Media sosial seringkali menjadi “pelampiasan” peselancar dunia maya untuk memenuhi kebutuhan, apapun jenisnya. Dan satu hal yang pasti disebarkan atau dibagikan di berbagai platform media sosial adalah hiburan. Ada aja kreativitas warganet yang berhasil menarik perhatian dan menjadi bahan perbincangan sesama pengguna media sosial.
Namun tentu saja kreativitas-kreativitas ini memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang murni untuk menghibur warganet, tapi nggak sedikit pula yang membagikan hiburan ini demi mengumpulkan massa atau popularitas. Atau mungkin ada pula yang sengaja menyebarkan kabar nggak jelas sebagai “hiburan”. Seperti yang satu ini. Mungkin bagi dia lucu kali, ya, ada yang tertipu dengan hal sepele kayak gini.
ADVERTISEMENTS
Kerap terjadi, ada unggahan di Facebook dengan caption menyuruh warganet mengetikkan angka tertentu. Mirisnya, ada aja yang percaya
Kalau kamu sadar, hal-hal konyol seperti ini nggak hanya sekali atau dua kali saja terjadi. Tapi, sampai saat ini pun masih banyak yang percaya entah saking polosnya atau memang iseng aja. Dilihat dari angka, cukup fantastis memang. Sekitar 245 ribu pengguna Facebook menyumbang like untuk postingan ini. Belum lagi dibagikan sekitar 13 ribu kali. Namun yang paling mengejutkan adalah terdapat kurang lebih 344 ribu komentar hanya dalam sati postingan ini. Hal ini bukan tanpa alasan. Postingan ini mendapatkan perhatian yang besar sekali karena rasa penasaran warganet. Yups, foto yang memperlihatkan beberapa perempuan sedang berendam dalam air tersebut semakin membuat rasa penasaran warganet menggebu-gebu setelah caption yang ditulis oleh pengunggah: “Tadinya ngga percaya, setelah aku like foto ini dan ketik #2 airnya surut sendiri.. Jangan tegang ya. Lalu bagikan ke teman kalian..”
ADVERTISEMENTS
Boom! Hampir semua isi komentar tersebut menuruti caption yang ditulis oleh pemilik akun
Dilihat dari pernyataan itu saja, sebagian kita udah pasti sadar bahwa ini hanyalah tipuan belaka. Bagaimana mungkin sebuah foto yang di-like lalu diketik #2 bisa membuat foto tersebut berubah, dan airnya surut. Benar-benar kebohongan belaka, bukan? Namun sayangnya, masih banyak yang percaya dengan postingan sejenis ini. Buktinya, lebih dari 300 ribu orang memenuhi kolom komentar dengan “#2” seperti yang disuruh oleh pengunggah.
ADVERTISEMENTS
Postingan yang seperti ini sudah banyak contohnya. Apalagi yang membawa-bawa isu sensitif. Tapi tetap saja ada yang percaya
Kemungkinannya hanya tiga. Pertama, pengguna yang mau mengikuti instruksi dari pengunggah ini adalah pengguna media sosial amatir atau mungkin masih baru. Artinya, mereka mempercayai apa saja yang diunggah di media sosial. Mereka nggak bisa membedakan mana postingan yang benar adanya dan mana yang tipuan belaka. Orang-orang inilah yang ditakutkan menjadi sasaran untuk menyebarkan kebohongan atau ujaran kebencian. Orang-orang ini bisa dengan sangat mudah dipancing emosinya. Karena tanpa menyaring informasi terlebih dahulu, mereka mau saja mengikuti arahan atau instruksi dari pengunggah yang bahkan nggak mereka kenal.
Dan yang kedua, orang-orang ini adalah orang-orang yang haus akan konten-konten bersifat dewasa alias pikirannya mes*m. Demi melihat perempuan-perempuan tersebut mandi, mereka mau saja diperbodoh dengan disuruh menyukai dan mengomentari postingannya. Dengan iming-iming bahwa air yang ada di foto itu bakal surut. Yang benar saja!
Atau mungkin yang ketiga. Mereka adalah orang-orang yang mungkin pernah tertipu sebelumnya, lalu ingin menguji orang lain apakah akan tertipu juga atau nggak. Mereka menemukan bahwa di sinilah “hiburan”-nya. Ketika melihat orang lain ikut tertipu dan melakukan apa yang disuruh. Alhasil, kekonyolan seperti ini semakin menyebar luas.
Di antara tiga golongan tersebut, tentu saja golongan pertama yang paling kita khawatirkan. Kenapa? Karena mereka bisa jadi sasaran empuk untuk menyebarluaskan hal-hal negatif, kebohongan, ujaran kebencian dan lain sebagainya. Apalagi kalau sudah berhubungan dengan isu sensitif. Warganet-warganet ini dengan begitu mudahnya tersulut emosi dan percaya dengan postingan pengadu domba tersebut. Mereka tanpa sadar akan dijadikan sebagai boneka-boneka penyebar berita nggak jelas. Akhirnya, pengguna media sosial lainnya pun hanya terkungkung dalam masalah dan hal-hal negatif saja.
So, hal pertama yang harus dipahami sebagai pengguna media sosial adalah jangan percaya begitu saja tentang apapun yang ada di media sosial. Sebelum ikut menyebarkannya, kita harus menguji kebenarannya terlebih dahulu dengan mencari sumber lain misalnya. Jangan sampai kita ikut menyebarkan hal yang nggak kita mengerti ujung pangkalnya. Dengan begitu, kita bisa mengurangi penggunaan media sosial dalam hal-hal buruk.