Menikah itu komitmen jangka panjang yang berlaku seumur hidup. Orang yang memutuskan untuk menikah adalah orang-orang yang berani berkomitmen sepanjang hayatnya untuk menghabiskan waktu dengan orang yang diyakini menjadi pasangan hidupnya. Menikah bukan sesuatu yang mudah. Menyatukan dua insan dengan banyak perbedaan tentu saja butuh banyak perjuangan.
Sayangnya, nggak semua pernikahan berakhir bahagia. Ada yang menikah tapi nggak bahagia, menikah tapi nggak saling cinta, dan menikah tapi sudah nggak saling menginginkan lagi. Ada juga yang akhirnya menyerah, lalu terpaksa mengikhlaskan hubungan pernikahannya demi kebaikan bersama dan akhirnya berpisah. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi ini realita yang harus dihadapi. Maka, sebaiknya pahami hal-hal tentang pernikahan ini sebelum kalian memutuskan membangun rumah tangga.
ADVERTISEMENTS
1. Pacaran lama nggak harus berakhir di pelaminan. Pernikahan itu harus didasari keyakinan keduanya untuk saling mencintai dan hidup bersama selamanya
Banyak lo orang yang menikah dengan alasan sudah lama berpacaran dan takut nggak mendapatkan pasangan lain. Meskipun sebenarnya ia nggak merasa yakin dengan pasangannya. Padahal pernikahan adalah komitmen seumur hidup. Kamu harus benar-benar yakin bahwa dia adalah pasangan yang akan berbagi suka dan duka bersama selamanya.
ADVERTISEMENTS
2. Menikah bukan sekadar ingin mengubah pasangan menjadi lebih baik, karena kamu nggak pernah bisa mengubah orang lain jadi apa yang dirimu inginkan
Jangan pernah berpikir buat mengubah pasangan jadi yang kamu harapkan, karena itu cuma akan membuatmu merasa kecewa atas ekspektasi yang berlebihan. Daripada berusaha mengubah, lebih baik berusaha menerima pasangan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Caranya adalah dengan terus berkompromi. Jadi, buang jauh-jauh pikiran ‘aku bisa mengubah pasangan’, ya.
Beberapa hal yang dimiliki pasangan memang bisa diubah, misalnya kebiasaan. Sementara, lebih banyak hal lagi yang tidak bisa diubah seperti sifat, karakter, dan kepribadian. Meskipun kamu bisa mengubah pasangan, hasilnya pun pasti berbeda dengan pasangan yang memang pengin berubah sesusai keinginannya. Bahasan soal mengubah pasangan bisa kamu baca lebih lanjut di Hipwee Premium. Kamu akan mendapatkan insight menarik soal hubungan dan komitmen.
ADVERTISEMENTS
3. Latar belakang keluarga bisa mempengaruhi kehidupan pernikahan. Pasti terasa sulit bila kamu mencintai orang yang jarang mendapatkan cinta dari keluarga selama hidupnya
Orangtua adalah contoh bagi anak-anaknya dalam menjalani sebuah hubungan. Kalau orang tuanya nggak pernah saling menunjukkan rasa cinta, anaknya punya potensi buat sulit mengungkapkan perasaan tersebut juga lo. Baginya, cinta itu akan terasa klise dan abu-abu. Nah, dia yang terbiasa hidup ‘tanpa cinta’ akan kesulitan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Ketika berkomitmen pun, ia tidak punya gambaran yang utuh dan baik soal kehidupan pernikahan.
ADVERTISEMENTS
4. Kamu harus lebih dahulu selesai dengan diri sendiri. Caranya yakni dengan bersahabat dan memaafkan hal-hal buruk yang pernah terjadi di masa kecil
Banyak anak korban perceraian orangtua yang belum selesai dengan diri sendiri dan belum bisa memaafkan orang lain. Hal ini membuat banyak masalah muncul dalam hubungan seperti kepercayaan pada orang lain. Nah, penting lo untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut sebelum menikah. Luka dari masa lalu harus disembuhkan dan diobati, bukan dipelihara seumur hidup.
