Sering sedih nggak sih saat melihat sinetron Indonesia? Sepertinya tayangan itu diciptakan tanpa mempertimbangkan unsur pendidikan di dalamnya. Asal bikin aja, asal dapat untung aja.
Kali ini Hipwee pengen ngajak kamu bernostalgia mengenang kejayaan tayangan layar kaca kita. Dulu, sinetron kita pernah sangat berbobot dan mendidik lho.
Semoga aja para pembuat sinetron segera ingat untuk menciptakan tayangan yang sama. Kalau tontonan asli Indonesia udah bagus, kita gak akan perlu repot lagi langganan TV kabel.
ADVERTISEMENTS
1. Wiro Sableng
Serial laga ini pernah sangat terkenal di tahun ’90-an. Diadaptasi dari serial dengan judul yang sama karya Bastian Tito, sinetron ini menceritakan tentang pendekar yang memiliki banyak kesaktian.
Wiro Sableng yang fenomenal dengan senjata kapak dan rajah di dada bertuliskan 212 memberikan banyak nilai bagi penontonnya. Nilainya apa aja, sih?
- Wiro nggak akan mungkin jadi pendekar kalau nggak nurut sama Sinto Gendeng. Dia mengajarkan bahwa kita harus menghormati guru.
- Walaupun Wiro lahir sebatang kara, dia tetap bisa menjadi orang yang sukses (jadi pendekar).
- Wiro disukai oleh banyak gadis,tapi dia nggak berubah jadi playboy.
Selain nilai-nilai oke diatas, Wiro Sableng juga jadi sinetron laga Indonesia yang digarap dengan niat. Dia benar-benar mengambil gambar di hutan dan menampilkan akting perkelahian yang serius. Bandingkan dong sama sinetron laga yang pake naga animasi. Naganya jelek, lagi.
ADVERTISEMENTS
2. Lorong Waktu
Sinetron ini diciptakan sebagai sinetron khusus bulan Ramadhan. Pertama kali ditayangkan pada tahun 1999, penerimaan masyarakat yang oke membuat sinetron Lorong Waktu terus diproduksi hingga tahun 2006.
Lorong Waktu bercerita tentang seorang ustadz yang menemukan mesin yang mampu membawanya berkelana ke masa lalu dan masa depan. Dalam perjalanan menjelajah waktu tersebut, akan ditemukan orang-orang dengan kisah hidup unik yang pengalamannya bisa diambil sebagai pelajaran.
ADVERTISEMENTS
3. Anak Ajaib
Sinetron yang satu ini jadi tonggak awal kepopuleran Joshua Suherman. Ingat kan mantan penyanyi cilik yang terkenal dengan lagunya “Diobok-obok?”.
Serial Anak Ajaib ditayangkan selama 1 tahun di stasiun televisi SCTV dari 1999 hingga 2000. Selain Joshua, ada juga mantan penyanyi cilik Leony yang turut bermain di sinetron tersebut. Bagi kamu yang lupa atau belum tahu, nih Hipwee kasih soundtrack legendarisnya
Anak ajaib mengawali trend film anak-anak lokal bertema robotik. Diceritakan Joshua adalah robot hasil penemuan seorang ilmuwan yang kemudian memiliki kehidupan. Dalam episode-episodenya, Joshua digambarkan tetap seperti anak kecil yang terkadang jahil. Namun tetap hormat kepada orang tuanya.
ADVERTISEMENTS
4. Keluarga Cemara
Keluarga Cemara merupakan salah satu sinetron Indonesia dengan muatan pendidikan yang sangat berbobot. Bercerita tentang sebuah keluarga sederhana yang harus berjuang demi kelangsungan ekonomi, seluruh anggota keluarga ini bahu membahu untuk meringankan beban hidup.
Dibintangi oleh Adi Kurdi dan Novia Kolopaking, sinetron Indonesia ini ditayangkan dalam jangka waktu cukup lama. Sekitar 9 tahun dengan 423 episode.
Kalau sinetron Indonesia sekarang banyak menceritakan hedonisme anak muda, sinetron ini justru menceritakan tentang kesederhanaan. Adi Kurdi hanya membiayai keluarganya dari mengendarai becak. Sementara Novia Kolopaking, si Emak mencoba membantu dengan membuat opak.
Walaupun harus membantu orang tua berjualan opak, anak-anak dari keluarga ini tetap berprestasi dan bahagia. Dari tayangan ini kita belajar tentang kebahagiaan yang tidak selalu datang dari kepemilikan materi yang berlimpah.
Keberhasilan serial ini juga tidak bisa dilepaskan dari tangan dingin penulis naskahnya. Arswendo memang mampu menciptakan cerita yang ringan namun tetap berbobot.
ADVERTISEMENTS
5. Si Doel Anak Sekolahan
Satu lagi sinetron legendaris yang diadaptasi dari karya penulis ternama. Kisah tentang perjuangan anak asli Betawi mengejar cita-citanya ini diambil dari novel dengan judul “Si Doel anak Betawi” karya Aman Datuk Majuindo. Tayangan televisinya kemudian disutradarai oleh Syumanjaya.
Cerita ini berpusat pada perjuangan Babe yang diperankan oleh Benyamin Suaeb untuk menyekolahkan putranya, Si Doel hingga ke bangku perguruan tinggi. Babe berjuang sekuat tenaga menjalankan usaha oplet agar Doel punya biaya untuk terus kuliah.
Doel sebagai anak tidak berdiam diri melihat perjuangan orang tuanya. Ia ikut turun tangan narik oplet bersama Mandra untuk meringankan beban si Babe. Peran Enyak dan si Atun juga menjadi gambaran ideal bagi perempuan Indonesia dalam keluarga.
