Bagikan Takjil Berbuka Kepada Mahasiswa, Dosen Nonmuslim ini Patut Diteladani. Toleransi Bikin Adem~

toleransi agama di kampus

Jadwal kuliah kerap kali berbenturan dengan aktivitasmu di luar kampus. Misalnya perkuliahan jam 11.oo WIB yang selesai pukul 13.oo WIB. Jelas itu mengganggu jadwalmu makan siang atau salat Zuhur. Mau nggak mau, kamu mesti mengalah dengan urusan kuliah, sebab menyangkut masa depanmu juga. Toh makan bisa ditunda dan salat bisa izin sebentar.

Namun bagaimana dengan jadwal kuliah yang berbenturan dengan waktu berbuka di bulan Ramadan ini? Ya, kalau mau buka tepat waktu kamu mesti membawa bekal minum dan cemilan sebelum masuk kelas. Kecuali jika dosenmu menyediakan makanan berbuka seperti dosen nonmuslim yang belakangan viral ini.

ADVERTISEMENTS

Viral kisah dosen nonmuslim yang hentikan pelajaran dan sediakan menu buka untuk anak didiknya yang berpuasa. Salut!


Belakangan viral kisah dosen nonmuslim yang menginspirasi. Kisah itu dibagikan oleh Andi Triwahyudi dalam laman Facebook-nya. Andi merupakan seorang mahasiswa kampus Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Dia mengisahkan perlakuan dosennya yang bikin salut.

Ketika itu dia ada jam kuliah pukul 17.00-19.30 WIB. Saat jam berbuka puasa tiba, dosennya memberhentikan kelas dan memberikan waktu bagi mahasiswanya yang berpuasa untuk berbuka. Nggak cuma itu, dosennya yang notabene nonmuslim itu juga menyediakan makanan dan minuman kepada mahasiswanya. Setelahnya satu kelas buka puasa bareng, baik yang muslim maupun yang non muslim.

Perlakuan dosen ini patut diteladani oleh siapa pun juga. Toleransi yang begini tolong dibanyakin, bikin adem soalnya!

Bagikan Takjil Berbuka Kepada Mahasiswa, Dosen Nonmuslim ini Patut Diteladani. Toleransi Bikin Adem~

Toleransi. via www.facebook.com

Apa yang dilakukan Pak Rusli (dosen Andi) patut diteladani. Meski dia nonmuslim, dia memberikan kesempatan bagi mahasiswanya untuk berbuka. Padahal kampusnya pun milik swasta, di mana umat muslim yang kuliah di sana tergolong minoritas. Meski jadi minoritas, Andi bercerita kalau dia mendapatkan perlakuan yang baik dari lingkungan kampus, termasuk dalam urusan beribadah.

Kabar ini tentu jadi oase kecil di tengah isu toleransi Indonesia yang belakangan tergerus oleh perlakuan ngaco oknum. Sedikit menarik waktu ke belakangan, tentu kamu masih ingat bahwa ada kabar dari Bekasi di mana ada warga yang penolakan pembangunan Pura. Atau ada lagi warga yang memotong nisan kuburan hanya karena almarhum bukan seiman. Tentu ini jauh dari ajaran toleransi dari agama mana pun.

Dosen Rusli mengajarkan bahwa meski minoritas dia masih mampu menghargai hak mayoritas, mestinya yang mayoritas juga begitu. Jangan malah menjadikan posisi mayoritas menjadi pembenaran untuk bertindak semena-mena kepada yang minoritas. Ayolah, bikin Indonesia jadi adem lagi buat ditinggali beragam suku, agama, dan budaya kayak dulu lagi.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Fiksionis senin-kamis. Pembaca di kamar mandi.

Editor

Senois.