Karen’s Diner, restoran asal Australia bakal buka cabang di Jakarta pada pertengahan Desember 2022 mendatang. Restoran yang menyediakan burger, kentang, dan sayap ayam ini melayani pelanggannya dengan cara tak biasa. Mereka jutek, mengolok-olok, bahkan terkesan sedikit memarahi pelanggannya. Dan nggak ada pelanggan yang bisa memberi bintang 1 karena pelayanan demikian. Wong, konsepnya memang begitu kok.
Nama Karen’s Diner sendiri terinspirasi dari kata Karen, julukan dari orang Barat untuk mereka yang menyebalkan, bikin jengkel, keras kepala, dan merasa benar sendiri. Karen juga dipakai untuk menggambarkan sosok yang suka bikin gaduh dan mengganggu sekitarnya.
Standar pelayanannya itu pula yang bikin banyak orang tertarik untuk makan di restoran ini. Banyak pelanggan yang mengunggah ke media sosial momen ‘keseruan’ mereka dimarahi dan memarahi pelayan sambil menikmati hidangan. Namun, meski restoran ini begitu diminati banyak orang, nyatanya ada beberapa tipe orang yang kayaknya lebih baik nggak usah makan di tempat ini. Coba deh cek, siapa tahu kamu salah satunya.
ADVERTISEMENTS
1. Tipe orang utama adalah si gampang tersinggung. Meskipun udah paham konsep pelayanannya, tetep aja sakit hati
Pelayanan yang ramah nggak akan kamu dapatkan di Karen’s Diner. Pelayan di sana dengan sangat terlatih akan jutek, ketus, bahkan sedikit marah saat melayani para pelanggan. Bagi kaum yang gampang tersinggung, tentu perlakuan seperti itu susah untuk diterima. Mungkin dari luar mereka akan terlihat chill seakan udah paham dengan konsep restoran ini. Namun, di dalam hati tetap aja rasanya nggak terima diperlakukan seperti itu sama pelayan restoran. Bukannya kenyang, pulang-pulang malah bawa beban pikiran.
ADVERTISEMENTS
2. Selanjutnya adalah orang yang fomo doang tapi nggak cari tahu lebih lanjut soal keunikan restoran ini
Karena konsep pelayanan nggak ramah ini terbilang unik, awal kemunculan Karen’s Diner memang cukup viral. Banyak orang beramai-ramai datang berkunjung untuk merasakan sensasi dimarahi oleh pelayan restoran. Hmm, emang terdengar agak aneh sih, tapi ya namanya juga lagi pengin tahu. Namun, di sinilah letak permasalahannya. Banyak orang di Indonesia yang hobi datang ke tempat-tempat viral cuma kerena pengin ngerasain hype-nya aja tanpa tahu betul soal tempat tersebut. Bisa-bisa pas dijutekin pelayan, orang-orang begini bakal langsung curhat di media sosial karena dilayani dengan kurang memuaskan. Ini sama aja bikin malu diri sendiri sih.
ADVERTISEMENTS
3. Penganut prinsip “tamu adalah raja” mending sadar diri lebih awal dan urungkan niatmu sekarang juga!
Penganut motto “tamu adalah raja” juga sebaiknya jangan repot-repot menginjakkan kaki di restoran ini. Pelayanannya nggak sejalan dengan prinsip hidup orang-orang yang penginnya dilayani dengan setulus hati. Soalnya, pelanggan lebih cocok dijadikan teman berantem para pelayan daripada disebut raja.
Di Karen’s Dinner, nggak akan ditemui sambutan hangat ketika pelanggan masuk ke restoran. Nggak ada juga kata ramah saat menawarkan daftar menu. Juga sangat jauh dari kesan sabar saat menjawab deretan pertanyaan pelanggan yang minta dijelaskan segala sesuatu. Bahkan, pelayan Karen’s Diner pun nggak bakal meletakkan pesanan dengan perlahan ke atas meja sambil mempersilakan pelanggan untuk menyantap. Mereka akan sedikit melempar pesanan itu seolah sedang marah.
ADVERTISEMENTS
4. Tipe orang yang pengin me time sambil makan, alangkah baiknya pilih restoran lain aja, ya
Biasanya, me time akan jadi waktu untuk menikmati waktu luang sambil mengistirahatkan pikiran sejenak dari kesibukan sehari-hari. Dan makan, jadi salah satu kegiatan yang cocok dilakukan sambil me time. Kalau kamu adalah tipe yang sering melakukan hal tersebut, tampaknya Karen’s Diner bukanlah tempat yang tepat. Para pelayan di tempat ini nggak cuma kasar dan jutek saat melayanimu. Mereka juga akan menertawakan dan mengolok-olokmu saat kamu makan. Emang seaneh itu peraturannya.
Pelanggan Karen’s Diner juga diharapkan untuk merespons balik perlakuan tadi sama kasarnya terhadap pelayan. Namun yang perlu diingat, baik pelanggan maupun pelayan dilarang melontarkan hinaan yang bernada rasis, seksis, dan homofobia, ya. Bagi yang pengen me time, tentu nggak punya banyak tenaga untuk meladeni olok-olokan dari para pelayan. Balik lagi ke tujuan awal me time yaitu untuk istirahat dan mengisi kembali semangat di dalam diri. Kecuali kamu memang tipe orang yang mengisi energi dengan cara seabsurd itu, ya sah-sah aja sih. Tapi emangnya ada ya orang kayak gitu?
Semoga keputusan Karen’s Diner untuk membuka cabang di Indonesia ini tepat, ya. Itung-itung warga Indonesia jadi punya alternatif tempat baru buat marah-marah selain di media sosial.
Oh iya, selain Jakarta, tampaknya Medan adalah kota berikutnya yang layak untuk membuka cabang Karen’s Diner. Kalau mau pakai pelayan langsung dari orang Medan, dijamin manajemen restoran ini nggak perlu waktu lama untuk melatih mereka marah-marah, jutek, dan ngegas~