Di era teknologi seperti ini, jenis kelamin anak-anak sudah bisa diketahui walaupun mereka masih di dalam kandungan. Berkat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang juga semakin naik tingkat, janin yang baru berusia 4 bulan pun sudah bisa diprediksi apakah ia berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Namun, prediksi di awal kehamilan ini bisa saja berubah. Yang awalnya diprediksi laki-laki, bisa saja nanti ternyata setelah lahir berjenis kelamin perempuan. Tapi bagaimana jika perubahan ini terjadi setelah anak-anak tersebut menginjak usia remaja? Hal inilah yang terjadi di sebuah desa yang ada di Kepulauan Carribean. Anak-anak perempuan mereka bisa saja berubah menjadi laki-laki di kemudian hari.
Di desa Salinas ini, anak yang terlahir perempuan bisa berubah jadi laki-laki saat usia mereka menginjak 12 tahun
Sebuah fenomena aneh tentang perubahan kelamin ini terjadi di desa Salinas, Kepulauan Carribean, Republik Dominika. Fenomena ini mulai diketahui sejak tahun 1970-an. Seorang dokter bernama Dr. Julianne Imperato langsung datang ke desa tersebut setelah mendengar kabar ada anak perempuan yang bertransformasi menjadi laki-laki. Dan ternyata bukan hanya kali itu saja, sekitar 1 di antara 90 anak yang lahir di desa itu, juga mengalami hal yang sama. Dan orang-orang Salinas menyebut anak-aak yang mengalami perubahan tersebut dengan “Guevedoces” atau terkadang disebut “Machihembras”, yang artinya “awalnya perempuan lalu jadi laki-laki”.
Pada masa pubertas tersebut, kelamin mereka berganti dimana penis mulai tumbuh
Perubahan yang dialami oleh “Guevedoces” ini terjadi saat mereka mulai memasuki masa pubertas atau sekitar umur 12 tahun. Anak-anak perempuan yang mengalami transformasi ini akan mengalami perubahan fisik seperti penis testis yang mulai tumbuh. Hormon testosteron mereka pun mulai berkembang. Sebenarnya nggak cuma di desa ini yang mengalami perubahan tersebut, tercatat di desa Sambian, Papua Nugini juga pernah terjadi hal yang sama. Namun bedanya, di Papua Nugini anak-anak ini dijauhi dan dianggap sebagai “laki-laki cacat” sedangkan di desa Salinas ini perubahan tersebut malah dirayakan.
Hal ini disebabkan oleh penyimpangan genetika yang sangat langka dan menyebabkan perubahan gender
Fenomena ini ternyata disebabkan oleh kelainan atau penyimpangan genetika yang terjadi pada anak-anak tersebut. Dalam bahasa ilmiah, fenomena ini disebut Pseudohermaphroditism (memproduksi sel telur dan juga sperma). Kelainan genetika yang langka ini terjadi karena hilangnya sebuah enzim yang terdapat dalam tubuh bayi saat masih di dalam kandungan. Enzim yang bernama dihidro testoteron tersebut menghalangi produksi dari satu jenis hormon sex laki-laki di dalam rahim. Sehingga alat kelamin laki-laki mereka tidak berkembang saat lahir dan lebih menyerupai organ intim perempuan. Saat memasuki masa pubertas lah alat reproduksi mereka mulai tumbuh dan berkembang. Hal ini dikarenakan hormon testosteron yang juga semakin berkembang.
Kira-kira gimana ya perasaan mereka yang mengalami perubahan ini? Beruntung warga di sana menerima perubahan ini bahkan dirayakan. Kalau nggak pasti anak-anak ini bakal merasa tersisih dari kehidupan sosial mereka.