Kalau kamu cowok dan ke mana-mana bawa motor, suatu kali pasti kamu pernah membiarkan seorang cewek membonceng (menumpang) kamu. Dia di belakang, kamu di depan. Bersama, kalian menerobos jalanan.
Percaya atau nggak, entah kamu lagi PDKT, udah lama pacaran, atau cuma teman sama cewek ini, semuanya bisa terlihat dari gaya boncengan kalian lho. Mereka yang pacaran tentu beda sama yang cuma teman. Mereka yang lagi PDKT apalagi.
Kamu sedang ada di tahap mana sih? Bingung juga? Langsung cek aja gimana gaya boncengan kalian berdua! :p
ADVERTISEMENTS
1. Tangannya di pundak? Itu tandanya si cewek belum terlalu siap sama kamu. Tapi, kalian sedang menuju ke arah itu.
Gaya boncengan yang satu ini lazim ditemukan di jalanan. Kenapa lazim? Karena banyak jomblo yang bertebaran se-antero nusantara dan sedang berjuang menemukan dermaga asmara. Tangan di pundak adalah batasan bahwa si cewek belum siap dijadikan dermaga bagi kapal renjana si pria. Persis seperti lagi boncengan sama tukang ojek.
Demi membatasi sikap, maka biasanya cewek-cewek ini menaruh tangannya di pundak, pengennya si di pinggang karena takut jatuh. Tapi apa boleh buat, dia enggak pengen bikin cowok kepedean.
Tangannya di pundak pas dia bonceng kamu? Ya udah, sabar aja. Dia belum siap, tapi sedang menuju ke arah itu.
ADVERTISEMENTS
2. Dari pundak turun ke pinggang. Tetap ada keraguan, meskipun salah satunya pengen segera jadian.
Nah, seiring berjalannya kendaraan melewati berbagai perempatan, si cewek biasanya makin tentram boncengan sama gebetannya. Tangannya mulai berani pegangan di pinggang (agak naik dikit). Tandanya mulai membuka hati dan obrolan. Kalau sudah begini, pasti si cowok udah siap nembak. Pastikan dirimu bertemu yang macam ini, karena kamu akan menemukan gesture nanggung yang gimana gitu. Bikin inget masa-masa pendekatan (bagi yang pacaran). Dan bikin ngenes bagi yang jomblo.
ADVERTISEMENTS
3. Akhirnya jadian! Makin yakin pegangan pinggang. Sembari melempar sumringahnya senyuman.
Huray! Akhirnya jadian. Dari pundak turun ke pinggang (atas dikit) dan kini ke pinggang yang sebenarnya. Senyumpun melebar dari kedua hati yang sedang dilanda asmara. Selain tangan yang berani pegang pinggang, Si Mbak sudah yakin untuk bersandar di pundak Si Mas. Pundak bukan lagi tempat bagi telapak tangan, melainkan untuk menaruh kepala. Tentunya, mereka berdua pasti deg-degan saking senengnya.
Ke mana aja bukanlah masalah, asalkan boncengan sama dia. Selamat ya!
ADVERTISEMENTS
4. Pacaran makin lama, bikin males peluk-pelukan. Sepanjang jalan, yang ada hanya obrolan.
Seiring berjalannya waktu, maka boncengan bukan lagi soal deg-deg’an, tapi obrolan panjang, yang bikin kesel pengguna jalan lainnya. Tiada lagi peluk-pelukan. Tangan cewek pun enggan menyentuh pinggang, walau dagu masih bersandar di pundak cowok. Perjalanan hanya akan diisi obrolan yang mulai padat. Tentang apa saja. Mungkin juga mereka berdua sedang membicarakan pasangan lain dan menebak-nebak status hubungan mereka dari gaya boncengannya.
ADVERTISEMENTS
5. Agak lama dikit, boncengan jadi biasa aja. Habis sudah bahan obrolan. Jadinya ya cuma diem-dieman.
Setelah pacaran bertahun-tahun, maka boncengan menjadi hal yang sangat biasa dan cenderung datar. Tiada sandaran pundak, pegangan di pinggangpun bukan tanda sayang, hanya gesture wajar supaya tak terjungkal. Perkaranya adalah segera sampai tujuan, bukan lagi soal perjalanan. Entah takut hujan, atau irit BBM.
Tapi alasan yang paling umum sih karena bahan obrolan sudah habis. Gimana enggak, boncengan mulu tiap hari. Nah, kalau di jalanan kamu melihat boncengan biasa macam ini, maka kamu harus mengapresiasi ketahanan hubungan mereka. Tangan di pinggang tanpa rasa sayang adalah gesture umum untuk pasangan yang sudah lama menjalin hubungan.
