Bagi anak gaul zaman lawas, tentunya udah nggak asing lagi dengan media sosial bernama Friendster. Ya, platform untuk mencari pertemanan tersebut sempat booming beberapa tahun silam sebelum Facebook akhirnya lebih dikenal. Di era tersebut, tren emo menjadi salah satu gaya yang banyak ditiru oleh orang-orang di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, khususnya para pengguna Friendster itu sendiri.
Pasalnya, secara nggak langsung media sosial Friendster punya andil besar terhadap tren yang satu ini. Zaman tersebut, pokoknya kalau udah mengikuti tren emo auto jadi cowok dan cewek yang terkeren di masanya. Ibaratnya kalau zaman sekarang sih mungkin bisa disebut sebagai anak indie banget. Kurang keren gimana lagi coba? Kalaupun kamu dulu nggak sempat mengikuti tren tersebut, setidaknya pernah lah punya kenangan bersama Friendster.
ADVERTISEMENTS
Saat itu lagi kenceng-kencengnya tren emo, gaya rambut berponi yang dimiringin terus foto selfie ala hitam-hitam
Jika kamu pernah berfoto dengan gaya seperti pada gambar di atas ini, itu tandanya kamu udah pernah jadi anak gaul sejak bertahun-tahun silam. Apalagi kalau saat itu punya akun Friendster, pokoknya segala sesuatunya pasti berbau emo banget. Mulai dari nama yang ada embel-embel band emo lawas kayak Avenged Sevenfold, Paramore, Bring Me The Horizon, Alesana, hingga band emo lokal seperti Killing Me Inside dan Pee Wee Gaskins. Tentunya juga nggak lengkap kalau belum foto selfie dengan model rambut berponi disisir miring atau bahkan dibuat berantakan, mata dibuat super hitam, bibir juga hitam, dan outfit pun juga serba hitam. Status yang dibuat pun saat itu juga nggak kalah emo banget.
ADVERTISEMENTS
Friendster berhasil jadi saksi bisu tren tersebut digandrungi banyak anak muda
Secara nggak langsung, media sosial Friendster jadi saksi bisu di mana emo saat itu jadi tren yang super eksis. Berkatnya, kita telah paripurna melewati berbagai macam fase aneh-aneh dari remaja hingga menuju dewasa. Mulai dari hal-hal yang saat itu dianggap keren, sampai saat ini yang dianggap sebaliknya. Berkatnya pula, kita jadi mengenal band-band legendaris mulai dari dalam negeri hingga luar negeri yang hingga saat ini namanya masih terdengar familiar di telinga banyak orang. Coba deh diingat-ingat lagi, kamu dulu punya berapa banyak temen di akun Friendster-mu?
ADVERTISEMENTS
Beda sama media sosial zaman sekarang, Friendster banyak banget pernak-perniknya yang bikin tampilan jadi makin cakep dan tentunya menarik
Nggak seperti media sosial yang ada seperti saat ini di mana tampilannya dibuat sangat simpel dan begitu-begitu aja, Friendster malah tampil dengan sebaliknya. Jauh dari kata biasa, tampilan media sosial friendster kala itu terkenal dengan berbagai pernak-perniknya yang lucu banget. Mulai dari nama-namanya yang bisa ditambahin gliter atau berbagai macam mode lainnya, background full satu layar kayak web pada umumnya, hingga perintilan-perintilan lainnya yang nggak kalah unik. Pokoknya di masa itu kita malah lebih disibukkan bagaimana mempercantik tampilan friendster kita dibandingkan sindir-sindirian lewat status kayak yang ramai dilakukan warganet saat ini.
ADVERTISEMENTS
Tapi sayang sih, di tahun 2011 media sosial yang satu ini terpaksa ditinggalkan
Ketenaran Friendster rupanya memang tak bisa dibandingkan dengan kepopuleran Facebook. Pada tahun 2011 silam, platform Friendster akhirnya banyak ditinggalkan oleh penggunanya sebelum akhirnya pada berpindah untuk menggunakan Facebook. Media sosial tersebut dianggap lebih simpel, mudah untuk digunakan, lebih banyak fiturnya dan tentunya jaringannya pun juga lebih luas.
Nah, jika dulu Friendster punya tren display yang warna-warni hingga banyak banget hiasannya, Facebook pun juga nggak kalah unik. Nggak beda jauh dengan Friendster, Facebook akhirnya membuat booming tren alay di kalangan anak muda di mana nama-namanya pakai istilah aneh-aneh, huruf campur besar dan kecil, hingga bahasa yang susah dimenegerti. Sungguh hari lalu yang begitu indah~