Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar ‘Jurusan Filsafat’? Jumlah mahasiswanya yang segelintir memang membuat jurusan ini “unik”. Cap miring seperti ateis, gila, dan masa depan suram kerap membayangi mereka yang memilih kuliah di jurusan ini.
Padahal, apakah Filsafat memang selalu semenyeramkan itu? Ataukah justru ada sisi-sisi lainnya dari kehidupan mereka yang tak banyak kita tahu?
Hmm… Kalau mau tahu hal seru dan menyebalkan apa yang sehari-hari dirasakan para mahasiswa Filsafat di Indonesia, wajib simak artikel Hipwee yang satu ini!
ADVERTISEMENTS
1. “Kenapa dulu pilih Filsafat?” adalah pertanyaan yang selalu menghampiri para mahasiswa di jurusan ini
Sebenarnya sih pertanyaan ini sah-sah aja. Masalahnya, lama-lama bosan juga kalau orang selalu menanyakan hal yang sama. Bayangkan, 4-6 tahun berturut-turut motivasi kamu buat kuliah jadi bahan pertanyaan!
ADVERTISEMENTS
2. Saking seringnya dapat pertanyaan di atas, mahasiswa Filsafat pun sudah siap dengan berbagai variasi jawaban!
“Kuliah apa aja sih gue sebenarnya gak masalah. Yang penting kuliah, HAHAHAHAH.”
“Pas SMA mulai mengenal sedikit soal Filsafat, dan tertarik.”
“Filsafat itu pilihan kedua waktu SNMPTN. Pilihan pertamaku Komunikasi, tapi nggak lolos…haha.”
“Dulu baca Dunia Sophie :)”
Apapun alasannya, yang jelas sih bukan karena dipaksa atau diarahkan orangtua! 😉
ADVERTISEMENTS
3. Banyak juga orang yang bakal bilang: “Oh, Filsafat ya? Keren, keren…” (terus ga tahu mau komentar apa lagi)
“Woy Ul, nih kenalin, temen gue.”
“Halo halo.”
“Nih Bro, cewek Filsafat.”
“Ooooh, Filsafat ya? Keren, keren…”
*manggut-manggut*
*kemudian hening*
Meskipun banyak yang meremehkan, banyak juga kok orang awam yang berpikir bahwa jurusan Filsafat itu cool. Tapi kayaknya gak ada yang tahu alasannya kenapa. Pokoknya kuliah Filsafat itu keren, aja. Haha.
ADVERTISEMENTS
4. Mahasiswa Filsafat juga selalu ditanya mereka sebenarnya belajar apa
“Hmmmm… Belajar apa ya… Hmmm… AH SUDAHLAH, hahahaha!”
*tahun-tahun berganti, dan kami masih bingung mau ngejelasin dari mana*
ADVERTISEMENTS
5. Ada juga yang mengira mahasiswa Filsafat itu jago ngeramal
Di kantin kampus, courtesy of Babang Penjual Somay.
“Neng, kuliah Filsafat ‘kan ya? Coba deh Neng ramal, kira-kira nanti sore hujan nggak?”
Maaaakk…. Udah mati-matian belajar Logika, malah dikira calon ahli nujum!
ADVERTISEMENTS
6. Tapi yang jelas, semua hal di atas gak semenyebalkan dua stereotip di bawah ini:
A. “Jangan belajar Filsafat, nanti jadi ateis!”
Memang ada sih mahasiswa Filsafat yang ateis. Tapi ga usah kuliah Filsafat dulu kali buat jadi ateis. mahasiswa jurusan lain juga ada kok yang gak percaya Tuhan.
Kalau filsafat memang bikin murtad, kenapa justru calon Romo-Romo Katolik harus belajar filsafat di seminari? Dan kenapa fakultas dan jurusan Filsafat justru tumbuh subur di kampus-kampus Islam?
B. “Jangan ambil Filsafat, nanti gila!”
Coba kita kroscek. Beginilah profil mahasiswa Fakultas Filsafat pada umumnya:
CEWEK: ada yang suka dandan, ada yang hobi masak, ada yang kutu buku, dan semuanya menstruasi.
KESIMPULAN: Sama aja kayak cewek-cewek lainnya
COWOK: ada yang ngerokok, ada yang enggak. Ada yang rambutnya panjang, ada yang enggak. Ada yang jomblo akut, ada juga yang di-friendzone mulu.
KESIMPULAN: Sama aja kayak cowok-cowok yang lainnya.
Jadi Saudara-Saudara, stop menyebarkan isu bahwa kuliah Filsafat itu berbahaya! Teknik Nuklir kali, yang lebih bahaya! :p
7. Supaya gak sembarangan menuduh kami, ini lho yang sebenarnya kami pelajari di kampus…
Tujuan Filsafat adalah mengembangkan kemampuan berpikir jernih. Apa yang penting buat dipikirkan, mesti dipikirkan. Apa yang nggak penting, harus dienyahkan.
Gak mau galau mikirin mantan mulu? Belajar Filsafat makanya.
Kuliah Filsafat biasanya akan dipandu berbagai pertanyaan umum. Dari pertanyaan-pertanyaan itu, mahasiswa Filsafat harus mengembangkan pemikiran sendiri berdasarkan pikiran para filsuf yang sudah ada. Mahasiswa Filsafat yang oke akan mampu mengimbangi obrolan teman-temannya dari Psikologi dan Kedokteran tentang alam sadar manusia. Bisa juga berdebat dengan anak Politik soal demokrasi dan HAM. Ketika anak Ekonomi belum tentu pernah baca Das Kapital, anak Filsafat mungkin sudah melumatnya di semester awal.
