Ungkapan “cinta itu buta” mungkin memang benar adanya. Selain membuat kita mengabaikan logika, cinta bisa mengaburkan antara perkara yang salah dan benar. Hal-hal yang sebenarnya baik bagi hubungan justru dianggap salah. Sementara, yang salah atau tidak baik bagi malah dianggap sah-sah saja.
Ketika cinta membuat akal dan pikiran kita bekerja tidak sebagaimana mestinya, tak heran jika hubungan cinta yang dijalani justru tidak bahagia. Alih-alih bisa langgeng bersama, kisah cinta yang dijalani justru bisa berantakan dan berakhir tragis. Nah, hal-hal apa saja sih yang sebenarnya salah dan bisa membuat hubunganmu tidak bahagia?
ADVERTISEMENTS
1. Cinta seharusnya membebaskan. Sikap yang over-protective dan cemburu berlebihan justru menandakan bahwa dia tidak punya perasaan yang dalam
Sebagian orang mungkin masih berpikir bahwa sikap over-protective dan cemburuan adalah bumbu dalam hubungan. Sikap itu diartikan bahwa pasangan sangat peduli dan punya perasaan cinta yang begitu kuat. Bahkan, sikap yang ditunjukkan dianggap lantaran dia tidak bisa mengendalikan perasaannya yang begitu kuat sehingga perilaku yang tidak rasional pun berusaha dimaklumi.
Di titik ini kamu berpikir bahwa segala yang dia lakukan, entah itu sikap yang baik maupun buruk hanyalah semata-mata ingin melindungi kamu. Padahal, cinta yang dijalani seperti ini bukanlah cinta yang tulus. Setiap orang seharusnya bisa mengontrol perasaan dan dirinya sendiri. Jika pasangan sering menampakkan sikap over-protective dan cemburuan, bisa jadi apa yang dirasakannya bukanlah cinta, melainkan perasaan terobsesi semata.
ADVERTISEMENTS
2. Berdebat dengan pasangan adalah hal yang biasa. Memilih untuk selalu mengalah berarti menjalani hubungan dengan pura-pura
Ketika kamu dan pasangan terlibat dalam sebuah perdebatan, ada kalanya kamu merasa mengalah itu lebih baik. Selain tak mau melihat pasangan sedih atau marah, kamu juga merasa enggan berada dalam situasi yang tidak menyenangkan bersama pasangan. Kamu menganggap bahwa mengalah adalah sikap yang dewasa.
Sayangnya, terlalu sering mengalah pada pasangan justru tidak sepenuhnya benar. Mengalah memang terlihat seperti sebuah solusi, tapi hal itu bisa jadi memperburuk keadaan. Ketika kamu atau pasanganmu terpaksa mengalah, berarti ada masalah atau perdebatan yang tak terselesaikan. Semakin lama, masalah pun akan terus menumpuk dan jadi bumerang bagi hubungan kalian sendiri.
ADVERTISEMENTS
3. Hubungan cinta memang selayaknya dijalani dengan sepenuh hati, tapi bukan berarti kamu boleh mementingkan pasangan dan mengabaikan diri sendiri
Kamu mungkin ingin menunjukan dan membuktikan betapa besar perasaan sayang dan cinta yang kamu punya untuk pasangan. Kamu merasa bahwa memperhatikan dan mengutamakan kebutuhannya di atas kepentinganmu sendiri adalah hal yang biasa.
Tapi, sikap seperti ini mungkin hanya akan bertahan dalam hitungan satu atau dua bulan saja. Mengabaikan diri sendiri demi orang lain dalam jangka waktu yang lama hanya akan membuatmu frustasi. Punya rasa cinta dan sayang yang besar bukan berarti kamu harus berkorban setiap hari ‘kan?
ADVERTISEMENTS
4. Bukannya melatih pasangan agar lebih peka, memberi kode-kodean atau tidak mau berkata terus terang justru membuat hubungan rentan salah paham
Kamu menganggap bahwa memberi kode-kode pada pasangan itu sah-sah saja. Kamu hanya berharap supaya pasanganmu bisa mengerti apa yang kamu inginkan tanpa kamu harus bicara secara gamblang. Sikap seperti itu dianggap bisa membuat hubungan kalian lebih intim dan mengerti satu sama lain.
Padahal, apa yang menurutmu penting belum tentu dipandang sama oleh pasanganmu. Tingkat kepekaan seseorang tentu berbeda-beda. Yang pasti, sangat sulit memahami keinginan satu sama lain tanpa saling bicara. Pembicaraan yang tidak lugas atau sekadar kode-kodean justru menunjukan bahwa kamu atau pasanganmu belum dewasa. Selain itu, hubungan kalian pun akan rentan mengalami salah paham dan masalah.