ADVERTISEMENTS
6. Karena enggak ada bahan obrolan, akhirnya ya menuai pertikaian. Boncengan jadi ajang cemberut-cemberutan.
Tapi kalau diem-diem’an macam itu terus dipelihara, maka akan timbul pertikaian. Pertama, karena boncengan menjadi hal yang membosankan. Oleh karena tiada lagi obrolan, maka duduknya jadi jauh-jauhan. Kedua, karena boncengan tak lagi menyenangkan dan tiada deg-deg’an dalam dada. Nah ini pertanda sedang ada perang dunia. Coba perhatikan raut wajahnya, kalau semua cemberut, berarti memang ada sesuatu yang harus segera dibicarakan. Tapi ingat, jangan tanyakan langsung ya, kecuali kamu mau digampar.
7. Terlalu banyak bertikai, pengennya putus dengan damai. Tetap mau boncengan, tapi cukup pegangan belakang
Pulang ke rumah, eh malah bertengkar beneran. Mulai ada perkataan putus dari salah satu pihak. Padahal, besoknya harus boncengan lagi buat kondangan. Jadi deh, boncengan berikutnya jadi ajang saling lempar kode ketidaknyamanan. Kalau dari sisi perempuan akan terlihat demikian. Dia masih mau boncengan, tapi pegangan tangan cukup di besi belakang. Inilah tanda menjauh yang paling mudah dibaca. Jadi kalau kamu lihat ada mbak-mbak boncengan begini dengan muka masam, maka sudah pasti, ada rencana putus di antara mereka berdua.
(Kecuali bule lho ya, karena entah mengapa, bule kalau bonceng selalu pegang besi belakang.)
8. Akhirnya putus. Ya gini, Boncengnya enggak tulus.
Pertengkaran tak bisa dihindari, ya udah deh akhirnya putus. Tapi masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Terpaksa, masih harus boncengan. Ketidaktulusan mulai terlihat. Si Mas memilih untuk membeli helm full face supaya rautnya tak kentara di antara sesama pengendara. Si Mbak memilih untuk memegang pundak, sebagai tanda bahwa tiada apa-apa di antara mereka. Bahkan, yang megang pundak cuma satu tangan. Tangan yang satunya bertumpu pada dengkul pribadi. Sebab, si Mbak memang masih takut terjungkal di jurang yang sama, yakni jurang hubungan mereka berdua.
9. Ada juga yang gengsi minta anterin mantan. Abang ojek jadi sasaran.
Tapi ada juga cewek mandiri yang sama sekali enggak mau mantan merasa direpoti. Dia memilih abang ojek yang selalu setia nunggu di perempatan. Sayangnya, helm miliknya masih di tempat mantan. Dan pas abang ojeknya enggak bawa helm cadangan. Jadi deh, Si Mbak boncengan tanpa pengaman kepala. Alhasil, rambutnya berterbangan, sama seperti seperti kisah cintanya yang berhamburan di berbagai perempatan. Tapi, kemandiriannya cukup diacungi empat jempol. Ya, mungkin agak baper dikit, tapi ya sudahlah, dia berhasil membuktikkan ketangguhannya.
10. Balikan pun gagal. Sedih, tapi hubungan ini tak bisa lagi diperjuangkan.
Sayang sekali, tiada lagi yang bisa diperjuangkan. Akhirnya putus juga. Boncengan menjadi medium untuk mengantarkan jiwa pada kenangan manis masa lampau. Si Mbak menjauh begitu rupa dan memasang muka kecut sembari bertumpu pada besi belakang. Si Mas pun hanya meratap sembari memperhatikan jalanan yang makin berdesakkan. Pengen ngobrol, tapi takut dibentak. Pengen bercanda, tapi kok takut disemprot. Ya sudah…
BONUS
Inilah Jomblo Kalap di Awal Tahun 2016
Si Mbak marah, dan dia menunjukkan bahwa saat ini, di tahun baru ini, dia tak lagi membutuhkan siapapun. Termasuk tukang ojek. Kelak, dia akan jadi raja jalanan.
Ini versi cowoknya
Namun, sayang si Mas justru nelangsa ditinggal kekasihnya. Jadilah dia pinjam lagi vespa pakdhenya, berharap ada aroma mantan yang tertinggal di jok belakang. Alhasil, dipeluknya vespa itu, entah sampai kapan.
Baru Putus. Rebutan Motor Kreditan
Sekalinya ketemu, eh malah rebutan motor. Ternyata, motor yang dipakai Si Mbak tadi adalah motor kredit bersama yang belum selesai cicilannya. Kini, si Mas meminta kembali motor itu. Tapi sayang Si Mbak merajuk..
Gimana? Sudah siap membuat cerita ketika jalanan mulai membosankan? Semoga itu semua membantumu untuk menciptakan imajinasi paling liar di jalanan. Ohiya, jangan lupa bayar cicilan, ya!
Kalau gaya Aditya Alkatiri boncengin pacarnya gimana ya?