Sebelum era Mobile Legend, cowok-cowok hanya mengenal gim bola. Zaman dulu kalau mau mabar, biasanya mereka ke rental PS untuk main PES. Kebiasaan ini sudah terbentuk sejak lama. Barangkali sejak Play Station generasi pertama. Kala itu kalau orang mau main gim bola mainnya pasti Winning Eleven. FIFA mah belum kenal~
Sebagian besar cowok angkatan 90-an pernah main Winning Eleven. Pasalnya gim seru banget jika dimainkan lebih dari dua orang secara bergantian dengan sistem gugur dalam kompetisi atau piala (cup). Tapi adakalanya kita merasa sebel karena kalah terus. Di situlah muncul prahara. Dan inilah 6 hal yang sering jadi alasan mengapa kita males melanjutkan permainan.
ADVERTISEMENTS
1. Trik one-two sering jadi awal mula bocah marah-marah. Dia merasa dicurangi karena trik untuk selalu jadi awal terciptanya goal
One-two adalah satu strategi yang lazim digunakan pada Winning Eleven. Trik menciptakan gerakan satu dua ini memudahkan orang untuk menciptakan peluang. Bagi yang nggak bisa menggunakan, biasanya mereka akan mengatakan trik ini curang. Dasar bocah nggak terimaan.
ADVERTISEMENTS
2. Lawan yang mainnya pakai tim itu-itu aja juga bikin males. Pakainya Madrid terus!
Beberapa tim punya pemain yang secara kemampuan jago. Di era Winning Eleven, Real Madrid-lah juaranya. Ada Zidane, Raul, Roberto Carlos, Ronaldo, dan pemain hebat lain. Nah, yang bikin kesel itu orang yang cuma bisa menang pakai Madrid, tapi sombongnya udah kayak orang paling jago sedunia~
ADVERTISEMENTS
ADVERTISEMENTS
3. Benci banget sama tim yang punya pemain dengan skill lari dan tendangan 99. Andalannya kalau nggak Roberto Carlos, pasti Adriano!
Cara menang di Winning Eleven itu sebenarnya gampang. Cari aja pemain yang kemampuan lari dan tendangannya kenceng, giring bola, sampai depan gawang tendang. Peluang goalnya emang tinggi. Trik ini banyak yang sebel karena main jadi nggak seru.
ADVERTISEMENTS
4. Ada juga yang mainnya kotor. Pas striker kita nyerang, musuh suka menekel. Siapa nih yang main gini?
Satu-satunya cara untuk melawan orang yang mengandalkan Carlos sama Adriano adalah dengan main kasar. Pas mereka bawa bola, tekel aja terus. Syaratnya harus punya bek yang larinya cepet juga.
ADVERTISEMENTS
5. Dari merahin stamina pemain sendiri sampai pakai pemain buatan, inilah cara anak kecil ngerjain temannya. Jahil banget!
Suka ada bocah yang curangnya kelewatan. Sebelum main, dia ngatur pemainnya sendiri biar bagus. Pantesan pas main menang terus, ternyata curang.
6. Ada juga yang nggak mau gantian stick. Mentang-mentang udah enak, maunya pakai stick yang sama terus
Nggak enaknya main di rental, stick yang dipakai nggak bisa selalu enak. Kadang dapat yang nggak ada analognya. Minta diganti sama penjaga rentalnya seringnya nggak dibolehin. Kalau sudah begitu, kalau mau adil, harusnya stick-nya gantian. Tapi namanya bocah, maunya menang sendiri, nggak pada mau gantian. 😀
Begitulah hal-hal yang sering jadi prahara saat bocah main Winning Eleven. Kalau punya musuh yang curang seperti itu bikin males main. Tapi giliran kita yang main sendiri kadang melakukan hal-hal itu juga. Emang dasar bocah, sukanya cari ribut doang.