ADVERTISEMENTS
5. Sering bertengkar adalah pertanda bahwa kamu dan pasanganmu tidak pintar mengendalikan diri. Alih-alih mencintai, kalian jadi lebih sering saling menyakiti
Anggapan bahwa pasangan yang sering bertengkar berarti punya perasaan yang sama-sama dalam adalah keliru. Mungkin, sesekali berselisih paham dengan pasangan memang tak jadi masalah, tapi bukan berarti hal itu terjadi terus-menerus. Jangan menggampangkan dengan menganggap bahwa pertengkaran di antara kalian adalah tanda rasa sayang. Pikirkan kembali tentang hubungan kalian karena mungkin kamu dan dia memang tidak sebaiknya terus bersama.
ADVERTISEMENTS
6. Kamu dan pasanganmu tidak akan bahagia jika salah satu dari kalian sering memendam perasaan dan berkata “aku nggak apa-apa”
Merasa tidak nyaman jika harus berada dalam situasi tegang dengan pasangan, kamu pun memilih bersikap pasif ketika ada hal-hal yang sebenarnya membuatmu marah atau kesal. Kamu hanya berharap dalam hati agar pasanganmu menyadari bahwa ada sesuatu yang salah lalu dengan sukarela meminta maaf.
Padahal, memendam masalah justru jauh lebih berbahaya daripada masalah itu sendiri. Semakin lama kamu memendam, maka akan semakin menyakiti dirimu sendiri. Kamu dan pasanganmu pun tak akan merasa nyaman untuk menjalani sebuah hubungan jika sikap semacam itu yang kalian terapkan.
Daripada menyakiti diri sendiri dan pasangan, sebaiknya beranikan diri untuk membuka ruang diskusi. Ajak pasangan untuk bicara dari hati ke hati. Sampaikan tentang semua yang membuat hatimu kesal, dan begitu pun sebaliknya.
7. Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Sering mengungkit kesalahan pasangan adalah sikap yang kekanakan
Ketika membuat kesalahan, kamu pun menenangkan diri dengan cara mengingat-ingat kesalahan pasanganmu. Jika kesalahan pasanganmu sebelumnya ternyata lebih banyak, kamu pun merasa aman karena berarti dia tidak berhak marah padamu.
Namun, mengungkit-ungkit kesalahan pasangan jelas bukan sikap yang dewasa. Toh dengan bersikap seperti itu bukan berarti kamu bisa menghapus kesalahan yang sudah kamu lakukan. Selain itu, mengungkit kesalahan pasangan adalah tanda bahwa kamu belum dewasa dalam menjalani hubungan cinta.
8. Ketika pasangan melakukan kesalahan, jangan merasa jadi pihak yang paling benar atau sibuk memberinya peringatan
Sebuah ultimatum atau peringatan memang bisa menjadi pengingat bagi seseorang agar tidak melakukan kesalahannya lagi. Tapi melakukan hal ini pada pasangan saat melakukan kesalahan rasanya terlalu berlebihan, karena secara tidak langsung membuat terlihat jadi pihak yang paling benar.
Sikap seperti ini mungkin akan membuat pasanganmu tertekan sehingga hubungan yang kalian jalani pun cenderung tidak sehat. Akan lebih baik jika kalian berusaha jadi pasangan yang sepadan; yang sama-sama menyadari bahwa berbuat salah adalah hal yang manusiawi dan layak dimaafkan.
9. Kejujuran adalah fondasi utama dalam hubungan cinta. Kebohongan sekecil apapun bisa jadi membawa bencana
Seringkali kita memaklumi kebohongan-kebohongan kecil yang kita ucapkan. Ketika pasangan bertanya “sedang apa” atau “lagi dimana” misalnya, kita memilih menjawab sekenanya. Saat pasangan pendapat kita tentang penampilannya pun kita enggan menjawab dengan jujur.
Berbohong lantaran takut menyakiti pasangan adalah sikap yang seharusnya dihindari. Sebaik-baik hubungan yang dijalani adalah ketika kami dan pasanganmu bisa saling memberi kritik dan saran dengan jujur. Bukan berarti ingin menyakiti, tapi jujur pada pasangan berarti mendukungnya agar jadi pribadi yang lebih baik lagi.
Hubungan cinta mustahil akan berhasil jika dijalani dengan “buta”. Sebagai manusia dewasa, akal pikiran dan logika selayaknya bisa dijadikan penyeimbang agar apa yang kamu jalani bersama pasangan selalu lurus di jalan yang benar. 🙂