Atau kamu mau ngomongin prospek hubungan kita aja? BISAAA~ :p :p
8. Para mahasiswa Filsafat juga akan melewati beberapa fase akademik yang unik
A. Fase P-U-S-I-N-G
Kuliah Filsafat itu macam kaderisasi. Kamu akan didorong untuk berpikir ulang tentang apa yang kamu pelajari dan yakini selama ini. Kamu akan diajak untuk bertanya tentang hal-hal yang paling dasar dan sederhana. Asyik sih, tapi gak jarang ini membuat para mahasiswa Filsafat p-u-s-i-n-g.
B. Fase Terpesona
Ini adalah fase dimana si mahasiswa Filsafat yakin bahwa pikirannya telah dibuka. Ia merasa bahwa beberapa hal yang ia yakini selama ini salah banget, salah besar. “Gilaaaa… bego banget ya aku selama ini?” tanya si mahasiswa Filsafat dalam hati.
Di fase ini, kemampuan si mahasiswa Filsafat untuk menikmati hal-hal ringan jadi berkurang. Dibandingkan diktat kuliahnya, novel-novel dan buku humor yang sempat jadi kesukaannya jadi terasa seperti… remah-remah :((
C. Fase Alay
Yakin dengan kedalaman pemahaman materinya, beberapa mahasiswa Filsafat akan memasuki fase alay. Mereka begitu percaya diri akan kemampuan mereka berargumen. Mereka ingin memperdebatkan segala hal, bahkan debat kusir yang gak nyambung. Sampai-sampai lawan bicara mereka kesal dan capek.
Lama-lama fase ini ilang sendiri kok. Apalagi seiring dengan bertambah tuanya si mahasiswa. Semakin tua dia, semakin biasa aja… Apalagi kalau dia termasuk mahasiswa Filsafat yang gak lulus-lulus. (eh)
9. Dan setelah sukses wisuda, lulusan Filsafat masih harus meladeni satu pertanyaan menyebalkan lagi:
“Kalau udah lulus bisa jadi apa?”
Dengan sedikit nggak ikhlas, para lulusan Filsafat harus mengakui: sedikit sekali instansi di luar sana yang secara khusus memerlukan mereka. Bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada.
Kadang mahasiswa Filsafat sendiri gusar atas kondisi ini. “Kalau memang gak dibutuhkan pasar, kenapa jurusan kami dibuat?”
“Lulusan Filsafat bisa jadi artis sukses kok,” kata banyak orang. “Lihat aja Dian Sastro.” Sayangnya, Saudara-Saudara, ini hanyalah hiburan hampa.
Bapak-Ibu, muka saya gak ada mirip-miripnya sama Dian Sastro!
10. Tapi orang-orang sering lupa: si pandai berpikir itu bisa kerja jadi apa saja!
Para S.Fil. yang sempat berkecil hati, ingatlah. Walaupun gak ada peluang karir yang terbuka khusus untuk kalian, bukan berarti kalian gak bisa jadi apa-apa. Orang yang pandai berpikir itu bisa jadi apa saja.
Banyak lulusan Filsafat yang pandai menulis, dan akhirnya menjadi wartawan atau jurnalis. Banyak juga yang jadi akademisi hebat. Ada yang akhirnya bikin band, dan ada yang akhirnya jadi atlet. Ada juga yang jadi miliarder dan pialang saham!
11. Saat banyak orang masuk kuliah dengan mindset “asal gampang kerja”, Filsafat tak akan mengizinkan para mahasiswanya “asal lulus saja”.
Saat banyak orang memilih kuliah atas mindset “asal nantinya gampang kerja”, Filsafat tak akan mengizinkanmu untuk “asal lulus saja”. Sebagai mahasiswa Filsafat, kamu harus total menjadi pembelajar. Ilmu yang sudah kamu dapatkan di dalam kelas harus dibawa ke luar, dan diuji coba langsung dalam kehidupan.
Jadi justru mengherankan ketika orang bilang Filsafat itu gak praktikal. Di Filsafat, teori yang nggak berguna untuk kehidupan nyata… GAK AKAN BERTAHAN!
12. Mau dipandang sebelah mata, dikira tukang ramal, dituduh gila dan gak punya masa depan… mahasiswa Filsafat tetap riang-gembira!
Nggak setiap jurusan kuliah bisa mengajarkanmu tentang kehidupan. Nggak setiap jurusan kuliah bisa membuka matamu lebar-lebar. Mungkin Filsafat gak akan serta-merta menjamin kemapanan, tapi jurusan ini menawarkan mahasiswanya kemewahan yang lain: kebebasan dalam berpikir dan mencari apa yang benar.
Jika alma mater berarti ‘ibu yang mengasuh’, mungkin jurusan Filsafat adalah alma mater yang sesungguhnya. Layaknya ibu yang ciamik di dunia nyata, Filsafat tak akan mendikte bagaimana kamu harus menjalani hidupmu. Ia hanya menyajikan teladan, dari sari pemikiran filsuf-filsuf besar.
Jadi walaupun dipandang sebelah mata, dikira tukang ramal, atau dituduh gak punya masa depan… mahasiswa Filsafat tetap bangga dengan status mereka!
SAPERE AUDE!
Nah, apa yang ada di pikiranmu sekarang jika mendengar “jurusan Filsafat”? Semoga sudah jauh dari ‘gila’, ‘ateis’, atau ‘masa depan suram ya’. Apapun jurusanmu, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu itu. Berteriak lantang untuk jurusanmu sendiri!