Walau bekerja membuka warung, namun Enyak tetap merawat keluarga dengan baik. Begitu pula Atun yang dengan senang hati membantu Enyak.
Dalam kehidupan cinta, Doel pun digambarkan tidak mudah mengumbar janji manis ke wanita. Dia berusaha menjaga hati Sarah dan Zaenab, serta tunduk pada norma-norma sosial masyarakat. Sangat kontras kan dengan sinetron Indonesia saat ini?
ADVERTISEMENTS
6. Saras 008
Mirip dengan Wirosableng, Saras 008 juga masuk ke kategori laga. Bedanya, target pasar serial ini memang ditujukan untuk anak kecil.
Saras 008 digambarkan sebagai gadis biasa yang berubah menjadi gadis super karena kemasukan arwah kucing kesayangannya. Yah, bisa dibilang mirip Cat Woman lah ya.
Digambarkan Saras adalah pahlawan bagi umat manusia. Dia membasmi aksi kejahatan yang kerap dilakukan oleh dua musuh terbesarnya, Mr Black dan Bull.
Dalam perjuangannya Saras dibantu Milkyman. Si tokoh Milkyman ini menjadi simbol bagi anak-anak agar selalu ingat untuk minum susu supaya bisa sekuat Saras.
7. Bidadari
Kalau udah dengar soundtrack ini, ingat kan sinetron apa yang akan Hipwee ceritakan? Yap, Bidadari. Sinetron yang melambungkan nama Marshanda ini bercerita tentang Lala, gadis piatu yang kerap dijahati oleh ibu dan saudara tirinya. Nasib Lala yang menyedihkan ini membuat dia dikarunia Bidadari sebagai malaikat penjaga.
Bidadari, atau lebih kerap disapa dengan Ibu Peri akan melindungi Lala saat ia dijahili oleh Bombom saudara tirinya. Lala tidak perlu membalas kejahatan Bombom, namun Ibu Peri lah yang akan menghukumnya.
Sinetron Bidadari mengajarkan penontonnya tentang bagaimana kebaikan akan selalu menang melawan keburukan. Gak perlu jadi anak yang jahat untuk membalas kejahatan yang kamu terima. Nanti orang yang jahat juga pasti akan kena batunya kok.
Sayang walau sekuel pertamanya bagus, tapi lama kelamaan sinetron ini mulai kehilangan kualitas karena episode yang sengaja dipanjang-panjangkan.
8. Lupus Millenia
Lupus, merupakan karakter legendaris dalam novel serial berjudul serupa gubahan penulis Hilman Hariwijaya. Digambarkan sebagai ABG Jakarta (anak baru gede) yang doyan makan permen karet, serial ini bercerita seputar kehidupan Lupus ditengah keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Mirip seperti novelnya, cerita sinetron Lupus juga kocak. Namun bukan berarti kering nilai-nilai edukasi. Sebagai remaja Lupus digambarkan tetap usil. Namun, dia tetap bertanggung jawab atas tugasnya di keluarga. Dia nggak segan-segan ikut membantu pekerjaan rumah Mami dan Papi.
Selain itu penggambaran hubungan percintaan antara Lupus dan Poppy juga jauh dari kesan lebay. Malah, Poppy bisa jadi panutan bahwa pacaran nggak berarti mengorbankan pendidikanmu.
Buktinya Poppy masih bisa tetap berprestasi di sekolah dan jadi siswi teladan walau dia memilih punya pacar. Beda ya dengan sinetron saat ini yang menggambarkan pacaran itu harus penuh drama yang bakal menyita hidupmu.
9. Bajaj Bajuri
Bajaj Bajuri mengambil latar belakang kehidupan Bajuri, seorang supir bajaj ditengah pusaran sosial kampung dan keluarga. Diperankan oleh Mat Solar dan Rieke Diah Pitaloka, sinetron yang disiarkan di Trans TV ini sempat menjadi tayangan komedi yang cukup fenomenal.
Berbeda dengan komedi Indonesia saat ini yang banyak menyelipkan unsur eksploitasi fisik, Bajaj Bajuri justru berusaha menjadikan realita kehidupan masyarakat kelas menengah bawah sebagai daya tariknya.
Bajuri, Oneng dan Emak adalah representasi dari kehidupan masyarakat Indonesia yang bertahan ditengah belitan kesulitan ekonomi.
Tekanan pada Oneng yang belum juga hamil, Bajuri yang sering pusing karena setoran kurang padahal mertua selalu minta uang, hingga tetangga-tetangga yang rese’ cukup menggambarkan kondisi masyarakat kita. Kalau dulu bisa bikin sinetron kayak begini, kenapa sekarang nggak bisa coba?
10. Rumah Kardus
Sinetron ini bercerita mengenai kehidupan Aji di sebuah perkampungan kumuh. Ia tinggal bersama ibunya di sebuah rumah kardus. Aji bersahabat dengan Ipul yang memiliki ibu seorang pelacur.
Bertolak belakang dengan Aji yang lugu dan tenang, Ipul memiliki sifat pemberontak dan emosional.
Ipul yang frustasi dengan kemiskinan yang melilit hidupnya, mengambil jalan singkat dengan menjadi pengedar narkoba. Sementara nasib Aji akan jauh lebih baik, tidak lain berkat kejujurannya menjalani hidup.
Tidak hanya mengkritik soal kesenjangan sosial di Indonesia yang masih tinggi, sinetron ini juga menunjukkan bahwa kalau kita jujur dan ikhlas dalam menjalani hidup maka kebaikan akan selalu menghampiri.