Mengetahui bahwa akan memiliki buah hati lagi tentu menjadi kabar yang menggembirakan bagi pasutri. Kelahiran anak juga bisa membuat hubungan suami-istri makin erat dan bahagia. Rumah yang tadinya sepi secepatnya akan terisi tawa riang dan kelucuan bayi. Ya, kelahiran anak kerap kali membuat hubungan makin erat dan sarat akan kebahagiaan.
Kebahagiaan tadi mungkin sangat terasa bagi mereka para orang tua, tapi bagi kamu yang terlebih dahulu lahir—terkadang—justru menjadi dilema. Di satu sisi kamu senang memiliki adik yang bisa dijadikan teman main di rumah, namun di sisi lain kamu juga merasa cemburu karena perhatian orangtuanya terbagi dua, bahkan cenderung tercurah kepada adik bayi. Kelucuan-kelucuan terkait iri-tapi-sayang ini Hipwee coba ceritakan ulang dengan tajuk ‘Drama Kakak-Adik’. Selamat bernostalgia!
ADVERTISEMENTS
Drama ‘adik baru’ bermula dari sini. Saat itu kamu belum paham akan apa yang akan terjadi selanjutnya
ADVERTISEMENTS
Sampai perut ibu membesar, kamu mulai melihat ada perubahan dari sikap orang tua terhadapmu
ADVERTISEMENTS
Akhirnya hari itu tiba, adikmu lahir. Dan seringkali jenis kelaminnya nggak sesuai dengan yang kamu harapkan
ADVERTISEMENTS
Tanda-tanda diabaikan mulai terlihat, dan kamu terbakar api cemburu
ADVERTISEMENTS
Sampai akhirnya kamu cukup sebel karena iri dengan kehadiran adikmu yang kelihatannya lebih dinomor-satukan
ADVERTISEMENTS
Nggak cuma papa-mamamu, perhatian dari kakakmu juga direnggut olehnya. Lagi-lagi kamu baper karenanya
Sampai-sampai kecemburuan itu frontal kamu tunjukan pada orang-orang terdekat
Apalagi ditambah dengan muncul wacana perpindahan kamar tidur. Mau bicara tapi nggak punya daya, alhasil kamu mengalah saja
Saat itu kamu mulai merasa dunia sudah berubah. Rasanya kebahagiaan pergi menjauhi dirimu seorang
Setelah dibujuk mama dengan dibelikan ice cream seharga (hanya) Rp. 3000-an, kamu luluh dan kembali ke rumah. Harga diri kita dulu seharga ice cream 😀
Saat memiliki adik, orangtua biasanya mendidik pemahaman kita dengan perkataan ‘kamu sekarang sudah gede, sudah punya adik, jagain dong adiknya’. Mungkin kalau mama yang bilang masih bisa kamu tolak, tapi kala itu papa yang menyuruh
Terus yang paling sebel ketika adik nangis sendiri, tapi tiba-tiba kamu dianggap tersangka utama oleh orang tuamu. Kzl juga sih dulu kalau diinget lagi
Setelah itu hari-hari menjadi semakin sulit, akibat insiden itu orangtuamu merasa perlu mendidik dengan membebanimu tanggung jawab yang lebih: menjaga adik tidur!
Besoknya kamu berikan adikmu peringatan pertama. Tentu saja secara sembunyi-sembunyi, nggak seperti pada gambar ini
Esoknya kamu jaga adik lagi. Adikmu yang nggak terima dengan ancaman darimu kemarin, melakukan seranagan balik dengan ‘bom’!
Karena nggak terima, akhirnya kamu menyusun rencana …
Belum cukup sampai situ, akalmu selalu mendapat ide cemerlang untuk melakuannya
Setelah itu adik jadi menangis terus, mama bingung dan papa ikutan kalap karena jadwal yang sudah terencana dengan mama batal gara-gara ‘drama’ ini
Akhirnya kamu tersadar, meminta maaf dan mencoba memulai hidup baru dengan menerima adikmu apa adanya :”)
Setalahnya hubunganmu semakin membaik dan kalian makin cinta satu sama lain, layaknya Kirana dan Rumaysa. Sisterhood goal!
Kamu beranjak dewasa dan menjadi kakak yang bertanggung jawab atas keselamatan adikmu. Kamu rela mengorbankan segalanya
Itulah tadi secuil kisah yang (mungkin) pernah kamu lalui dalam hidup bersama keluarga serta adikmu. Meski nggak sepenuhnya sama, semoga ‘drama kakak-adik’ tadi bisa membuat kita sedikit bernostalgia dengan kisah bahagia masa kecil yang indah. Btw, apa momen yang paling berkesan dari hubunganmu dengan saudaramu—kakak dan juga adik? Tulis dikolom komentar, ya. 😀