Westlife merupakan kelompok musik asal Irlandia yang terbentuk pada bulan Juli 1998 silam. Dengan manajer Simon Cowell dan Louis Walsh, boyband ini awalnya beranggotakan enam orang hingga kini akhirnya dikenal dengan lima orang saja, yaitu Shane Filan, Kian Egan, Nicky Byrne, Mark Feehily, dan Bryan Mcfadden. Nggak hanya sukses di Irlandia, boyband ini juga sukses di Asia dan Britania Raya dengan keberhasilannya mencetak 13 single yang memuncaki tangga lagu antara tahun 1999 sampai 2005. Di balik kesuksesan itu, kamu sadar nggak kalau ternyata Westlife nggak mampu menembus pasar Amerika Serikat? Hmm.. kira-kira kenapa ya?
ADVERTISEMENTS
Sebelum mengeluarkan album perdananya berjudul Westlife pada November 1999, mereka sudah lebih dulu merilis EP (extended play) atau mini album. Tentu mendapat sambutan meriah di Eropa dan Asia, namun tidak untuk Amerika Serikat
Banyak kalangan umum menganggap Amerika Serikat sebagai kiblat musik dunia. Dan, gara-gara ini, apa kamu pernah tahu kalau ternyata boyband idolamu, Westlife ini disebut kalah dari M2M lantaran tak berhasil ngetop di Amerika? Di era keemasan keduanya, single perdana M2M bertajuk Don’t Say You Love Me dan single Swear It Again dari Westlife sempat berada di posisi yang berdekatan, yaitu posisi 20 untuk Westlife, dan 21 untuk M2M. Penjualannya pun relatif berimbang, sekitar 150 ribu keping. Setelahnya, dua lagu tersebut tak lagi naik posisinya dan malah langsung turun di minggu selanjutnya.
Kalahnya di mana? Pasca rilisnya Swear It Again, Westlife meluncurkan single If I Let You Go yang langsung bercokol di posisi puncak tangga lagu UK saat itu. Tak disangka, ternyata lagu If I Let You Go tidak menembus tangga lagu Billboard 100 (tangga lagu Amerika Serikat). Di sisi lain, nomor Mirror Mirror milik M2M langsung menempati posisi 62 di Billboard Hot 100 yang terkenal super kejam. Ya, sampai di sini gitu ya..
ADVERTISEMENTS
Nggak cuma Westlife, semoga kamu ingat dengan Take That dan Boyzone juga ya. Dua boyband UK yang sama tenarnya, tapi nggak populer di Amerika
Jelas saja, dengan fakta seperti ini penggemar musik dan industri Inggris kecewa. Hingga akhirnya, mereka pun dilanda euforia ketika Westlife dan Swear It Again-nya berhasil nongol di tangga lagu Amerika Serikat. Walau disebut kalah dari M2M, namun Westlife mengantongi hasil penjualan album dan single di luar Amerika 12 kali lipat lebih banyak dibanding seluruh penjualan album dan single dari M2M. Biar bagaimanapun, Amerika tetap jadi barometer musik paling penting di dunia.
ADVERTISEMENTS
Sebenarnya, bisa jadi musik Westlife ini disukai oleh masyarakat dunia, termasuk juga Amerika. Tapi, karena Westlife merupakan boyband, jadi ya…
“Kami sudah mengirimkan CD berjudul World of Our Own tanpa nama Westlife pada labelnya ke radio-radio Amerika. Mereka nggak tahu sama sekali kalau itu Westlife. Hingga akhirnya, semua radio di Amerika bilang bahwa ini benar-benar musik yang disukai masyarakat dan album ini akan jadi tren di radio-radio. Orang-orang akan mencintainya. Terlebih lagi ada sentuhan melodi rock dari gitarnya. Tapi, ketika kami berkata bahwa itu lagu dari Westlife, orang-orang itu langsung berkata sebaliknya: ‘Westlife adalah sebuah boyband, dan kami tidak menyukai musik pop’. Mau bagaimana lagi, kami nggak bisa meruntuhkan anggapan mereka terkait hal itu. Permasalahannya adalah kala itu semua orang dan kalangan terfokus pada radio. Jadi mau tidak mau kami harus bisa mendobrak dominasi tangga lagu di radio lebih dulu. Dan hingga saat ini, radio tidak mau memasukkan lagu-lagu boyband dan musik pop. Meskipun Bono (vokalis U2) menuliskan sebuah lagu kolaborasi dengan kami dan menjadi hits di dunia, tapi tetap akan gagal masuk pasar Amerika andai ada nama kami di sana,” jelas salah seorang personil Westlife, Nicky Byrne, dilansir dari Wikipedia.
Mungkin kamu bisa menyimpulkannya sendiri ya..
ADVERTISEMENTS
Alasan lainnya, sangat mungkin kalau selera musik Amerika kala itu bukanlah pop. Hip hop atau rapcore rock nampaknya lebih merajai di era 1999-2000an.
Sebutlah The Gorillaz, Linkin Park, Eminem, atau mungkin Limp Bizkit. Menurut banyak studi, bahkan sejak tahun 1960, musik hip hop sudah berpengaruh besar dalam industri musik di Amerika Serikat. Hip hop sendiri memiliki perbedaan yang amat fundamental dari musik pop, seperti pada melodi vokal dan harmoni. Lagipula biasanya begitu ketat persaingan untuk masuk pasar musik Amerika. Katakanlah kalau misal ada dua macam artis yang sama, dan satunya dari luar Amerika, maka yang diprioritaskan adalah produk Amerika sendiri. Sebagai contoh Little Mix asal Inggris misalnya tak juga masuk Amerika karena di sana sudah ada Fifth Harmony dengan aliran yang sama. Bukankah begitu?
ADVERTISEMENTS
Terakhir, boyband non-Amerika katanya sih nggak jago nge-dance. Kala itu sudah ada N’Sync dan 98 degrees yang lebih dipandang piawai berjoget mungkin?
Di era yang sama, Amerika juga punya boyband yang sudah lebih dulu ngetop. Kamu tahu N’Sync kan? Mereka punya popularitas yang luar biasa. Album kedua yang bertajuk No String Attached bahkan terjual lebih dari satu juta kopi dalam sehari. Mereka benar-benar menguasai musik dunia, kala itu. Berbagai konser musik yang menampilkan kelima pria ini pasti laris manis dan dipenuhi penonton. Pun begitu dengan 98 Degrees. Kalau N’Sync sama-sama popnya dengan Westlife, 98 Degrees hadir membawa pengaruh musik R&B dalam lagu-lagu mereka. Nah, kalau sama-sama pop, kenapa N’Sync bisa lebih tenar di Amerika? Perbedaan keahlian dance mungkin bisa jadi kandidat jawabannya.
Terlepas dari apapun, kamu masih nge-fans dengan Westlife kan? Biar nggak sampai Amerika, yang penting kamu bisa menikmati euforianya hingga Indonesia. Ahh jadi kangen Westlife nih~~~