong terus. Jadi cewek cerewet banget sih. Panas kupingku dengarnya!”
ADVERTISEMENTS
5. “Jangan berharap lebih. Aku cuma nggak mau nyakitin hati kamu,”
Ini sebenarnya kalimat peringatan supaya kamu tak terlalu mencintai dia. Sebab dia sendiri sangsi dengan perasaannya ke dirimu. Makanya dia pun memintamu untuk tak terlalu berharap dengannya, pun dengan hubungan kalian yang tak punya kepastian.
Kalau sudah tahu seperti ini, sebenarnya kamu tak ada alasan lagi untuk mempertahankan dia. Bagaimana bisa dipertahankan, kalau dia saja tak yakin dengan perasaannya. Ditambah memintamu untuk tak terlalu berharap. Sedangkan harapan itu seperti halnya nafas, yang kalau berhenti jadi tanda semuanya benar-benar selesai.
ADVERTISEMENTS
6. “Aku tuh maunya kamu begini….”
Menuruti keinginan pasangan kalau memang itu baik, tak ada salahnya memang. Sesekali dua kali pun tak jadi masalah. Tapi kalau dia sudah seringkali bilang, “Kamu tuh harusnya nggak perlu tanya ini itu,” atau “Aku tuh maunya kamu begini. Kamu tinggal nurut aja bisa ‘kan?”
Masih banyak lagi maunya dia yang harus kamu turuti. Sedang dia sendiri tak ingin menuruti bagaimana jalan pikiran atau pandanganmu sebagai pasangan. Seolah hubungan ini kendalinya hanya ada di tangannya. Apa seperti ini hubungan yang dewasa dan sehat?
7. “Kalau nggak suka sama sikapku, ngapain kamu mau pacaran sama aku?”
Kebanyakan merokok ‘kan nggak bagus buat kesehatan? Aku nggak suka kamu merokok terus dari tadi.
Lho…. kalau nggak suka, ngapain mau pacaran sama aku? ‘Kan udah dari awal, kamu tahu aku perokok.
Nggak ada yang lebih menyebalkan dari kalimat di atas. Seolah penerimaanmu atas dirinya ini omong kosong yang perlu dipertanyakan. Padahal sudah jelas kamu mengingatkan karena memang kamu khawatir dengan dirinya. Bukan persoalan suka atau nggak suka dengan kebiasaannya. Toh harusnya dia bisa menghargai kamu, dengan tak merokok di hadapanmu.
8. “Nggak usah ikut campur urusanku, urus aja urusanmu sendiri,”
Lucunya lagi kalian menjalin hubungan, tapi dia tak ingin kamu tahu ataupun terlibat dengan urusan-urusannya. Urusannya ya urusannya. Kamu tak punya hak mencampuri, dan harusnya kamu mengurusi urusanmu sendiri. Kalau begini ceritanya, kenapa kalian harus menjalin hubungan sebagai pasangan? ‘Kan sudah jelas, menjadi pasangan sama halnya dengan berbagi banyak hal. Termasuk urusan kalian pribadi, meski tak harus semuanya juga.
9. “Eh tolong bantuin dong,”. Tapi dia sendiri susah sekali dimintai bantuan olehmu
Seperti tak mau rugi dan kesannya dia hanya memanfaatkan sosokmu sebagai pasangan. Karena dia lebih sering bilang “Yang, tolongin aku dong,” daripada “Ada yang bisa aku bantu nggak Yang?”. Seolah yang perlu dibantu hanya dia saja. Sedangkan kamu harus selalu berusaha tampil mandiri. Tanpa perlu mengharapkan atau meminta bantuan darinya.
10. Selalu bilang “Nanti ya,”. Sementara cowok serius justru akan bilang, “Iya, aku usahakan atau pikirkan lagi,”
Bisanya cuma bilang “nanti”. Apalagi kalau sudah membicarakan hal-hal yang cukup serius. Membuatmu gregetan sekali. Sebab sementara cowok-cowok lain di luar sana yang serius dengan pasangannya, selalu punya jawaban yang setidaknya lebih menenangkan.
Kalau ucapannya saja sudah tak memberi kejelasan, buat apa dia dipertahankan. Setidaknya ucapan bisa jadi bagian dari sikapnya. Kamu masih berhak bahagia sekalipun tanpanya.