Belakangan ini konten TikTok lagi rame banget menghiasi linimasa. Nggak cuma di media sosial aslinya, di linimasa media lain juga nggak kalah banyaknya. Kadang video-video tersebut menghibur, namun belakangan bikin sebel karena banyak yang bikin konten “merendah untuk meroket“.
Konten “merendah untuk meroket” bisa dicirikan dengan ketidaksesuaian pesan dengan gambaran video yang ditampilkan. Misalnya konten “alasan gue ditolak cewek”, pada isinya mereka menampilkan poin-poin merendah padahal kenyataan yang terlihat justru sebaliknya. Bilang buluk padahal dianya cantik, bilang rumahnya gubuk padahal yang terlihat adalah mewah, dan sebagainya. Keren? Enggak sama sekali! Ini alasannya.
ADVERTISEMENTS
1. Konten semacam itu sering kali hanya menjadi ajang untuk pamer kemewahan. Bagi orang yang pas-pasan, ada perasaan nyesek saat melihatnya
Lah 😭😭 gw apa kabar pic.twitter.com/ixG9x3NkIh
— OREN (@orendraa) March 5, 2020
Pembuat konten ini menganggap mobil Brio, motor Scoopy, jam Rolex adalah kekurangan, sehingga dia dijauhi teman. Apa kabar mereka yang ke mana-mana jalan kaki karena nggak punya kendaraan? Boro-boro jam tangan, jam dinding rumah aja mungkin dianggap barang mewah di rumahnya yang sepetak. Bikin sakit hati!
ADVERTISEMENTS
2. Dia punya segala sesuatunya mulai dari fisik sampai materi, tapi masih ngerasa kurang. Apakah itu namanya kalau bukan nggak bersyukur?
alasan terakhir “karena lo ga pandai dan gabisa bersyukur” jadi gaada yang mau sm lo. aamiin paling serius pic.twitter.com/bELmfTKeFP
— ci kunie (@imy0ursbb) March 12, 2020
Dia menempatkan semua hal yang dimilikinya jadi biang keladi nggak ada cowok yang mendekatinya. Padahal kenyataannya modal yang dimiliki justru kriteria yang banyak dicari orang. Nggak bersyukur banget. Nggak laku beneran baru tahu rasa lu! Huft.
ADVERTISEMENTS
3. Kelakuan mereka bukti nggak ada lagi yang menarik darinya selain fisik dan kemewahan. Jangan minder, kamu lebih bertalenta
Einstein dikenal karena kepintarannya, Messi karena keahliannya main bola, Adele karena suaranya bagus, orang-orang yang dikenal tanpa koar-koarlah yang sejatinya bisa dibilang keren. Sayang banget kalau kamu jadi iri apalagi rendah diri melihat kelakuan mereka.
ADVERTISEMENTS
4. Padahal dalam ajaran agama mana pun riya itu dilarang. Tapi kok malah pada begitu, ya? Hmmm!
Melihat banyaknya fakta kontradiktif dari bumbu-bumbu konten mereka sulit untuk percaya mereka beneran merendah. Tindakan ‘merendah’ paling hakiki dari mereka yang berlebih adalah tindak memublikasikan apa pun kelebihannya. Itu baru yang namanya merendah.
ADVERTISEMENTS
5. Bayangin kelakuan orang di TikTok ini dilakukan orang di dunia nyata. Keren enggak, ngeselin, iya!
Kelakuan merendah untuk meroket yang kini jadi tren TikTok ini sebenarnya bukan barang baru. Di keseharian kamu pasti sering menemui orang berkelakuan serupa. Sama-sama ngeselin!
Maksud hati merendah, kenyataan yang terlihat dari video selalu lebih megah dari bumbu kontennya. Keren enggak, malah bikin risih. Daripada bikin konten beginian, mending bikin tutorial cuci tangan, bikin masker, buat antipasi Corona. Atau joget-joget kayak biasanya aja deh, lebih menghibur daripada sekadar pamer.