Media sosial akhir-akhir ini bisa dibilang dipenuhi dengan isu-isu politik. Dukungan, pembelaan, atau “penyerangan” dari pendukung kubu yang satu pada kubu yang lain, diperlihatkan melalui unggahan-unggahan di berbagai platform media sosial. Sehingga setiap kita scrolling timeline, pasti ada saja postingan yang berbau politik.
Hal ini bagi sebagian orang adalah hal yang biasa, tapi bagi sebagian lagi justru cukup mengganggu. Karena selain membuat risih karena pertikaian kedua pendukung, hal-hal positif atau unggahan yang menghibur dan membahagiakan juga jadinya berkurang. Oleh karena itulah, ibarat oase di padang pasir, unggahan satu ini sempat bikin dunia maya adem. Perbedaan suku, agama, ras, dan status sosial yang selama ini dijadikan alat untuk menyerang rival, malah membawa kedamaian di unggahan ini.
ADVERTISEMENTS
Seorang pengguna Facebook bernama Wine Fallensky membagikan sebuah cerita tentang baby sitter atau pengasuhnya sejak 24 tahun lalu
Sebuah unggahan Facebook berhasil viral beberapa hari terakhir. Unggahan tersebut sudah dibagikan 6 ribu kali dan mendapatkan likes lebih dari 22 ribu. Seorang pengguna Facebook dengan akun bernama Wine Fallensky menceritakan tentang baby sitter atau pengasuh yang sudah menemaninya sejak kecil hingga berusia 24 tahun sampai sekarang.
Wine biasa memanggil pengasuhnya dengan panggilan Sus Yati. Wine bercerita bahwa selama 24 tahun ini, Sus Yati nggak pernah mengeluh. Beliau adalah seorang pekerja keras. Meski sudah tua dan pengen pensiun, tapi keadaan membuat Sus Yati harus tetap bekerja. Karena keluarganya di kampung membutuhkan kiriman uang.
Selain pekerja keras, menurut Wine, Sus Yati juga seorang yang sangat religius. Beliau sudah lama sekali bermimpi pergi ke tanah suci. Namun tabungannya selalu terpakai untuk kebutuhan keluarga. Oleh karena itulah Wine pengen menggunakan penghasilan pertamanya untuk memberangkatkan Sus Yati ke tanah suci.
Meski awalnya sempat nggak percaya, tapi keinginan Sus Yati berangkat umrah terlaksana berkat dibiayai oleh anak yang dia asuh sejak kecil
Awalnya, Sus Yati hanya tertawa mendengar keinginan Wine untuk memberangkatkannya umrah karena mengira Wine bercanda. Namun setelah seminggu diingatkan oleh Wine, akhirnya Sus Yati percaya. Dia pun mulai mencari travel untuk pergi umrah. Wine langsung mengambil paket yang paling lengkap agar di sana beliau nggak terlalu capek, lokasi hotel dekat, dan banyak fasilitas.
Selain itu, Wine sengaja mengambil paket lengkap karena kesal dengan tetangga yang nyinyir karena Sus Yati mendapatkan kesempatan beribadah di tanah suci. Mimpinya menjadi kenyataan, Sus Yati memeluk Wine dengan mata yang berkaca-kaca. Dia bahkan berjanji akan mendoakan Wine dan keluarganya di tanah suci nanti agar mendapat rezeki yang berlimpah.
Wine juga mengingatkan bahwa jangan pernah meremehkan profesi. Karena jika dilakukan dengan tulus, ikhlas, dan setia, pasti akan membawa kebahagiaan dan berkah. Mungkin Sus Yati nggak pernah terpikirkan kalau ternyata rezekinya berangkat ke tanah suci datang dari anak yang dirawatnya sejak kecil. Apalagi dengan keyakinan yang berbeda, mungkin Sus Yati atau yang lain juga nggak akan membayangkan kalau ibadahnya difasilitasi oleh seseorang yang berbeda agama.
Cerita ini pun mendapatkan apresiasi dari warganet. Apalagi dengan pesan yang disematkan, sangat pas dengan realitas media sosial saat ini
Apa yang dilakukan oleh Wine ini tentu mendapatkan apresiasi dari warganet lain. Dia nggak cuma menunjukkan bagaimana penghargaan terhadap pengasuhnya dan menghilangkan status sosial, serta bagaimana indah dan damainya perbedaan. Ya, meski memiliki keyakinan yang berbeda, Wine tetap menghormati Sus Yati sebagai seorang muslim yang taat, bahkan memfasilitasi mimpinya untuk bisa beribadah ke tanah suci. Dalam komentar-komentar yang ditulis warganet, latar belakang agama apa pun sama-sama memuji apa yang dilakukan Wine. Mereka juga mendoakan agar semoga Tuhan membalas kebaikan Wine terhadap Sus Yati ini.
Unggahan-unggahan seperti ini memang wajar untuk diviralkan. Apalagi di media sosial yang saat ini penuh dengan “pertikaian”. Apa pun dijadikan senjata untuk melawan satu sama lain. Nggak peduli itu status sosial hingga agama, semuanya kerap kali jadi tameng untuk melawan dan memukul mundur rival. Unggahan yang menunjukkan bagaimana indahnya perbedaan ini setidaknya jadi bukti bahwa masih banyak di luar sana yang bisa hidup berdampingan secara damai bahkan saling membantu satu sama lain. 🙂