Sebagai pasien, wajar jika kita kepo sama diagnosis dokter. Keingintahuan itu sirna saat melihat goresan tinta yang ternyata sukar dibaca. Memahami tulisan dokter sama sulitnya dengan membaca aksara Arab gundul. Kita hanya bisa menerka-nerka tanpa berani berspekulasi artinya. 😀
Hal inilah yang digegerkan oleh sebagian waganet saat membaca cuitan akun @collegemenfess. Mereka semua bingung atas foto diagnosis dokter yang diunggah sender. Akhirnya mereka berspekulasi satu per satu dengan niat menolong sendiri. Dengan keterbatasan pengetahuan, inilah 10 tafsiran mereka.
ADVERTISEMENTS
1. Salah satu warganet berspekulasi kalau tulisan itu terbaca Skizofrenia. Sebuah penyakit gangguan jiwa yang kerap terjadi pada remaja. Apakah benar?
Entahlah. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
2. Huruf “S” di depan dan berakhir dengan “N”, apakah itu “Suuzan”
Terlalu banyak berprasangka? via twitter.com
ADVERTISEMENTS
3. Kenapa jadi paracetamol sih?
Frustasi. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
4. Apa hubungannya dunia medis dengan sulap? Kenapa jadi simsalabim, haaah?!
Nggak nyambung. via twitter.com
ADVERTISEMENTS
5. Udah tahu dianya nggak suka, masih dideketin juga, rasain tuh sekarang kena vonis friendzone. Bandel sih dibilangin!
Siapa yang kayak gini? via twitter.com
ADVERTISEMENTS
6. Banyak dapat revisi dari dosen bikin mahasiswa ini nggak bisa baca. Kasihan kepikiran jadi sarjana terus -_-
Kasihan. via twitter.com
7. Nah, kumat lagi deh kebiasaan lawak. Nggak semua-semua mesti dibercandain!!!!1
Kenapa jadi Srimulat sih? via twitter.com
8. Masih ada yang bersikukuh bacanya “Suuzan”. Dikira dokternya rangkap ustaz juga kali, ya?
Kebanyakan mikir negatif. via twitter.com
9. Lah, malah nyanyi lagunya Nasida Ria -_-
Secara bentuk mendekati kata suasana. via twitter.com
10. Serem banget ada penyakit namanya Suzzanna. Kebanyakan makan melati kali sender-nya
Penggemar film horor mungkin dokternya. via twitter.com
Dari telaah warganet di atas masih menjadi misteri; mana yang benar. Dokter yang dikenal sebagai sosok berpengetahuan, ternyata tulisannya nggak jelas. Apakah disengaja? Ataukah aturannya yang begitu? Entahlah.
Kalau masih penasaran, kamu bisa bertanya pada orang-orang yang bekerja di lingkungan medis, semisal apoteker atau asisten dokter. Jelas jawaban keduanya bisa lebih dipercaya daripada warganet Twitter yang suka bercanda.