Semenjak kehadiran teknologi LCD, televisi tabung perlahan-lahan mulai ditinggalkan. Di toko elektronik hari ini, sudah jarang ada yang menjual televisi tabung. Kalau pun ada, mereknya pasti asing di telinga dan harganya murah-murah. Dua tanda itu buruk sekali bagi sebuah alat elektronik. Sama halnya dengan hape dan kamera.
Zaman terus bergerak, kecanggihan teknologi membuat orang lebih memilih yang sudah LCD ketimbang tabung. Lebih canggih dan ringkas. Satu-satunya keunggulan yang tersisa dari TV tabung barangkali hanya kenangannya. TV tabung telah banyak berjasa di masa lalu. Banyak kejadian yang kocak banget kalau diingat tentang TV tabung. Yuk, nostalgia!
ADVERTISEMENTS
TV tabung menemani masa kecil kita, mulai dari nonton kartun sampai sinetron malam hari
Sebelum ada gawai, TV merupakan sumber hiburan di masa lalu. Masih pada inget nggak sih dulu nungguin hari minggu cuma karena pengen nonton kartun pagi hari? Doraemon, Detective Conan, Dragon Ball, YuGiOh, Hamtaro, dan kartun lainnya dulu kita saksikan lewat layar cembung khas TV tabung. Ketika malam menjelang, ada sinetron Tersanjung, Jinny Oh Jinny, Bidadari, Tuyul dan Mbak Yul, dan masih banyak lagi. Semua lewat TV tabung.
ADVERTISEMENTS
Kenangan main PS1 selalu terbayang saat melihat TV tabung
TV tabung akan selalu terkenang oleh anak 90-an. Tanpa TV tabung mungkin kita nggak akan bisa merasakan kebahagiaan main PS1. Layar buram dan kecil (15 inci) nggak menjadi masalah selama kita bisa main CTR, Winning Eleven, Bloody Roar sama teman.
ADVERTISEMENTS
Kita juga dulu pernah dimarahin emak gara-gara main magnet di dekat TV
TV tabung juga menjadi saksi masa kecil kita yang konyol. Pernah suatu hari emak marah gara-gara layar TV berubah warna. Dari yang tadinya normal jadi ada bercak-bercak hijau. Usut punya usut, bercak hijau itu bersumber dari magnet yang sering kita mainin di depan TV. Medan magnetnya merusak susunan cahaya pada layar TV. Ya, namanya juga bocah.
ADVERTISEMENTS
TV tabung layarnya suka menyempit sendiri, cara benerinnya harus digebuk. Barbar banget!
TV tabung punya penyakit yang nyebelin, layarnya suka menyempit sendiri saat sedang ditonton. Nah, untuk menyiasatinya, anak kecil punya cara berbeda dengan orang tua di rumah. Ketika ayah memilih membawanya ke tukang servis, anak kecil lebih memilih menggebuk tabungnya agar layarnya kembali normal. Kocaknya, cara itu terbukti bisa membetulkan layar seperti semula. Tapi, ya, cuma sesaat aja sih, besoknya bakal kumat-kumat lagi.
ADVERTISEMENTS
Ketika nggak ada remot, TV tabung bisa diganti pakai kaki
Satu lagi momen kocak yang pernah kita lalui bareng TV tabung adalah cara mengganti channel, mengatur volume, dan mematikannya. Pernah suatu ketika remotnya rusak, kita kesulitan mengganti channel lantaran mesti bangkit dari rebah terlebih dahulu. Kemudian kita menemukan cara kocak untuk mengganti channel, yaitu pakai kaki. Sambil rebahan, kaki kita menyasar tombol yang tersedia di bawah TV. TV sekarang mana bisa, yang ada malah jatuh TV-nya.
Itulah beberapa momen kocak yang bisa kita kenang dari TV tabung. Keberadaannya kini sudah terancam. Orang-orang sudah mulai beralih ke TV layar LCD.