Sadarkah kamu kalau terkadang kebahagiaan dan ketenangan hadir dalam sepiring makanan?
Sewaktu pulang kerja, saya memutuskan menanak nasi dan menggoreng telur ceplok dengan tambahan sambal terasi. Sebelum menyuapkan sendokan pertama, saya membuka laptop dan mengetikkan Somebody Feed Phil pada kolom search aplikasi Netflix. Semula tampak biasa sampai akhirnya saya menelan ludah dan pengin makan lagi. Padahal, makanan saya sudah tak bersisa lagi.
Ternyata, bukan cuma piring makanan saya yang kosong, tapi juga kepenatan yang sedari lama menyesaki sebagian ruang dalam diri telah hilang. Rasanya plong~
Layar laptop masih menayangkan tiap adegan serial tersebut ketika saya sepakat dengan pernyataan seorang teman sepekan lalu. Katanya, beberapa tontonan lebih dari sekadar membuat penontonnya lapar tiba-tiba. Mengandalkan tema kuliner yang dikemas dengan ringan, tontonan-tontonan itu menawarkan perjalanan untuk pulih kepada penonton. Melalui setiap adegan dan ceritanya, saya diajak untuk melepaskan penat dan lelah secara perlahan sampai semuanya tanggal.
Nah, tontonan bertema kuliner ini sayang sekali kalau saya simpan sendiri. Kamu mungkin membutuhkannya juga saat tekanan hidup mulai menyerang.
ADVERTISEMENTS
1. Midnight Diner: Tokyo Stories adalah serial ‘segar’, berisi narasi kehidupan orang-orang dari beragam latar belakang yang muncul saat kebanyakan orang sedang tidur nyenyak
Premis drama ini simpel. Ya, cerita tentang orang-orang Jepang yang mampir ke kedai makan tengah malam untuk mengisi perut. Ketika kebanyakan orang sudah terlelap, justru beberapa orang dengan cerita-cerita uniknya muncul. Terkadang, cerita yang dibagikan menunjukkan sisi paling terang dan jujur ketika senyap dan gelap sedang di puncaknya.
Melalui hidangan yang dipesan, orang-orang membagikan relasi uniknya dengan makanan tersebut. Lewat dorama yang season pertamanya tayang tahun 2016 ini, saya paham kalau makanan bukan hanya sesuatu yang disantap dan dicerna oleh tubuh, lalu selesai. Di balik setiap hidangan, tersimpan cerita dan kaitan ajaib yang cuma bisa dirasakan antara makanan itu dan orang yang memakannya. Rasanya mungkin seperti saat saya memakan tempe goreng, kuliner favorit saya sejak kecil.
Drama yang season keduanya meluncur pada tahun 2020 lalu ini masih mengisahkan hal yang sama: seorang pemilik tempat makan di Jepang dan para pelanggannya yang beragam. Diadaptasi dari serial komik yang berjudul sama, ditulis oleh komikus Yaro Abe, dorama ini memberikan cerita-cerita hangat dari para pelanggan warung makan tengah malam. Perbedaan latar belakang dan kisah hidup mereka serta hubungannya dengan kuliner tertentu menciptakan rasa haru, lucu, dan juga miris.
Ketika menonton Midnight Diner, rasanya saya tidak sendiri di dunia yang kadang kejam ini. Seakan saya mendapatkan kekuatan lagi usai mendengarkan kisah para pelanggan tersebut.
ADVERTISEMENTS
2. Melihat kegiatan memasak dalam Hokuoh Kurashi membuat kita merasa dekat dan tenang karena tayangan YouTube ini mengambarkan kehidupan sehari-hari yang kita jalani
Tontotan ini sangat cocok untukmu, terutama yang sedang merantau. Lewat keseharian yang singkat dari orang-lain, kamu seolah melihat kehidupanmu sendiri. Perasaan itulah yang saya rasakan juga ketika menonton kanal Hokuoh Kurashi atau Kitchen for Singles.
Dalam episode tertentu, kamu akan menyaksikan perempuan muda pulang bekerja. Ia tinggal sendirian di kamar sewanya. Dengan kepenatan yang tampak di raut wajah, ia memasak hidangan makan malamnya. Setiap proses memasak digambarkan dengan estetis dan pastinya memanjakan mata. Setelah makanan siap, ia menyantapnya dengan perasaan puas dan lega. Gambaran yang pas dan tepat untuk kamu yang tinggal jauh dari keluarga, ya.
Alih-alih merasa sedih dalam kesendirian, kamu justru diajak untuk menikmatinya sebagai bentuk me-time. Bukankah kita memang kadang membutuhkan waktu dengan diri sendiri? Tayangan ini mengandung pesan agar kita berbaik hati pada diri sendiri dengan memberi ruang untuk rehat setelah menjalani rutinitas.
Tayangan ini mengusung konsep Japandi, gaya hidup yang memadukan gaya Jepang dan Skandinavia. Tontonan ini dikemas sangat stylish dan elegan, tapi nggak terkesan berlebihan. Pokoknya pas banget untuk jadi ‘teman’ menenangkan tubuh dan pikiran.
ADVERTISEMENTS
3. Minum atau makan sendirian adalah anomali di tengah budaya Korea Selatan. Melalui drama Drinking Solo, fenomena itu menyimpan pesan agar kita punya kemampuan untuk nyaman dengan kesendirian
Di tengah masyarakat Korea Selatan yang memiliki budaya minum atau makan bersama rekan kerja atau teman-teman, minum dan makan sendirian jadi hal yang tabu dan aneh. Sementara itu, drama Drinking Solo justru menyajikan kebalikan dari budaya itu. Melalui pemeran utamanya, drama ini seolah ingin menunjukkan kalau minum atau makan sendirian bukan hal yang memalukan. Kan, ada kalanya kita memang ingin menikmati waktu sendiri.
ADVERTISEMENTS
Kamu sedang membaca konten eksklusif
Dapatkan free access untuk pengguna baru!