ADVERTISEMENTS
5. Jumlah anak yang diharapkan dan bagaimana cara membesarkan anak juga perlu dibicarakan dengan calonmu lo
Dia ingin punya 5 anak sementara kamu cuma mau 2 anak saja. Hal begini bisa jadi masalah di masa yang akan datang. Coba obrolkan dulu deh dengan calon pasangan, biar bisa saling merencanakan soal kehamilan dengan lebih matang. Selain itu, kamu juga harus “klop” soal urusan mendidik anak dengan pasangan. Bagaimanapun, sekalinya punya anak, kamu nggak akan bisa memutar waktu dan menyesalinya. Anak adalah titipan dari Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dengan baik.
ADVERTISEMENTS
6. Kebiasaan baik atau buruk akan dibawa terus seumur hidup, termasuk ke dalam kehidupan pernikahan
Kalau kamu menikahi orang yang jorok, kamu harus siap-siap melihat cucian piring yang menumpuk dan baju kotor berserakan setiap hari. Nah, kenali dulu deh kebiasaannya sebelum menikah dan perkirakan apakah kamu bisa kompromi dengan itu seumur hidup atau nggak.
7. Karakter seseorang itu nggak akan bisa diubah. Jangan sampai deh tahu dia ternyata pemarah setelah menikah dan mendapat kekerasan setiap hari
Nggak hanya kebiasaan saja, kamu juga harus bisa kompromi dengan karakter pasangan selamanya. Lihat bagaimana cara calon pasanganmu menyelesaikan masalah dan bagaimana dia mengungkapkan kemarahan. Cara ini bisa digunakan untuk memahami bagaimana karakternya lo.
8. Ambisi soal pekerjaan bisa memengaruhi kehidupan rumah tangga. Diskusikan dulu pembagian kerja setelah menikah
Apakah istri boleh bekerja dan bagaimana batasannya?
Nggak semua wanita mau jadi ibu rumah tangga. Ada juga wanita yang ingin punya karir supaya lebih mandiri. Nggak ada pilihan yang salah asal dikomunikasikan dengan calon pasangan. Saling memahami keinginan dan ambisi karir serta saling mendukung itu lebih baik kan? Pernikahan nggak seharusnya mengorbankan mimpi kamu dan pasanganmu kelak.
9. Ternyata, pembicaraan seks harus dimulai sejak sebelum menikah. Kamu nggak mau kan setelah nikah, baru tahu bahwa kamu dan pasanganmu beda orientasi seksual
Kehidupan pernikahan nggak lepas dengan hubungan seksual. Bukan untuk mengajari melakukan hubungan seksual sebelum menikah ya, tapi obrolan soal ini ternyata harus dibicarakan sebelum menikah. Siapa tahu calon kamu itu beda orientasi seksual denganmu. Bisa jadi calonmu enggan berhubungan intim denganmu.
10. Yang paling penting adalah kebiasaan tentang keuangan. Bagaimana cara menabung dan menghabiskan uang itu perlu didiskusikan
Hal ini cukup vital dalam hubungan rumah tangga, yaitu soal uang. Kamu pasti ingin punya kehidupan finansial yang stabil untuk berdua dan anak-anak di masa akan datang. Tapi, ternyata kebiasaan calon pasangan yang suka menghamburkan uang atau berutang dan nggak tahu caranya menabung bisa jadi masalah besar lo.
Jadi, nggak perlu buru-buru menikah, apalagi kalau calonmu nggak tepat. Menikahlah dengan orang yang tepat di waktu yang tepat. Pastikan kalian mengenali pasangan dan juga tahu menghadapi kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya nggak selalu semanis madu, seperti di iklan, atau seperti di film-film romantis.